BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama paling sedikit dua ribu
tahun, para filsuf barat meneliti
“alasan” dan “hasrat”, dua unsur
berbeda yang diyakini
bertentangan. Baru kemudian
pada pertengahan abad ke-19,
studi mengenai motivasi
memperlihatkan kaitan keduanya.
Ketika itu sangat dipengaruhi oleh
Teori Evolusi dari Charles Darwin
yang menyatakan bahwa manusia
berevolusi dalam pergulatan keras
dengan alam (Selection of
Natural).
Ahli Biologi dan Psikologi
menyatakan “hasrat” seperti itu
secara mekanis mengendalikan
tubuh manusia untuk memenuhi
kebutuhan badaniah-nya. Sebagai
contoh, seseorang yang merasa
lapar karena mengerutnya perut
yang kosong, akan termotivasi
untuk makan. Motivasi internal
seperti ini menjadi alasan yang
lebih diterima daripada alasan
eksternal, seperti alasan karena
mencium bau sedap makanan.
Sementara itu, beberapa
eksperimen yang diadakan oleh
seorang psikolog, R.S. Woodworth,
dengan cara persaingan
(competition), persaingan diri (self
competition) dan pembuatan jarak
(pace maker). Membuktikan
bahwa perangsang-perangsang
dapat menimbulkan “motif” untuk
mencapai tujuan.
A. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dari motif
dan motivasi?
Apa saja faktor yang
mempengaruhi motivasi?
Apa yang di maksud dari konasi
(kehendak) ?
Bagaimana pembagian dari
konasi (kehendak) ?
Apa saja aliran yang ada dalam
kehendak ?
Apa perbedaan konasi
(kehendak) dan motivasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motif secara etimologi, motif
dalam bahasa inggris motive,
berasal dari motion, yang berarti
“gerakan” atau “sesuatu yang
bergerak”, yang menunjuk pada
gerakan manusia sebagai “tingkah
laku”. Dalam psikologi motif
berarti rangsangan pembangkit
tenaga bagi terjadinya tingkah
laku itu.
Seringkali diartikan dengan istilah
dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan
jasmani untuk berbuat. Jadi motif
tersebut merupakan suatu driving
force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah-laku, dan di
dalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu. Setiap
tindakan yang dilakukan oleh
manusia selalu di mulai dengan
motivasi (niat).
Menurut Wexley & Yukl (dalam
As’ad, 1987) motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif,
dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif. Sedangkan
menurut Mitchell (dalam Winardi,
2002) motivasi mewakili proses-
proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya,
diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan
sukarela (volunter) yang diarahkan
ke tujuan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987)
mengemukakan bahwa motivasi
bertalian dengan tiga hal yang
sekaligus merupakan aspek- aspek
dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong
tingkah laku (motivating states) ,
tingkah laku yang di dorong oleh
keadaan tersebut (motivated
behavior) , dan tujuan dari pada
tingkah laku tersebut (goals or
ends of such behavior) . McDonald
(dalam Soemanto, 1987)
mendefinisikan motivasi sebagai
perubahan tenaga di dalam diri
seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi- reaksi
mencapai tujuan. Motivasi
merupakan masalah kompleks
dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini
berbeda karena setiap anggota
suatu organisasi adalah unik
secara biologis maupun psikologis,
dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula
(Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum
mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Karena kelakuan manusia itu selalu
bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan
tenaga yang memberi kekuatan
bagi tingkahlaku mencapai
tujuan,telah terjadi di dalam diri
seseorang.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi
adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu
perubahan pada diri sesorang yang
nampak pada gejala kejiwaan,
perasaan, dan juga emosi, sehingga
mendorong individu untuk
bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang
harus terpuaskan.
Dalam motif, pada umumnya
terdapat dua unsur pokok, yaitu
kebutuhan dan tujuan. Proses
interaksi timbal balik antara
kadua unsur ini terjadi dalam
tubuh manusia, walaupun dapat
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar
diri manusia. Karena itu, bisa saja
terjadi perubahan motivasi dalam
waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, setiap
tingkah laku manusia adalah hasil
dari hubungan timbal balik antara
tiga faktor, yaitu:
1. Dorongan spontan manusia,
yaitu dorongan yang tidak
ditimbulkan dengan sengaja.
Seperti dorongan seksual,
nafsu makan dan kebutuhan
akan tidur.
2. Ke-aku-an manusia, dimana
manusia menyetujui dorongan
spontan tadi untuk menjadi
miliknya, sehingga kemudian
menjadi sebuah “kejadian”.
Misalnya dengan menunda
makan, walaupun ia merasa
lapar.
3. Lingkungan hidup manusia.
Motif merupakan dorongan dalam
diri manusia yang timbul
dikarenakan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang ingin dipenuhi
oleh manusia tersebut. ada
beberapa kriteria motif, berikut
ini adalah motif-motif yang timbul
pada diri manusia ketika
berkomunikasi:
1. Motif informatif, yaitu
segala sesuatu yang
berhubungan dengan hasrat
untuk memenuhi kebutuhan
akan ilmu pengetahuan.
2. Motif hiburan, yaitu hal-hal
yang berkenaan untuk
mendapatkan rasa senang.
3. Motif integrasi personal,
merupakan motif-motif yang
timbul akibat keinginan
untuk memperteguh status,
kredibilitas, rasa percaya diri,
dll
4. Motif integratif sosial,
dimaksudkan untuk
memperteguh kontak sosial
dengan cara berinteraksi
dengan keluarga, teman,
orang lain.
5. Motif pelarian, merupakan
motif pelepasan diri dari
rutinitas, rasa bosan, atau
ketika sedang sendiri.
B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat
dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang
berasal dari dalam diri individu,
terdiri atas:
1. Persepsi individu mengenai
diri sendiri; seseorang
termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak
tergantung pada proses
kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk
bertindak;
2. Harga diri dan prestasi;
faktor ini mendorong atau
mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha
agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu
dalam lingkungan masyarakat;
serta dapat mendorong
individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-
harapan akan masa depan.
Harapan ini merupakan
informasi objektif dari
lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia
dimotivasi oleh kebutuhan
untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara
penuh, sehingga mampu
meraih potensinya secara
total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan
dan memberi respon terhadap
tekanan yang dialaminya.
5. Kepuasan kerja; lebih
merupakan suatu dorongan
afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai
goal atau tujuan yang
diinginkan dari suatu
perilaku.
b. Faktor Eksternal ; faktor yang
berasal dari luar diri individu,
terdiri atas:
1. Jenis dan sifat pekerjaan;
dorongan untuk bekerja pada
jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek
pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau
pilihan pekerjaan yang akan
ditekuni. Kondisi ini juga
dapat dipengartuhi oleh
sejauh mana nilai imbalan
yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud;
2. Kelompok kerja dimana
individu bergabung; kelompok
kerja atau organisasi tempat
dimana individu bergabung
dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku
individu dalam mencapai
suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok
atau organisasi ini dapat
membantu individu
mendapatkan kebutuhan akan
nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta
dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan
kiprahnya dalam kehidupan
sosial.
3. Situasi lingkungan pada
umumnya; setiap individu
terdorong untuk berhubungan
dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya;
4. Sistem imbalan yang
diterima; imbalan merupakan
karakteristik atau kualitas
dari objek pemuas yang
dibutuhkan oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku
dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai
imbalan yang lebih besar.
Sistem pemberian imbalan
dapat mendorong individu
untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan; perilaku
dipandang sebagai tujuan,
sehingga ketika tujuan
tercapai maka akan timbul
imbalan.
C. Pengertian Konasi
(Kehendak)
Kehendak adalah suatu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu. Kehendak itu merupakan
kekuatan dari dalam dan tampak
dari luar sebagai gerak-gerik.
Dalam realisasinya kehendak ini
bertautan dengan pikiran dan
perasaan.
Dalam arti lain, kehendak adalah
suatu kekuatan dari beberapa
kekuatan seperti uap dan listrik.
Kehendak juga adalah penggerak
manusia dan daripadanya timbul
gejala perbuatan yang hasil dari
kehendak dan segala sifat
menusia dan kekuatannya seolah-
olah tidur nyenyak sehingga
dibangunkan oleh kehendak.
Kehendak disebut juga dengan
azam, yang mana azam tersebut
datang dari keinginan yang
menang dan kemudian diikuti
dengan perbuatan.
Kehendak itu mempunyai dua
macam perbuatan, yaitu : kadang-
kadang ia menjadi pendorong dan
kadang-kadang ia menjadi
penolak.
Perbuatan terdapat 2
(dua) macam, yaitu :
1. Perbuatan bukan hasil
kehendak, yakni yang tidak
ada hubungannya dengan
kehendak. Seperti detak
jantung, bernafas dan
mengedipkan mata.
2. Perbuatan hasil dari
kehendak, kejujuran dan
keberanian timbul dari
kehendak yang mendorong
kekuatan manusia kepada
jalan tertentu atau kehendak
lain yang melarangnnya
kepada kehendak tertentu.
Demikian juga dusta dan
lainnya yang bersifat
negative.
Menurut Kahn, kehendak itu
adalah satu-satunya permata yang
menyinari dengan sinar tertentu.
Beliau juga membuka risalahnya
yang terkenal dalam ilmu akhlak,
dengan kata lain; “di dunia bahkan
diluarnya tidak ada sesuatu yang
bersifat dengan tiada ikatan atau
syarat, kecuali kehendak”. Maka
harta benda, pangkat, kesehatan
dan sebagainya bersifat baik
dengan syarat
mempergunakannya dalam tujuan
baik.
D. Bagian-bagian dalam
Kehendak
1. Dorongan-dorongan
(drives)
Dorongan adalah sesuatu
kekuatan dari dalam yang
mempunyai tujuan tertentu dan
berlangsung diluar kesadaran
kita. Pengertian lain dorongan
adalah desakan alami untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan
hidup dan merupakan
kecenderungan untuk
mempertahankan hidup. Dorongan
ini sudah ada sejak manusia lahir,
sering tidak disadari dan sering
lepas dari kontrolnya manusia.
Dorongan tersebut sangat erat
hubungannya dengan perasaan-
perasaan yang paling dalam.
Dorongan dalam hal ini
memiliki duia macam, yaitu :
a. Dorongan individual;
seperti dorongan untuk
makan, minum, berkelahi,
berjuang, merusak dan lain-
lain.
b. Dorongan social; seperi
dorongan seks/kelamin,
dorongan untuk hidup
berkawan, dorongan untuk
berbuat kebaikan, dorongan
hidup rukun, toleransi dan
lainnya.
2. Keinginan
Keinginan adalah dorongan nafsu
yang tertuju pada arah dan tujuan
tertentu. Jika dorongan telah
tertuju pada tujuan yang nyata/
konkret dan tertentu, misalnya
disitu akan terjadi dorongan keras
dan terarah pada suatu objek
tertentu, maka nafsu itu disebut
keinginan. Misalnya, nafsu makan
menimbulkan untuk memakan
sesuatu, nafsu kerja menimbulkan
keinginan untuk mengerjakan
kekuatan, dan berbagai nafsu
lainnya.
3. Hasrat
Hasrat dalah suatu keinginan
tertentu yang dapat di ulang-
ulang. Hasrat mempunyai
beberapa cirri, antara lain :
a. Hasrat meruapakan motor
penggerak perbuatan dan
kekuatan manusia;
b. Hasrat berhubungan erat
dengan tujuan tertentu, baik
positif maupun negative.
Positif berarti mencapai
sesuatu yang dianggap baik,
berharga atau bernilai,
sedangkan negative berarti
menghindari sesuatu yang
didak berharga atau tidak
berguna sama sekali.
c. Hasrat selamanya tidak
terpisah dari gejala mengenal
(kognisi) dan perasaan
(emosi). Dengan kata lain,
hasrat tidak dapat dipisahkan
dengan pekerjaan jiwa yang
lain.
d. Hasrat diarahkan pada
penyelenggaraan suatu tujuan,
maka didalam hasrat terdapat
penjelmaan kegiatan.
Gejala hasrat ini tidak hanya
terjadi pada manusia, tetapi
terjadi juga pada tumbuhan dan
hewan. Gejala tersebut disebut
gejala tropisme, yaitu yang
menyebabkan timbulnya gerak ke
suatu arah tertentu. Ini terjadi
jika mendapat rangsangan dari
luar semata, jadi tidak ada
pendorong dalam untuk tujuan
tertentu.
4. Kecenderungan
Keinginan-keingan yang sering
muncul atau timbul disebut
kecenderungan.
Kecenderungan
sama dengan kecondongan yang
merupakan hasrat aktif yang
menyuruh kita agar lekas
bertindak. Hal ini dapat
menimbulkan dasar kegemaran
terhadap sesuatu.
Paulhan, seorang psikolog
Perancis mengelompokan
kecenderungan tersebut sebagai
berikut :
a. Kecenderungan vital; lahap,
rakus sedang atau ‘matig’
kecenderungan minum-
minuman keras dan lain-lain.
b. Kecenderungan egoistis;
kikir, cinta diri,
individualistis, brutal,
menyendiri, narsistis atau
merasa paling ‘super’ dan
lainnya.
c. Kecenderungan social;
kecenderuangan berkumpul
dengan orang lain
(persahabatan), kerukunan,
gotong royong, dan
sebagainya.
d. Kecenderuangan abstrak;
jujur, adil, sadar akan
kewajiban, tanggungjwab,
munafik, menipu, mengecoh
dan lain sebagainya.
Kecenderungan disebut juga
kesiapan reaktif yang habitual.
Kecenderungan merupakan sifat/
watak kita yang disposisional
yaitu bukan merupakan
tingkahlaku itu sendiri. Akan
tetapi meruapak sesuatu yang
memungkinkan timbulnya
tingkahlaku dan mengarahkan
pada objek tertentu.
Kecenderungan sifatnya bukan
herediter yakni tidak dibawa
sejak lahir, juga tidak mekanistis
kaku seperti reflex dan
kebiasaan. Sifatnya bisa
sementara namun kadangkala
juga bisa bersifat menetap.
5. Hawa Nafsu
Hawa nafsu adalah hasrat yang
benar dan kuat yang dapat
menguasai seluruh fungsi jiwa
kita. Dan hawa nafsu itu bergerak
dan berkuasa didalam kesadaran.
Dalam pengertian ini nafsu
meruapakan Kecenderungan yang
kuat, hebat sekali sehingga bisa
mengganggu keseimbangan fisik.
Nafsu ini bisa menyingkirkan
pertimbangan akal. Dan
pengertian ahti
nurani, ,emyingkirkan pula segala
hasrat yang lainnya. Sebagai
contohnya adalah nafsu bermain
judi, nafsu meminum minuman
keras, nafsu membunuh dan nafsu
lainnya yang dapat menimbulkan
kepedihan dan kesengsaraan
hidup serta merusak lahir bathin.
Macam-macam pengekang
hawa nafsu adalah :
a. Mengekang nafsu dan
amarah; hal ini berarti jika
kita mudah terbawa amarah
dan selalu marah terhadap
sesuatu hal yang kecil dan
sepele dikatakan sebagai hal
yang buruk.
b. Mengekang nafsu dari susah
da marah, karena hal yang
demikian ini membawa
keseluruhan didalam
kemurnian hidup. Adapun
agar kita selamat di dunia ini
adalah dengan cara :
1) Dengan hidup akal
yang murni.
2) Dengan menguasai
diri dengan cinta
hidup, bukan bunih
diri dengan zuhud
dan menekan
syahwat tubuh.
c. Mengekang nafsu terhadap
keseimbangan dalam
syakhwat tubuh terutama
minuman keras dan
perempuan.
6. Kemauan
Kemauan adalah dorongan dari
dalam yang sadar, berdasarkan
pertimbangan pikiran dan
perasaan, serta seluruh pribadi
seseorang yang menimbulkan
kegiatanyang terarah pada
tercapainya tujuan tertentu yang
berhubungan dengan kebutuhan
hidup pribadinya.
Adapun yang menjadi cirri-ciri
kemauan adalah :
a. Gejala kemauan merupakan
dorongan dari dalam yang
dimiliki oleh manusia, karena
dorongan meruapakan sesuatu
yang disadari dan
dipertimbangkan.
b. Gejala kemauan erat dengan
satu tujuan. Kemauan
mendorong timbulnya
perhatian atau minat-minat,
mendorong gerak aktivitas
kea rah tercapainya suatu
tujuan. Maka gejala kemauan
menghendaki adanya aktivitas
pelaksanaan.
c. Gejala kemauan sebagai
pendorong timbulnya
perbuatan kemauan
didasarkan atas berbagai
pertimbangan, baik
pertimbangan akal atau
pikiran yang menentukan
benar salahnya perbuatan.
Kemauan ataupun
pertimbangan perasaan yang
menentukan baik buruknya,
halus tidaknya suatu
perbuatan.
d. Pada gejala kemauan tidak
hanya terdapat pertimbangan
piker dan perasaan saja,
tetapi seluruh pribadi
memberikan pertimbangan,
memberikan pengaruh, dan
memberikan corak pada
kehidupan manusia.
e. Didalam gejala kemauan
terdapat sikap aktif dan giat,
karena timbulnya dorongan
kemauan tertentu sekaligus
timbul tujuan apa yang akan
dicapai dengan dorongan itu.
Gejala kemauan akan diikuti
aktivitas yang disebut perbuatan
kemauan. Perbuatan kemauan
bukanlah aktivitas yang
kebetulan, tetapi merupakan
tindakan yang disengaja dan
terarah pada tercapainya suatu
tujuan.
E. Aliran dalam Kehendak
Kemauan itu bukanlah keinginan,
orang yang ingin belum tentu
mau, dan sebaliknya orang yang
mau belum tentu ingin. Menurut
Augustine, kemauan merupakan
pengendalian dari keinginan.
Kemauan tidak selamanya bebas.
Kemauan dapat bekerja, baik
secara paksaan ataupun dalam
bentuk pilihan sendiri. Kemauan
yang bebas adalah kemauan yang
sesuai dengan keinginan sendiri,
sedangkan kemauan yang terikat
adalah kemauan yang ditimbulkan
oleh kondisi kebutuhan yang
terbatas oleh norma social
ataupun kondisi lingkungan.
Kekuatan kemauan beraksi
apabila dipancing oleh adanya
usaha memenuhi kebutuhan. Bila
ditekankan pada kepentingan
pribadi, maka kemauan
mengaktualisasika diri sebagai
kekuatan mendorong untuk
mencapai tujuan. Bila ditekankan
pada segi lainnya, maka kemauan
mengaktualiasasikan diri sebagai
kekuatan yang menarik perbuatan
mencapai tujuan.
Dalam kehendak, terdapat 2 (dua)
aliran, yaitu :
a. Determinisme
Aliran ini menyatakan bahwa
manusia tidak mempunyai daya
pilih, jadi ia tidak memiliki
kehendak yang bebas. Semua
tindakan tertentukan tindakan
manusia, bagaimanapun
kompleksnya, semua dapat
diperhitungkan sebelumnya, kalau
orang mengingat dan tahu apa
saja yang dapat mempengaruhi
manusia. Jika sekarang belum
dapat menentukan dan
mengetahui sebelumnya apa yang
dapat dilakukan oleh manusia,
kebiasaannya, sikapnya dalam
menghadapi hal tertentu, itu
semuanya belum melengkapi kita
terhadap unsure yang
menentukan manusia itu.
Macam determinisme itu amat
banyak, dan tidak semua
mengajukan alasan yang sama.
Dalam hal ini, mereka sama :
dalam tindakannya, manusia tidak
dapat memilih, ia ditentukan.
b. Indeterminisme
Aliran ini merupakan kebalikan
dari aliran determinisme. Disebut
demikian karena menyatakan
bahwa manusia dalam
tindakannya tidak semata-mata
ditentukan. Bahwa tentu ada
sebab musabab dalam tindakan
manusia, sehingga tindakan itu
menjurus pada suatu arah, sama
sekali tidak disangkal. Tetapi
bagaimanapun juga banyaknya
pengaruh yang mendorong
tindakannya itu manusia lain tak
mungkin dapat memperhitungkan
seluruhnya secara pasti dan
positif.
Menurut aliran indeterminisme
bahwa manusia mungkin
mengubah jalan kejadian dalam
rangka situasi yang membatasi
dirinya dan mengubahnya tak
dapat diramalkan secara pasti.
Jadi, indeterminisme mengakui
adanya kehendak, yaitu daya
pilih.
Dalam penyelidikannya N. Ach
(1872) dan aliran Wurburg
mengajukan suatu momen yang
dinamakan sebagai momen
objektif. Disitu apa yang
diinginkan manusia itu ada, jadi
objek kehendak itu ada. Objek itu
hanya mungkin ada pada pikiran
atau cita-cita saja, mungkin juga
ada sesuangguhnya. Dalam
momen ini manusia lebih sadar
akan tindakannya yang akan
dilakukan, sedangkan ia belum
bertindak benar-benar. Disanalah
kekuatan kehendak yang amat
disadari, artinya mungkin terjadi
tindakan (kehendak itu).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konasi (kehendak) dan
motivasi saling memiliki
keterkaitan satu dengan yang
lainnya, akan tetapi memiliki
perbedaan yang tidak jauh
beda, karena konasi lebih
condong berasal dari apa yang
ada dalam diri manusia itu
sendiri, baik secara individu
maupun sosial, sedangkan
motivasi dapat berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri
ataupun berasal dari luar
yaitu orang lain atau faktor
lingkungan, yang
menimbulkan motif seseorang
untuk melakukan suatu
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh, 1998.
Psikologi Industri.
Yogyakarta:
Liberty.
Winardi, 1992.
Manajemen Prilaku
Organisasi.
Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Soemanto, Wasty,
1987. Psikologi
Pendidikan.
Jakarta: PT Bina
Aksara.
Abdul Mun’im
Qandil, Figur
Wanita Sufi :
Perjalanan Hidup
Rabi’ah Al
Adawiyah,
Surabaya, 1933.
Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam,
Ensiklopedi Islam
Jilid 4 , Cet. 4,
Ichtiar Baru,
Jakarta, 1997.
http://www.emzeth.com
Journey of life di 23.49