Selasa, 20 Mei 2014

Motiv dan motivasi 2

MOTIF DAN MOTIVASI
Secara etimologi, motif dalam
bahasa inggris motive, berasal dari
motion, yang berarti “gerakan”
atau “sesuatu yang bergerak”, yang
menunjuk pada gerakan manusia
sebagai “tingkah laku”. Dalam
psikologi motif berarti rangsangan
pembangkit tenaga bagi terjadinya
tingkah laku itu.
Dalam motif, pada umumnya
terdapat dua unsur pokok, yaitu
kebutuhan dan tujuan. Proses
interaksi timbal balik antara kadua
unsur ini terjadi dalam tubuh
manusia, walaupun dapat
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar
diri manusia. Karena itu, bisa saja
terjadi perubahan motivasi dalam
waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, sstiap
tingkah laku manusia adalah hasil
dari hubungan timbal balik antara
tiga faktor, yaitu:
1. Dorongan spontan
manusia, yaitu dorongan
yang tidak ditimbulkan
dengan sengaja. Seperti
dorongan seksual, nafsu
makan dan kebutuhan
akan tidur.
2. Ke-aku-an manusia,
dimana manusia
menyetujui dorongan
spontan tadi untuk
menjadi miliknya,
sehingga kemudian
menjadi sebuah
“kejadian”. Misalnya
dengan menunda makan,
walaupun ia merasa lapar.
3. Lingkungan hidup
manusia.
Motif merupakan dorongan dalam
diri manusia yang timbul
dikarenakan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang ingin dipenuhi
oleh manusia tersebut. ada
beberapa kriteria motif, berikut ini
adalah motif-motif yang timbul
pada diri manusia ketika
berkomunikasi:
1. motif informatif, yaitu
segala sesuatu yang
berhubungan dengan
hasrat untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu
pengetahuan
2. motif hiburan, yaitu
hal-hal yang berkenaan
untuk mendapatkan rasa
senang
3. motif integrasi
personal, merupakan
motif-motif yang timbul
akibat keinginan untuk
memperteguh status,
kredibilitas, rasa percaya
diri, dll
4. motif integratif sosial,
dimaksudkan untuk
memperteguh kontak
sosial dengan cara
berinteraksi dengan
keluarga, teman, orang
lain
5. motif pelarian,
merupakan motif
pelepasan diri dari
rutinitas, rasa bosan, atau
ketika sedang sendiri
MOTIF
Motif adalah keadaan dalam diri
subjek didik yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu. Motif boleh jadi timbul
dari rangsangan luar, seperti
pemberian hadiah bila seseorang
dapat menyelesaikan satu tugas
dengan baik. Motif semacam ini
sering disebut motif ekstrensik.
Tetapi tidak jarang pula motif
tumbuh di dalam diri subjek didik
sendiri yang disebut motif
intrinsik. Misalnya, seorang subjek
didik gemar membaca karena dia
memang ingin mengetahui lebih
dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif
intrinsik tentu selalu lebih baik,
dan biasanya berjangka panjang.
Tetapi dalam keadaan motif
intrinsik tidak cukup potensial
pada subjek didik, pendidik perlu
menyiasati hadirnya motif-motif
ekstrinsik. Motif ini, umpamanya,
bisa dihadirkan melalui penciptaan
suasana kompetitif di antara
individu maupun kelompok subjek
didik. Suasana ini akan mendorong
subjek didik untuk berjuang atau
berlomba melebihi yang
lain.Namun demikian, pendidik
harus memonitor suasana ini
secara ketat agar tidak mengarah
kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga
dihadirkan melalui siasat “self
competition”, yakni menghadirkan
grafik prestasi individual subjek
didik.Melalui grafik ini, setiap
subjek didik dapat melihat
kemajuan-kemajuannya sendiri.
Dan sekaligus membandingkannya
dengan kemajuan yang dicapai
teman-temannya.Dengan melihat
grafik ini, subjek didik akan
terdorong untuk meningkatkan
prestasinya supaya tidak berada di
bawah prestasi orang lain.
MOTIVASI
Pengertian Motivasi
Menurut Sartain (Purwanto, 1990:
61) mengatakan bahwa pada
umumnya suatu motivasi atau
dorongan adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu
organisme yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive).
Dari pernyataan Sartain di atas
bahwa motivasi timbul karena
adanya tujuan yang merupakan
perangsang untuk mengarahkan
tingkah laku seseorang dalam
melakukan sesuatu hal.
Menurut Mc. Donald (http://
akhmadsudrajat.wordpress.com/
2008/02/06/teori-teori-motivasi/)
motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya "feeling" dan di
dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari
pernyataan Mc. Donald di atas
bahwa motivasi itu terjadi karena
adanya tiga sebab, diantaranya.
a. Adanya tujuan, yang
berarti bahwa
seseorang akan
termotivasi jika orang
tersebut memiliki
suatu tujuan dalam
hidupnya. Contohnya
saja, seorang siswa
yang menginginkan
hasil atau nilai yang
bagus pada saat ujian
maka dia akan
termotivasi untuk
belajar lebih giat lagi.
b. Feeling (perasaan),
dalam hal ini motivasi
dapat timbul jika
didorong dengan
perasaa yang kuat
dalam mencapai suatu
tujuan.
c. Perubahan energi,
berarti bahwa
motivasi timbul jika
seseorang melakukan
usaha yang kuat.
Menurut Sutikno ( http://
akhmadsudrajat.wordpress.com/
2008/02/06/teori-teori-motivasi/ )
Motivasi ada dua, yaitu motivasi
Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi
ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas
dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi
ini timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa
mau melakukan sesuatu atau
belajar
Dari ketiga pernyataan diatas
dapat diartikan motivasi adalah
dorongan yang kuat dalam diri
seseorang untuk mencapai suatu
tujuan yang disertai dengan
perubahan energi dan
perasaan seseorang yang
dipengaruhi faktor dalam diri
seseorang dan faktor pengaruh dari
lingkungan di sekitar seseorang
tersebut. Dalam hal ini motivasi
dapat merubah kepribadian
seseorang. Dari mulai pribadi yang
buruk menjadi pribadi yang baik
ataupun sebaliknya, tergantung
dari tujuan yang ingin dicapai oleh
tiap orang.
Motivasi adalah dorongan
psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan.
Motivasi membuat keadaan dalam
diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku,
menurut Kartini Kartono motivasi
menjadi dorongan (driving force)
terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap
orang tidaklah sama, berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain.
Untuk itu, diperlukan pengetahuan
mengenai pengertian dan hakikat
motivasi, serta kemampuan teknik
menciptakan situasi sehingga
menimbulkan motivasi/dorongan
bagi mereka untuk berbuat atau
berperilaku sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh individu
lain/ organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar