Tetapi AIR yang ditawarkan Yesus kepada
perempuan Samaria itu memiliki pemahaman
akan kehidupan yang kekal (bd. Yes 12:3).
Untuk mendapatkan air hidup ini mungkin kita
merasa sangat mudah, hanya percaya Tuhan
Yesus sebagai juru selamat . Teapi sanggupkah
manusia “meminumnya” (lih. Yoh 7:37) di
tengah kehidupan dunia yang menawarkan
berbagai kenikmatan semu.Tindakan minum air
ini bukanlah hanya sesaat , namun dilakukan
berkali-kali; yang berarti suatu tindakan yang
berkesinambungan atau berulang-ulang. Ada
tuntutan dan keharusan meminum AIR HIDUP
agar kita mampu menjalani persekutuan
sepanjang umur kita dengan sumbernya yaitu,
Yesus Kristus sendiri.
Yang patut digaris bawahi, tidak seorang
pun mampu meminum air hidup apabila
hubungannya terputus –putus dengan
sumber itu. Orang-orang seperti itu akan
menjadi, seperti yang dikatakan Petrus,
“mata air yang kering” (2Pet 2:17).
Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi, tetapi barangsiapa minum air yang
akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal.
Kisah tentang perempuan Samaria ini sungguh
menarik. Ia dapat disebut sebagai wanita
petualang cinta yang selalu haus dan
mendambakan kepuasan juga kebahagian,
sehingga ia selalu berganti-ganti suami. Pada
saat bertemu dengan Yesus, wanita ini sedang
tidak bersuami, namun hidup dengan laki-laki
yang bukan suaminya, seperti kata Yesus, “…
engkau sudah mempunyai lima suami dan yang
sekarang ada padamu, bukanlah
suamimu.” (Yohanes 4:18a). Ini menunjukkan
bahwa wanita tersebut mengalami kegersangan
dalam hidupnya.
Beruntung wanita Samaria tersebut bertemu
dengan Yesus sumber ‘air hidup’ itu, yang bisa
memberikan kepuasan sejati. Dengan cara-Nya
yang luar biasa, Tuhan Yesus menyatakan siapa
diriNya dan menegor kesalahan wanita itu. Dia
juga menunjukkan jalan yang benar untuk
mendapatkan kebahagian sejati, bukan
kepuasan semu seperti yang ditawarkan dunia.
Ini adalah kabar baik bagi setiap orang yang
mendambakan kebahagian sejati.
Kepuasan dan kebahagiaan dicari dan dikejar
oleh setiap orang yang ada di dunia ini.
Berbagai cara ditempuh oleh dunia untuk
mendapatkannya karena mereka beranggapan
bahwa kebahagiaan itu ada di dalam harta
benda dan materi. Kebahagiaan dan kepuasan
sejati hanya akan kita dapatkan di dalam Yesus
“Air Kehidupan”!
Yesus memperkenalkan dirinya sebagai Mesias.
Yesus bukan sekadar menjawab pertanyaan
perempuan ini, namun ingin menunjukkan
beberapa hal yang lebih penting dalam ibadah.
Ada pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih
penting daripada soal tempat. Prinsip-prinsip
itu juga patut menjadi renungan kita semua.
Jangan-jangan kita seperti orang-orang
Samaria yang tidak mengenal Allah yang kita
sembah? Semoga saja tidak. Kesempatan untuk
lebih mengenal Dia melalui firman-Nya atau
melalui pengalaman rohani kita harus kita
pergunakan sebaik mungkin. Kita dapat hidup
lebih baik dan bersekutu dengan Tuhan bila
kita secara rutin meminum air kehidupan itu.
Relasi banyak orang dengan Tuhan pun tidak
jarang mengalami nasib yang sama. Dalam
bacaan kita, orang Yahudi dan orang Samaria
yang terperangkap dalam sudut pandangnya
masing-masing terhadap Tuhan, menghasilkan
dua cara berbeda dalam memercayai Allah dan
dua pusat ibadah kepada-Nya. Mereka lupa
bahwa Allah tak dapat diikat pada “tempat”.
Dan pasti Allah tidak mungkin dipikat hanya
dengan “cara” beribadah tertentu.
Jika kita meminum AIR KEHIDUPAN yang
ditawarkan –Nya maka ada Janji Tuhan
berlimpah dengan hal-hal yang kekal, terus-
menerus, tidak berkesudahan. Salah satunya
janji Yesus dalam percakapan-Nya dengan
perempuan Samaria. Yesus tidak menawarkan
air sumur biasa, tetapi air “yang terus-
menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal” (ay. 14). Air ini tersedia bagi siapa saja
yang haus dan menyambutnya dengan iman
(bandingkan Yoh. 7:38). Air ini bakal
memuaskan dahaga yang lebih dalam: dahaga
akan persekutuan dengan Allah yang tidak
dibatasi oleh tempat, tetapi mengalir di dalam
roh dan kebenaran (ay. 21-24). Persekutuan
yang tidak akan mengering, melainkan semakin
kuat memancar dari hari ke hari. Saya
bersyukur karena firman Tuhan tidak bergurau.
Berhentilah mencari dan mengejar kepuasan
duniawi, tinggalkan kenajisan dan kecemaran!
Mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Dan jika
kita mau meminum AIR KEHIDUPAN yang
diberikan olehNya, maka kita tidak akan haus
lagi, kita akan dipuaskan dan beroleh kelegaan,
bahkan AIR KEHIDUPAN itu akan menjadi
mata air di dalam diri kita yang terus menerus
memancar.
Minggu, 27 Juli 2014
Air kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar