Minggu, 27 Juli 2014
Yesus mengusir roh jahat
“cenderung” aman, namun sekarang Yesus mendatangi Gerasa dan bertemu dengan legion, hal ini tentu saja menggentarkan roh-
roh najis tersebut, itulah sebabnya mereka mempertanyakan apa urusan Yesus dengan
mereka. Secara kronologis ayat 8 mendahului ayat 7a. Ketika Yesus melihat orang yang kerasukan
tersebut, Yesus telah terlebih dahulu memerintahkan mereka untuk keluar dari tubuh orang tersebut. Namun roh-roh jahat
tersebut memohon kepada Yesus untuk tidak menyiksa mereka. Sebenarnya tidak ada jalan
lain bagi roh-roh tersebut untuk tidak mentaati perkataan Anak Allah tetapi kali ini Yesus mengijinkan adanya dialog dengan roh-roh jahat tersebut. Setelah roh-roh itu memohon supaya Yesus tidak menyiksa mereka, Yesus menanyakan nama mereka. Roh
jahat itu mengaku sebagai legion karena mereka banyak jumlah satu legio sekitar 5600 orang
prajurit. Kemungkinan besar jumlah yang sangat banyak itulah yang membuat orang yang kerasukan tersebut menjadi sangat kuat. Markus 5:10-13
Sekali lagi legion mengajukan permohonan kepada Yesus, kali ini mereka meminta untuk tidak diusir keluar dari daerah tersebut.
Mereka akan keluar dari tubuh orang itu tetapi berharap tidak diperintahkan untuk
keluar dari sana. jadi roh-roh jahat itu merasa lebih
aman berada pada teritori itu. Apapun alasan roh-roh jahat itu, Yesus memenuhi permintaan
mereka. Tidak jauh dari lokasi tersebut, di daerah perbukitan sejumlah besar babi ternakan yang sedang makan. Roh legion itu
meminta ijin kepada Yesus untuk merasuki babi-babi dan Yesus mengijinkan mereka
sehingga roh jahat yang banyak jumlahnya itu keluar dari tubuh orang tersebut lalu masuk
ke dalam babi-babi tersebut. Pada saat itu juga babi-babi itu berlari ke jurang dan melompat ke dalam laut dan mati tenggelam. Jumlah babi yang mati tersebut sangat banyak sekitar 2000 ekor. nyawa satu orang jauh lebih
berharga dari pada harta benda senilai 2000 ekor babi. “Kerugian” harta benda dalam jumlah besar tidak sebanding dengan
keselamatan SATU orang anak manusia. Markus 5:14-17
Peristiwa pelepasan dan kematian babi-babi itu segera di laporkan ke kota oleh para gembala babi dan orang-orang datang untuk
melihat apa yang telah terjadi. Apa yang mereka lihat mencengangkan mereka. Selama ini mereka tidak pernah bisa menguasai orang
yang kerasukan tersebut, berbagai usaha telah mereka lakukan tetapi tidak ada yang berhasil,
orang yang kerasukan itu terlalu kuat bagi
mereka. Namun ketika mereka datang mereka
melihat bahwa orang yang dulu kerasukan dan
berusaha mereka rantai itu kini duduk dengan
pakaian yang baik dan dalam kondisi normal. Yesus tidak menggunakan mantera-mantera
seperti yang biasa dilakukan oleh para dukun pada waktu itu. Yesus berbicara dengan penuh
kuasa dan otoritas dan detil peristiwa itu Diceritakan kepada orang-orang yang datang
dari kota itu oleh saksi mata kejadian itu. Mereka semua menjadi ketakutan, tetapi
sayangnya mereka tidak menerima Yesus berhubungan dengan babi-babi peliharaan mereka yang mati tenggelam, akhirnya mereka
memohon kepada Yesus untuk meninggalkan Daerah mereka. Kondisi sebelumnya sudah
cukup baik bagi mereka sehingga mereka berharap kerugian mereka tidak bertambah jika Yesus tetap ada di sana. Markus 5:18-20
Yesus ditolak sehingga Ia dan murid-muridNya harus meninggalkan daerah tersebut. Orang yang telah dibebaskan dari roh jahat itu memohon kepada Yesus untuk diijinkan pergi
bersamaNya. Permohonan ini sama dengan permohonan untuk menjadi murid Kristus.
Yesus tidak mengijinkannya untuk pergi bersamaNya karena Yesus melayani orang-orang Israel, kehadiran orang tersebut akan
menjadi masalah dalam pelayanan Yesus. Namun penolakan Yesus tersebut tidak berarti Yesus menolak orang tersebut menjadi muridNya, justru sebaliknya Yesus memberikan perintah kepadanya untuk pergi
kepada orang-orang sebangsanya dan menceritakan apa yang telah Allah perbuat dalam hidupnya. Hal ini menjadi unik karena
pada bagian yang lain Yesus memerintahkan orang tuli yang disembuhkan untuk tidak
menceritakan peristiwa tersebut padahal Lokasi mujizat tersebut juga berada di Dekapolis (7:36). Jadi Yesus memberinya
perintah khusus untuk memberitakan perbuatan Allah bukan karena orang tersebut
berasal dari bangsa kafir melainkan karena Kristus telah ditolak di daerah tersebut dan
melalui orang itulah nama Kristus bisa diberitakan dan keselamatan sampai kepada bangsa tersebut. Ia memberitakan kepada orang-
orang di Dekapolis apa yang telah Yesus lakukan terhadap dirinya dan orang-orang menjadi sangat kagum. Kemungkinan besar
orang yang dilepaskan dari legion ini cukup dikenal oleh orang-orang kota terdekat karena
ia pernah menjadi ancaman bagi mereka dan ia terlalu kuat untuk dilawan dan sangat berbahaya. Tetapi kini orang tersebut sudah menjadi orang normal bahkan sekarang menceritakan kepada banyak orang tentang Yesus yang telah menolongnya.
Air kehidupan
Tetapi AIR yang ditawarkan Yesus kepada
perempuan Samaria itu memiliki pemahaman
akan kehidupan yang kekal (bd. Yes 12:3).
Untuk mendapatkan air hidup ini mungkin kita
merasa sangat mudah, hanya percaya Tuhan
Yesus sebagai juru selamat . Teapi sanggupkah
manusia “meminumnya” (lih. Yoh 7:37) di
tengah kehidupan dunia yang menawarkan
berbagai kenikmatan semu.Tindakan minum air
ini bukanlah hanya sesaat , namun dilakukan
berkali-kali; yang berarti suatu tindakan yang
berkesinambungan atau berulang-ulang. Ada
tuntutan dan keharusan meminum AIR HIDUP
agar kita mampu menjalani persekutuan
sepanjang umur kita dengan sumbernya yaitu,
Yesus Kristus sendiri.
Yang patut digaris bawahi, tidak seorang
pun mampu meminum air hidup apabila
hubungannya terputus –putus dengan
sumber itu. Orang-orang seperti itu akan
menjadi, seperti yang dikatakan Petrus,
“mata air yang kering” (2Pet 2:17).
Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi, tetapi barangsiapa minum air yang
akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal.
Kisah tentang perempuan Samaria ini sungguh
menarik. Ia dapat disebut sebagai wanita
petualang cinta yang selalu haus dan
mendambakan kepuasan juga kebahagian,
sehingga ia selalu berganti-ganti suami. Pada
saat bertemu dengan Yesus, wanita ini sedang
tidak bersuami, namun hidup dengan laki-laki
yang bukan suaminya, seperti kata Yesus, “…
engkau sudah mempunyai lima suami dan yang
sekarang ada padamu, bukanlah
suamimu.” (Yohanes 4:18a). Ini menunjukkan
bahwa wanita tersebut mengalami kegersangan
dalam hidupnya.
Beruntung wanita Samaria tersebut bertemu
dengan Yesus sumber ‘air hidup’ itu, yang bisa
memberikan kepuasan sejati. Dengan cara-Nya
yang luar biasa, Tuhan Yesus menyatakan siapa
diriNya dan menegor kesalahan wanita itu. Dia
juga menunjukkan jalan yang benar untuk
mendapatkan kebahagian sejati, bukan
kepuasan semu seperti yang ditawarkan dunia.
Ini adalah kabar baik bagi setiap orang yang
mendambakan kebahagian sejati.
Kepuasan dan kebahagiaan dicari dan dikejar
oleh setiap orang yang ada di dunia ini.
Berbagai cara ditempuh oleh dunia untuk
mendapatkannya karena mereka beranggapan
bahwa kebahagiaan itu ada di dalam harta
benda dan materi. Kebahagiaan dan kepuasan
sejati hanya akan kita dapatkan di dalam Yesus
“Air Kehidupan”!
Yesus memperkenalkan dirinya sebagai Mesias.
Yesus bukan sekadar menjawab pertanyaan
perempuan ini, namun ingin menunjukkan
beberapa hal yang lebih penting dalam ibadah.
Ada pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih
penting daripada soal tempat. Prinsip-prinsip
itu juga patut menjadi renungan kita semua.
Jangan-jangan kita seperti orang-orang
Samaria yang tidak mengenal Allah yang kita
sembah? Semoga saja tidak. Kesempatan untuk
lebih mengenal Dia melalui firman-Nya atau
melalui pengalaman rohani kita harus kita
pergunakan sebaik mungkin. Kita dapat hidup
lebih baik dan bersekutu dengan Tuhan bila
kita secara rutin meminum air kehidupan itu.
Relasi banyak orang dengan Tuhan pun tidak
jarang mengalami nasib yang sama. Dalam
bacaan kita, orang Yahudi dan orang Samaria
yang terperangkap dalam sudut pandangnya
masing-masing terhadap Tuhan, menghasilkan
dua cara berbeda dalam memercayai Allah dan
dua pusat ibadah kepada-Nya. Mereka lupa
bahwa Allah tak dapat diikat pada “tempat”.
Dan pasti Allah tidak mungkin dipikat hanya
dengan “cara” beribadah tertentu.
Jika kita meminum AIR KEHIDUPAN yang
ditawarkan –Nya maka ada Janji Tuhan
berlimpah dengan hal-hal yang kekal, terus-
menerus, tidak berkesudahan. Salah satunya
janji Yesus dalam percakapan-Nya dengan
perempuan Samaria. Yesus tidak menawarkan
air sumur biasa, tetapi air “yang terus-
menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal” (ay. 14). Air ini tersedia bagi siapa saja
yang haus dan menyambutnya dengan iman
(bandingkan Yoh. 7:38). Air ini bakal
memuaskan dahaga yang lebih dalam: dahaga
akan persekutuan dengan Allah yang tidak
dibatasi oleh tempat, tetapi mengalir di dalam
roh dan kebenaran (ay. 21-24). Persekutuan
yang tidak akan mengering, melainkan semakin
kuat memancar dari hari ke hari. Saya
bersyukur karena firman Tuhan tidak bergurau.
Berhentilah mencari dan mengejar kepuasan
duniawi, tinggalkan kenajisan dan kecemaran!
Mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Dan jika
kita mau meminum AIR KEHIDUPAN yang
diberikan olehNya, maka kita tidak akan haus
lagi, kita akan dipuaskan dan beroleh kelegaan,
bahkan AIR KEHIDUPAN itu akan menjadi
mata air di dalam diri kita yang terus menerus
memancar.