Minggu, 27 Juli 2014
Yesus mengusir roh jahat
“cenderung” aman, namun sekarang Yesus mendatangi Gerasa dan bertemu dengan legion, hal ini tentu saja menggentarkan roh-
roh najis tersebut, itulah sebabnya mereka mempertanyakan apa urusan Yesus dengan
mereka. Secara kronologis ayat 8 mendahului ayat 7a. Ketika Yesus melihat orang yang kerasukan
tersebut, Yesus telah terlebih dahulu memerintahkan mereka untuk keluar dari tubuh orang tersebut. Namun roh-roh jahat
tersebut memohon kepada Yesus untuk tidak menyiksa mereka. Sebenarnya tidak ada jalan
lain bagi roh-roh tersebut untuk tidak mentaati perkataan Anak Allah tetapi kali ini Yesus mengijinkan adanya dialog dengan roh-roh jahat tersebut. Setelah roh-roh itu memohon supaya Yesus tidak menyiksa mereka, Yesus menanyakan nama mereka. Roh
jahat itu mengaku sebagai legion karena mereka banyak jumlah satu legio sekitar 5600 orang
prajurit. Kemungkinan besar jumlah yang sangat banyak itulah yang membuat orang yang kerasukan tersebut menjadi sangat kuat. Markus 5:10-13
Sekali lagi legion mengajukan permohonan kepada Yesus, kali ini mereka meminta untuk tidak diusir keluar dari daerah tersebut.
Mereka akan keluar dari tubuh orang itu tetapi berharap tidak diperintahkan untuk
keluar dari sana. jadi roh-roh jahat itu merasa lebih
aman berada pada teritori itu. Apapun alasan roh-roh jahat itu, Yesus memenuhi permintaan
mereka. Tidak jauh dari lokasi tersebut, di daerah perbukitan sejumlah besar babi ternakan yang sedang makan. Roh legion itu
meminta ijin kepada Yesus untuk merasuki babi-babi dan Yesus mengijinkan mereka
sehingga roh jahat yang banyak jumlahnya itu keluar dari tubuh orang tersebut lalu masuk
ke dalam babi-babi tersebut. Pada saat itu juga babi-babi itu berlari ke jurang dan melompat ke dalam laut dan mati tenggelam. Jumlah babi yang mati tersebut sangat banyak sekitar 2000 ekor. nyawa satu orang jauh lebih
berharga dari pada harta benda senilai 2000 ekor babi. “Kerugian” harta benda dalam jumlah besar tidak sebanding dengan
keselamatan SATU orang anak manusia. Markus 5:14-17
Peristiwa pelepasan dan kematian babi-babi itu segera di laporkan ke kota oleh para gembala babi dan orang-orang datang untuk
melihat apa yang telah terjadi. Apa yang mereka lihat mencengangkan mereka. Selama ini mereka tidak pernah bisa menguasai orang
yang kerasukan tersebut, berbagai usaha telah mereka lakukan tetapi tidak ada yang berhasil,
orang yang kerasukan itu terlalu kuat bagi
mereka. Namun ketika mereka datang mereka
melihat bahwa orang yang dulu kerasukan dan
berusaha mereka rantai itu kini duduk dengan
pakaian yang baik dan dalam kondisi normal. Yesus tidak menggunakan mantera-mantera
seperti yang biasa dilakukan oleh para dukun pada waktu itu. Yesus berbicara dengan penuh
kuasa dan otoritas dan detil peristiwa itu Diceritakan kepada orang-orang yang datang
dari kota itu oleh saksi mata kejadian itu. Mereka semua menjadi ketakutan, tetapi
sayangnya mereka tidak menerima Yesus berhubungan dengan babi-babi peliharaan mereka yang mati tenggelam, akhirnya mereka
memohon kepada Yesus untuk meninggalkan Daerah mereka. Kondisi sebelumnya sudah
cukup baik bagi mereka sehingga mereka berharap kerugian mereka tidak bertambah jika Yesus tetap ada di sana. Markus 5:18-20
Yesus ditolak sehingga Ia dan murid-muridNya harus meninggalkan daerah tersebut. Orang yang telah dibebaskan dari roh jahat itu memohon kepada Yesus untuk diijinkan pergi
bersamaNya. Permohonan ini sama dengan permohonan untuk menjadi murid Kristus.
Yesus tidak mengijinkannya untuk pergi bersamaNya karena Yesus melayani orang-orang Israel, kehadiran orang tersebut akan
menjadi masalah dalam pelayanan Yesus. Namun penolakan Yesus tersebut tidak berarti Yesus menolak orang tersebut menjadi muridNya, justru sebaliknya Yesus memberikan perintah kepadanya untuk pergi
kepada orang-orang sebangsanya dan menceritakan apa yang telah Allah perbuat dalam hidupnya. Hal ini menjadi unik karena
pada bagian yang lain Yesus memerintahkan orang tuli yang disembuhkan untuk tidak
menceritakan peristiwa tersebut padahal Lokasi mujizat tersebut juga berada di Dekapolis (7:36). Jadi Yesus memberinya
perintah khusus untuk memberitakan perbuatan Allah bukan karena orang tersebut
berasal dari bangsa kafir melainkan karena Kristus telah ditolak di daerah tersebut dan
melalui orang itulah nama Kristus bisa diberitakan dan keselamatan sampai kepada bangsa tersebut. Ia memberitakan kepada orang-
orang di Dekapolis apa yang telah Yesus lakukan terhadap dirinya dan orang-orang menjadi sangat kagum. Kemungkinan besar
orang yang dilepaskan dari legion ini cukup dikenal oleh orang-orang kota terdekat karena
ia pernah menjadi ancaman bagi mereka dan ia terlalu kuat untuk dilawan dan sangat berbahaya. Tetapi kini orang tersebut sudah menjadi orang normal bahkan sekarang menceritakan kepada banyak orang tentang Yesus yang telah menolongnya.
Air kehidupan
Tetapi AIR yang ditawarkan Yesus kepada
perempuan Samaria itu memiliki pemahaman
akan kehidupan yang kekal (bd. Yes 12:3).
Untuk mendapatkan air hidup ini mungkin kita
merasa sangat mudah, hanya percaya Tuhan
Yesus sebagai juru selamat . Teapi sanggupkah
manusia “meminumnya” (lih. Yoh 7:37) di
tengah kehidupan dunia yang menawarkan
berbagai kenikmatan semu.Tindakan minum air
ini bukanlah hanya sesaat , namun dilakukan
berkali-kali; yang berarti suatu tindakan yang
berkesinambungan atau berulang-ulang. Ada
tuntutan dan keharusan meminum AIR HIDUP
agar kita mampu menjalani persekutuan
sepanjang umur kita dengan sumbernya yaitu,
Yesus Kristus sendiri.
Yang patut digaris bawahi, tidak seorang
pun mampu meminum air hidup apabila
hubungannya terputus –putus dengan
sumber itu. Orang-orang seperti itu akan
menjadi, seperti yang dikatakan Petrus,
“mata air yang kering” (2Pet 2:17).
Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi, tetapi barangsiapa minum air yang
akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan
menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal.
Kisah tentang perempuan Samaria ini sungguh
menarik. Ia dapat disebut sebagai wanita
petualang cinta yang selalu haus dan
mendambakan kepuasan juga kebahagian,
sehingga ia selalu berganti-ganti suami. Pada
saat bertemu dengan Yesus, wanita ini sedang
tidak bersuami, namun hidup dengan laki-laki
yang bukan suaminya, seperti kata Yesus, “…
engkau sudah mempunyai lima suami dan yang
sekarang ada padamu, bukanlah
suamimu.” (Yohanes 4:18a). Ini menunjukkan
bahwa wanita tersebut mengalami kegersangan
dalam hidupnya.
Beruntung wanita Samaria tersebut bertemu
dengan Yesus sumber ‘air hidup’ itu, yang bisa
memberikan kepuasan sejati. Dengan cara-Nya
yang luar biasa, Tuhan Yesus menyatakan siapa
diriNya dan menegor kesalahan wanita itu. Dia
juga menunjukkan jalan yang benar untuk
mendapatkan kebahagian sejati, bukan
kepuasan semu seperti yang ditawarkan dunia.
Ini adalah kabar baik bagi setiap orang yang
mendambakan kebahagian sejati.
Kepuasan dan kebahagiaan dicari dan dikejar
oleh setiap orang yang ada di dunia ini.
Berbagai cara ditempuh oleh dunia untuk
mendapatkannya karena mereka beranggapan
bahwa kebahagiaan itu ada di dalam harta
benda dan materi. Kebahagiaan dan kepuasan
sejati hanya akan kita dapatkan di dalam Yesus
“Air Kehidupan”!
Yesus memperkenalkan dirinya sebagai Mesias.
Yesus bukan sekadar menjawab pertanyaan
perempuan ini, namun ingin menunjukkan
beberapa hal yang lebih penting dalam ibadah.
Ada pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih
penting daripada soal tempat. Prinsip-prinsip
itu juga patut menjadi renungan kita semua.
Jangan-jangan kita seperti orang-orang
Samaria yang tidak mengenal Allah yang kita
sembah? Semoga saja tidak. Kesempatan untuk
lebih mengenal Dia melalui firman-Nya atau
melalui pengalaman rohani kita harus kita
pergunakan sebaik mungkin. Kita dapat hidup
lebih baik dan bersekutu dengan Tuhan bila
kita secara rutin meminum air kehidupan itu.
Relasi banyak orang dengan Tuhan pun tidak
jarang mengalami nasib yang sama. Dalam
bacaan kita, orang Yahudi dan orang Samaria
yang terperangkap dalam sudut pandangnya
masing-masing terhadap Tuhan, menghasilkan
dua cara berbeda dalam memercayai Allah dan
dua pusat ibadah kepada-Nya. Mereka lupa
bahwa Allah tak dapat diikat pada “tempat”.
Dan pasti Allah tidak mungkin dipikat hanya
dengan “cara” beribadah tertentu.
Jika kita meminum AIR KEHIDUPAN yang
ditawarkan –Nya maka ada Janji Tuhan
berlimpah dengan hal-hal yang kekal, terus-
menerus, tidak berkesudahan. Salah satunya
janji Yesus dalam percakapan-Nya dengan
perempuan Samaria. Yesus tidak menawarkan
air sumur biasa, tetapi air “yang terus-
menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal” (ay. 14). Air ini tersedia bagi siapa saja
yang haus dan menyambutnya dengan iman
(bandingkan Yoh. 7:38). Air ini bakal
memuaskan dahaga yang lebih dalam: dahaga
akan persekutuan dengan Allah yang tidak
dibatasi oleh tempat, tetapi mengalir di dalam
roh dan kebenaran (ay. 21-24). Persekutuan
yang tidak akan mengering, melainkan semakin
kuat memancar dari hari ke hari. Saya
bersyukur karena firman Tuhan tidak bergurau.
Berhentilah mencari dan mengejar kepuasan
duniawi, tinggalkan kenajisan dan kecemaran!
Mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Dan jika
kita mau meminum AIR KEHIDUPAN yang
diberikan olehNya, maka kita tidak akan haus
lagi, kita akan dipuaskan dan beroleh kelegaan,
bahkan AIR KEHIDUPAN itu akan menjadi
mata air di dalam diri kita yang terus menerus
memancar.
Minggu, 15 Juni 2014
Makna menantikan Tuhan
Tuhan
by: Ely Baene.
Menanti-nantikan Tuhan berarti
Chasing & Still in God’s Presence.
Semua janji Tuhan akan dialami
oleh orang-orang yang menanti-
nantikan Tuhan . Tuhan menjamin
bahwa orang-orang yang menanti-
nantikan Tuhan tidak akan
mendapat malu. “Maka engkau
akan mengetahui, bahwa Akulah
TUHAN, dan bahwa orang-orang
yang menanti-nantikan Aku tidak
akan mendapat malu." (Yes.49:
23b).
“Tidak akan mendapat malu”
artinya mendapat kemuliaan,
kehormatan, berkat, mujizat,
promosi pelipatgandaan,
kemurahan Tuhan. Penantian dan
pencarian kita akan pribadi Tuhan
akan membuahkan hasil yaitu
mengalami perjumpaan pribadi
dengan pribadi-Nya, menjadi satu
di dalam roh, jiwa, dan pikiran
Tuhan
Menanti-nantikan Tuhan berarti:
1. TETAP PERCAYA PADA YESUS
KRISTUS & BERPEGANG TEGUH
PADA JANJI-NYA
“Ya, semua orang yang
menantikan Engkau takkan
mendapat malu.” (Mzm.25:
3a). Dalam Alkitab versi FAYH
(Firman Allah Yang Hidup),
Mazmur 25: 3a tertulis: “Orang
yang beriman kepada Allah tidak
akan dipermalukan karena
mempercayai Dia.” Menanti-
nantikan Tuhan artinya tetap
beriman pada pribadi-Nya dan
berpegang teguh pada janji-Nya.
Mungkin situasi dan kondisi di
sekitarmu belum berubah, tapi
Anda tetap percaya bahwa firman-
Nya tidak berubah. Tujuh berkat
Abraham menjadi bagianmu.
2. MENGANDALKAN TUHAN
“Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya
sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN! Ia
akan seperti semak bulus di
padang belantara, ia tidak akan
mengalami datangnya keadaan
baik; ia akan tinggal di tanah
angus di padang gurun, di negeri
padang asin yang tidak
berpenduduk. Diberkatilah orang
yang mengandalkan TUHAN, yang
menaruh harapannya pada
TUHAN!” (Yer.17: 5-7). Orang yang
mengandalkan Tuhan, setiap hari
selalu memulai harinya dengan
mencari Tuhan. Bukan mengawali
harinya dengan memikirkan hal-hal
lain. Orang yang mengandalkan
Tuhan maka sikapnya adalah
selalu mencari dan mengutamakan
yang diandalkan. Contoh: saat
pagi hari setelah bangun tidur,
bagi orang yang mengandalkan
Tuhan maka orang itu akan
mencari wajah Tuhan lewat doa,
pujian penyembahan, dan
merenungkan firman Tuhan.
3. MENCARI TUHAN
“Sebab beginilah firman TUHAN
kepada kaum Israel: "Carilah Aku,
maka kamu akan hidup!
Janganlah kamu mencari Betel,
janganlah pergi ke Gilgal dan
janganlah menyeberang ke
Bersyeba, sebab Gilgal pasti
masuk ke dalam pembuangan dan
Betel akan lenyap." Carilah
TUHAN, maka kamu akan hidup,
supaya jangan Ia memasuki
keturunan Yusuf bagaikan api,
yang memakannya habis dengan
tidak ada yang memadamkan bagi
Betel.” (Amos 5: 4-6).
4. BERSUNGGUH HATI DENGAN
TUHAN
“Karena mata TUHAN menjelajah
seluruh bumi untuk melimpahkan
kekuatan-Nya kepada mereka
yang bersungguh hati terhadap
Dia.” (2 Taw.16: 9a). Daud pernah
berdoa untuk membulatkan
hatinya untuk takut akan Tuhan
(Mzm.86: 11). Sikap hidup takut
akan Tuhan dimulai dari sikap hati
yang bersungguh hati pada Tuhan.
Kunci mengalami terobosan,
mujizat, pelipatgandaan,
dan kemurahan Tuhan adalah
dalam tinggal diam
dan menanti-nantikan Tuhan.
Bukan menanti-nantikan berkat-
Nya
tetapi menanti-nantikan pribadi-
Nya.
Selasa, 20 Mei 2014
HAKIKAT ILMU BUDAYA DASAR DAN HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DENGAN TEKNOLOGI
HAKIKAT ILMU BUDAYA
DASAR DAN
HUBUNGAN ANTARA
KEBUDAYAAN DENGAN
TEKNOLOGI
Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang kosep-
konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Ilmu Budaya Dasar
semata-mata sebagai salah satu
usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pemikiran serta
kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan
tersebut Ilmu Budaya Dasar
Diharapkan dapat:
Mengusahakan penajaman kepekaan
mahasiswa terhadap lingkungan
budaya.
Memberi kesempatan pada
mahasiwa untuk memperluas
pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka
terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kedua hal tersebut.
Mengusahakan wahana komunikasi
para akademisi agar mereka lebih
mampu berdialog satu sama lain.
Para akademisi diharapkan akan
lebih lancar dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Dua masalah pokok yang dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkup Ilmu
Budaya Dasar. Kedua masalah pokok
ialah:
Aspek kehidupan yang seluruhnya
merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya yang dapat
didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya, baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) di
dalam pengetahuan budaya, maupun
secara gabungan (antar
bidang )berbagai disiplin dalam
pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu
(universal), namun banyak
perbedaan- perbedaan antara
manusia yang satu dengan yang
lainnya. Keanekaragaman tersebut
terbentuk akibat adanya perbedaan
ruang, tempat, waktu, proses
adaptasi, keadaan sosial budaya,
lingkungan alam, dimana terwujud
dalam berbagai bentuk ekspresi
seperti: ungkapan, pikiran, dan
perasaan, tingkah laku, dan hasil
kelakuan mereka.
Dari kedua masalah pokok yang
dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar tersebut di atas,
nampak dengan jelas bahwa
manusia menempati posisi sentral
dalam pengkajian. Manusia tidak
sebagai subyek akan tetapi sebagai
obyek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam,
dengan sesama manusia dan
bagaimana pula hubungan manusia
dengan Tuhan menjadi tema sentral
dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan
dikembangkan adalah :
Manusia dengan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu
termasuk dalam karya-karya yang
tercakup dalam pengetahuan
budaya. Perwujudan mengenai cinta,
misalnya, terdapat dalam karya
sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan,
patung dan sebagainya. Masing-
masing pokok bahasan dapat
didekati dengan baik menggunakan
cabang-cabang pengetahuan budaya
secara sendiri-sendiri maupun
secara gabungan cabang-cabang
tersebut. Pokok bahasan manusia
dan cinta kasih misalnya, dapat
didekati dengan menggunakan karya
seni sastra, atau filsafat atau seni
tari dan sebaginya. Disamping itu
pokok bahasan manusia dan cinta
kasih juga dapat didekati dengan
menggunakan gabungan karya seni
sastra, karya seni tari, atau filsafat
dan sebagainya.
Perbedaan Antara Pengetahuan
Budaya Dan Ilmu Budaya Dasar
Pengetahuan budaya yaitu sesuatu
yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang meliputi sistem
ide,cara pandang atau gagasan atau
juga berupa kesimpulan yang
muncul dalam pikiran kita tentang
budaya dasar yang kita pelajari.
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang
mempelajari dasar-dasar
kebudayaan, seperti mencakup :
kesenian,bahasa,adat-
istiadat,budaya daerah, budaya
nasional..
Kajian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar semata-mata
sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian
mahasiswa maupun mahasiswi
dengan cara memperluas wawasan
pemikiran terhadap kebudayaan.
Hubungan antara Teknologi dan
Budaya dalam Kehidupan Manusia
Teknologi merupakan perkembangan
suatu media/alat yang dapat
digunakan dengan lebih efisien
guna memproses serta
mengendalikan suatu masalah.
Perkembangan teknologi berlangsung
secara evolutif. Dalam memasuki Era
Industrialisasi, pencapaiannya
sangat ditentukan oleh penguasaan
teknologi karena teknologi adalah
mesin penggerak pertumbuhan
melalui industri. Sebagian dari kita
beranggapan teknologi adalah
barang atau sesuatu yang baru.
Padahal, kalau kita membaca sejarah,
teknologi itu telah berumur sangat
panjang dan merupakan suatu gejala
kontemporer. Setiap zaman memiliki
teknologinya sendiri.
Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Hubungan Teknologi dan
Kebudayaan
Teknologi merupakan salah satu
komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan
perlengkapan. Teknologi muncul
dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat,
dalam cara-cara mengekspresikan
rasa keindahan, atau dalam
memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-
pindah atau masyarakat pedesaan
yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam
teknologi tradisional (disebut juga
sistem peralatan dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:
Alat-alat produktif
Senjata
Wadah
Alat-alat menyalakan api
Makanan
Pakaian
Tempat berlindung dan perumahan
Alat-alat transportasi
Dengan semakin majunya
perkembangan teknologi, maka hal
tersebut akan berdampak pada
perubahan kebudayaan. Dampak
tersebut diantaranya adalah:
1. Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah
sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Seiring
dengan kemajuan teknologi, sebuah
budaya dapat terpengaruh dan pada
akhirnya terjadi perubahan budaya.
2. Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi
kebudayaan adalah masuknya
pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Dengan
semakin pesatnya perkembangan
teknologi dapat membuat masuknya
kebudayaan lain.
Sumber :
http://
senomuktiadji.blogspot.com/2011/03/
hubungan-antara-teknologi-dan-
budaya.html
http://
tiaikhtiarna23.wordpress.com/2012/10/11/
tugas-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/
Teknologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Motiv dan motivasi 2
MOTIF DAN MOTIVASI
Secara etimologi, motif dalam
bahasa inggris motive, berasal dari
motion, yang berarti “gerakan”
atau “sesuatu yang bergerak”, yang
menunjuk pada gerakan manusia
sebagai “tingkah laku”. Dalam
psikologi motif berarti rangsangan
pembangkit tenaga bagi terjadinya
tingkah laku itu.
Dalam motif, pada umumnya
terdapat dua unsur pokok, yaitu
kebutuhan dan tujuan. Proses
interaksi timbal balik antara kadua
unsur ini terjadi dalam tubuh
manusia, walaupun dapat
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar
diri manusia. Karena itu, bisa saja
terjadi perubahan motivasi dalam
waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, sstiap
tingkah laku manusia adalah hasil
dari hubungan timbal balik antara
tiga faktor, yaitu:
1. Dorongan spontan
manusia, yaitu dorongan
yang tidak ditimbulkan
dengan sengaja. Seperti
dorongan seksual, nafsu
makan dan kebutuhan
akan tidur.
2. Ke-aku-an manusia,
dimana manusia
menyetujui dorongan
spontan tadi untuk
menjadi miliknya,
sehingga kemudian
menjadi sebuah
“kejadian”. Misalnya
dengan menunda makan,
walaupun ia merasa lapar.
3. Lingkungan hidup
manusia.
Motif merupakan dorongan dalam
diri manusia yang timbul
dikarenakan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang ingin dipenuhi
oleh manusia tersebut. ada
beberapa kriteria motif, berikut ini
adalah motif-motif yang timbul
pada diri manusia ketika
berkomunikasi:
1. motif informatif, yaitu
segala sesuatu yang
berhubungan dengan
hasrat untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu
pengetahuan
2. motif hiburan, yaitu
hal-hal yang berkenaan
untuk mendapatkan rasa
senang
3. motif integrasi
personal, merupakan
motif-motif yang timbul
akibat keinginan untuk
memperteguh status,
kredibilitas, rasa percaya
diri, dll
4. motif integratif sosial,
dimaksudkan untuk
memperteguh kontak
sosial dengan cara
berinteraksi dengan
keluarga, teman, orang
lain
5. motif pelarian,
merupakan motif
pelepasan diri dari
rutinitas, rasa bosan, atau
ketika sedang sendiri
MOTIF
Motif adalah keadaan dalam diri
subjek didik yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu. Motif boleh jadi timbul
dari rangsangan luar, seperti
pemberian hadiah bila seseorang
dapat menyelesaikan satu tugas
dengan baik. Motif semacam ini
sering disebut motif ekstrensik.
Tetapi tidak jarang pula motif
tumbuh di dalam diri subjek didik
sendiri yang disebut motif
intrinsik. Misalnya, seorang subjek
didik gemar membaca karena dia
memang ingin mengetahui lebih
dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif
intrinsik tentu selalu lebih baik,
dan biasanya berjangka panjang.
Tetapi dalam keadaan motif
intrinsik tidak cukup potensial
pada subjek didik, pendidik perlu
menyiasati hadirnya motif-motif
ekstrinsik. Motif ini, umpamanya,
bisa dihadirkan melalui penciptaan
suasana kompetitif di antara
individu maupun kelompok subjek
didik. Suasana ini akan mendorong
subjek didik untuk berjuang atau
berlomba melebihi yang
lain.Namun demikian, pendidik
harus memonitor suasana ini
secara ketat agar tidak mengarah
kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga
dihadirkan melalui siasat “self
competition”, yakni menghadirkan
grafik prestasi individual subjek
didik.Melalui grafik ini, setiap
subjek didik dapat melihat
kemajuan-kemajuannya sendiri.
Dan sekaligus membandingkannya
dengan kemajuan yang dicapai
teman-temannya.Dengan melihat
grafik ini, subjek didik akan
terdorong untuk meningkatkan
prestasinya supaya tidak berada di
bawah prestasi orang lain.
MOTIVASI
Pengertian Motivasi
Menurut Sartain (Purwanto, 1990:
61) mengatakan bahwa pada
umumnya suatu motivasi atau
dorongan adalah suatu pernyataan
yang kompleks di dalam suatu
organisme yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive).
Dari pernyataan Sartain di atas
bahwa motivasi timbul karena
adanya tujuan yang merupakan
perangsang untuk mengarahkan
tingkah laku seseorang dalam
melakukan sesuatu hal.
Menurut Mc. Donald (http://
akhmadsudrajat.wordpress.com/
2008/02/06/teori-teori-motivasi/)
motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya "feeling" dan di
dahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari
pernyataan Mc. Donald di atas
bahwa motivasi itu terjadi karena
adanya tiga sebab, diantaranya.
a. Adanya tujuan, yang
berarti bahwa
seseorang akan
termotivasi jika orang
tersebut memiliki
suatu tujuan dalam
hidupnya. Contohnya
saja, seorang siswa
yang menginginkan
hasil atau nilai yang
bagus pada saat ujian
maka dia akan
termotivasi untuk
belajar lebih giat lagi.
b. Feeling (perasaan),
dalam hal ini motivasi
dapat timbul jika
didorong dengan
perasaa yang kuat
dalam mencapai suatu
tujuan.
c. Perubahan energi,
berarti bahwa
motivasi timbul jika
seseorang melakukan
usaha yang kuat.
Menurut Sutikno ( http://
akhmadsudrajat.wordpress.com/
2008/02/06/teori-teori-motivasi/ )
Motivasi ada dua, yaitu motivasi
Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi
ini timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas
dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi
ini timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa
mau melakukan sesuatu atau
belajar
Dari ketiga pernyataan diatas
dapat diartikan motivasi adalah
dorongan yang kuat dalam diri
seseorang untuk mencapai suatu
tujuan yang disertai dengan
perubahan energi dan
perasaan seseorang yang
dipengaruhi faktor dalam diri
seseorang dan faktor pengaruh dari
lingkungan di sekitar seseorang
tersebut. Dalam hal ini motivasi
dapat merubah kepribadian
seseorang. Dari mulai pribadi yang
buruk menjadi pribadi yang baik
ataupun sebaliknya, tergantung
dari tujuan yang ingin dicapai oleh
tiap orang.
Motivasi adalah dorongan
psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan.
Motivasi membuat keadaan dalam
diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku,
menurut Kartini Kartono motivasi
menjadi dorongan (driving force)
terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap
orang tidaklah sama, berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain.
Untuk itu, diperlukan pengetahuan
mengenai pengertian dan hakikat
motivasi, serta kemampuan teknik
menciptakan situasi sehingga
menimbulkan motivasi/dorongan
bagi mereka untuk berbuat atau
berperilaku sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh individu
lain/ organisasi.
Motiv dan motivasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama paling sedikit dua ribu
tahun, para filsuf barat meneliti
“alasan” dan “hasrat”, dua unsur
berbeda yang diyakini
bertentangan. Baru kemudian
pada pertengahan abad ke-19,
studi mengenai motivasi
memperlihatkan kaitan keduanya.
Ketika itu sangat dipengaruhi oleh
Teori Evolusi dari Charles Darwin
yang menyatakan bahwa manusia
berevolusi dalam pergulatan keras
dengan alam (Selection of
Natural).
Ahli Biologi dan Psikologi
menyatakan “hasrat” seperti itu
secara mekanis mengendalikan
tubuh manusia untuk memenuhi
kebutuhan badaniah-nya. Sebagai
contoh, seseorang yang merasa
lapar karena mengerutnya perut
yang kosong, akan termotivasi
untuk makan. Motivasi internal
seperti ini menjadi alasan yang
lebih diterima daripada alasan
eksternal, seperti alasan karena
mencium bau sedap makanan.
Sementara itu, beberapa
eksperimen yang diadakan oleh
seorang psikolog, R.S. Woodworth,
dengan cara persaingan
(competition), persaingan diri (self
competition) dan pembuatan jarak
(pace maker). Membuktikan
bahwa perangsang-perangsang
dapat menimbulkan “motif” untuk
mencapai tujuan.
A. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dari motif
dan motivasi?
Apa saja faktor yang
mempengaruhi motivasi?
Apa yang di maksud dari konasi
(kehendak) ?
Bagaimana pembagian dari
konasi (kehendak) ?
Apa saja aliran yang ada dalam
kehendak ?
Apa perbedaan konasi
(kehendak) dan motivasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motif secara etimologi, motif
dalam bahasa inggris motive,
berasal dari motion, yang berarti
“gerakan” atau “sesuatu yang
bergerak”, yang menunjuk pada
gerakan manusia sebagai “tingkah
laku”. Dalam psikologi motif
berarti rangsangan pembangkit
tenaga bagi terjadinya tingkah
laku itu.
Seringkali diartikan dengan istilah
dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan
jasmani untuk berbuat. Jadi motif
tersebut merupakan suatu driving
force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah-laku, dan di
dalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu. Setiap
tindakan yang dilakukan oleh
manusia selalu di mulai dengan
motivasi (niat).
Menurut Wexley & Yukl (dalam
As’ad, 1987) motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif,
dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif. Sedangkan
menurut Mitchell (dalam Winardi,
2002) motivasi mewakili proses-
proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya,
diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan
sukarela (volunter) yang diarahkan
ke tujuan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987)
mengemukakan bahwa motivasi
bertalian dengan tiga hal yang
sekaligus merupakan aspek- aspek
dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong
tingkah laku (motivating states) ,
tingkah laku yang di dorong oleh
keadaan tersebut (motivated
behavior) , dan tujuan dari pada
tingkah laku tersebut (goals or
ends of such behavior) . McDonald
(dalam Soemanto, 1987)
mendefinisikan motivasi sebagai
perubahan tenaga di dalam diri
seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi- reaksi
mencapai tujuan. Motivasi
merupakan masalah kompleks
dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini
berbeda karena setiap anggota
suatu organisasi adalah unik
secara biologis maupun psikologis,
dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula
(Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum
mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Karena kelakuan manusia itu selalu
bertujuan, kita dapat
menyimpulkan bahwa perubahan
tenaga yang memberi kekuatan
bagi tingkahlaku mencapai
tujuan,telah terjadi di dalam diri
seseorang.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi
adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu
perubahan pada diri sesorang yang
nampak pada gejala kejiwaan,
perasaan, dan juga emosi, sehingga
mendorong individu untuk
bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang
harus terpuaskan.
Dalam motif, pada umumnya
terdapat dua unsur pokok, yaitu
kebutuhan dan tujuan. Proses
interaksi timbal balik antara
kadua unsur ini terjadi dalam
tubuh manusia, walaupun dapat
dipengaruhi oleh hal-hal dari luar
diri manusia. Karena itu, bisa saja
terjadi perubahan motivasi dalam
waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, setiap
tingkah laku manusia adalah hasil
dari hubungan timbal balik antara
tiga faktor, yaitu:
1. Dorongan spontan manusia,
yaitu dorongan yang tidak
ditimbulkan dengan sengaja.
Seperti dorongan seksual,
nafsu makan dan kebutuhan
akan tidur.
2. Ke-aku-an manusia, dimana
manusia menyetujui dorongan
spontan tadi untuk menjadi
miliknya, sehingga kemudian
menjadi sebuah “kejadian”.
Misalnya dengan menunda
makan, walaupun ia merasa
lapar.
3. Lingkungan hidup manusia.
Motif merupakan dorongan dalam
diri manusia yang timbul
dikarenakan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang ingin dipenuhi
oleh manusia tersebut. ada
beberapa kriteria motif, berikut
ini adalah motif-motif yang timbul
pada diri manusia ketika
berkomunikasi:
1. Motif informatif, yaitu
segala sesuatu yang
berhubungan dengan hasrat
untuk memenuhi kebutuhan
akan ilmu pengetahuan.
2. Motif hiburan, yaitu hal-hal
yang berkenaan untuk
mendapatkan rasa senang.
3. Motif integrasi personal,
merupakan motif-motif yang
timbul akibat keinginan
untuk memperteguh status,
kredibilitas, rasa percaya diri,
dll
4. Motif integratif sosial,
dimaksudkan untuk
memperteguh kontak sosial
dengan cara berinteraksi
dengan keluarga, teman,
orang lain.
5. Motif pelarian, merupakan
motif pelepasan diri dari
rutinitas, rasa bosan, atau
ketika sedang sendiri.
B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat
dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang
berasal dari dalam diri individu,
terdiri atas:
1. Persepsi individu mengenai
diri sendiri; seseorang
termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak
tergantung pada proses
kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk
bertindak;
2. Harga diri dan prestasi;
faktor ini mendorong atau
mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha
agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta
mendapatkan status tertentu
dalam lingkungan masyarakat;
serta dapat mendorong
individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-
harapan akan masa depan.
Harapan ini merupakan
informasi objektif dari
lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan
perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia
dimotivasi oleh kebutuhan
untuk menjadikan dirinya
sendiri yang berfungsi secara
penuh, sehingga mampu
meraih potensinya secara
total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan
dan memberi respon terhadap
tekanan yang dialaminya.
5. Kepuasan kerja; lebih
merupakan suatu dorongan
afektif yang muncul dalam
diri individu untuk mencapai
goal atau tujuan yang
diinginkan dari suatu
perilaku.
b. Faktor Eksternal ; faktor yang
berasal dari luar diri individu,
terdiri atas:
1. Jenis dan sifat pekerjaan;
dorongan untuk bekerja pada
jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek
pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau
pilihan pekerjaan yang akan
ditekuni. Kondisi ini juga
dapat dipengartuhi oleh
sejauh mana nilai imbalan
yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud;
2. Kelompok kerja dimana
individu bergabung; kelompok
kerja atau organisasi tempat
dimana individu bergabung
dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku
individu dalam mencapai
suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok
atau organisasi ini dapat
membantu individu
mendapatkan kebutuhan akan
nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta
dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan
kiprahnya dalam kehidupan
sosial.
3. Situasi lingkungan pada
umumnya; setiap individu
terdorong untuk berhubungan
dengan rasa mampunya dalam
melakukan interaksi secara
efektif dengan lingkungannya;
4. Sistem imbalan yang
diterima; imbalan merupakan
karakteristik atau kualitas
dari objek pemuas yang
dibutuhkan oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku
dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai
imbalan yang lebih besar.
Sistem pemberian imbalan
dapat mendorong individu
untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan; perilaku
dipandang sebagai tujuan,
sehingga ketika tujuan
tercapai maka akan timbul
imbalan.
C. Pengertian Konasi
(Kehendak)
Kehendak adalah suatu fungsi
jiwa untuk dapat mencapai
sesuatu. Kehendak itu merupakan
kekuatan dari dalam dan tampak
dari luar sebagai gerak-gerik.
Dalam realisasinya kehendak ini
bertautan dengan pikiran dan
perasaan.
Dalam arti lain, kehendak adalah
suatu kekuatan dari beberapa
kekuatan seperti uap dan listrik.
Kehendak juga adalah penggerak
manusia dan daripadanya timbul
gejala perbuatan yang hasil dari
kehendak dan segala sifat
menusia dan kekuatannya seolah-
olah tidur nyenyak sehingga
dibangunkan oleh kehendak.
Kehendak disebut juga dengan
azam, yang mana azam tersebut
datang dari keinginan yang
menang dan kemudian diikuti
dengan perbuatan.
Kehendak itu mempunyai dua
macam perbuatan, yaitu : kadang-
kadang ia menjadi pendorong dan
kadang-kadang ia menjadi
penolak.
Perbuatan terdapat 2
(dua) macam, yaitu :
1. Perbuatan bukan hasil
kehendak, yakni yang tidak
ada hubungannya dengan
kehendak. Seperti detak
jantung, bernafas dan
mengedipkan mata.
2. Perbuatan hasil dari
kehendak, kejujuran dan
keberanian timbul dari
kehendak yang mendorong
kekuatan manusia kepada
jalan tertentu atau kehendak
lain yang melarangnnya
kepada kehendak tertentu.
Demikian juga dusta dan
lainnya yang bersifat
negative.
Menurut Kahn, kehendak itu
adalah satu-satunya permata yang
menyinari dengan sinar tertentu.
Beliau juga membuka risalahnya
yang terkenal dalam ilmu akhlak,
dengan kata lain; “di dunia bahkan
diluarnya tidak ada sesuatu yang
bersifat dengan tiada ikatan atau
syarat, kecuali kehendak”. Maka
harta benda, pangkat, kesehatan
dan sebagainya bersifat baik
dengan syarat
mempergunakannya dalam tujuan
baik.
D. Bagian-bagian dalam
Kehendak
1. Dorongan-dorongan
(drives)
Dorongan adalah sesuatu
kekuatan dari dalam yang
mempunyai tujuan tertentu dan
berlangsung diluar kesadaran
kita. Pengertian lain dorongan
adalah desakan alami untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan
hidup dan merupakan
kecenderungan untuk
mempertahankan hidup. Dorongan
ini sudah ada sejak manusia lahir,
sering tidak disadari dan sering
lepas dari kontrolnya manusia.
Dorongan tersebut sangat erat
hubungannya dengan perasaan-
perasaan yang paling dalam.
Dorongan dalam hal ini
memiliki duia macam, yaitu :
a. Dorongan individual;
seperti dorongan untuk
makan, minum, berkelahi,
berjuang, merusak dan lain-
lain.
b. Dorongan social; seperi
dorongan seks/kelamin,
dorongan untuk hidup
berkawan, dorongan untuk
berbuat kebaikan, dorongan
hidup rukun, toleransi dan
lainnya.
2. Keinginan
Keinginan adalah dorongan nafsu
yang tertuju pada arah dan tujuan
tertentu. Jika dorongan telah
tertuju pada tujuan yang nyata/
konkret dan tertentu, misalnya
disitu akan terjadi dorongan keras
dan terarah pada suatu objek
tertentu, maka nafsu itu disebut
keinginan. Misalnya, nafsu makan
menimbulkan untuk memakan
sesuatu, nafsu kerja menimbulkan
keinginan untuk mengerjakan
kekuatan, dan berbagai nafsu
lainnya.
3. Hasrat
Hasrat dalah suatu keinginan
tertentu yang dapat di ulang-
ulang. Hasrat mempunyai
beberapa cirri, antara lain :
a. Hasrat meruapakan motor
penggerak perbuatan dan
kekuatan manusia;
b. Hasrat berhubungan erat
dengan tujuan tertentu, baik
positif maupun negative.
Positif berarti mencapai
sesuatu yang dianggap baik,
berharga atau bernilai,
sedangkan negative berarti
menghindari sesuatu yang
didak berharga atau tidak
berguna sama sekali.
c. Hasrat selamanya tidak
terpisah dari gejala mengenal
(kognisi) dan perasaan
(emosi). Dengan kata lain,
hasrat tidak dapat dipisahkan
dengan pekerjaan jiwa yang
lain.
d. Hasrat diarahkan pada
penyelenggaraan suatu tujuan,
maka didalam hasrat terdapat
penjelmaan kegiatan.
Gejala hasrat ini tidak hanya
terjadi pada manusia, tetapi
terjadi juga pada tumbuhan dan
hewan. Gejala tersebut disebut
gejala tropisme, yaitu yang
menyebabkan timbulnya gerak ke
suatu arah tertentu. Ini terjadi
jika mendapat rangsangan dari
luar semata, jadi tidak ada
pendorong dalam untuk tujuan
tertentu.
4. Kecenderungan
Keinginan-keingan yang sering
muncul atau timbul disebut
kecenderungan.
Kecenderungan
sama dengan kecondongan yang
merupakan hasrat aktif yang
menyuruh kita agar lekas
bertindak. Hal ini dapat
menimbulkan dasar kegemaran
terhadap sesuatu.
Paulhan, seorang psikolog
Perancis mengelompokan
kecenderungan tersebut sebagai
berikut :
a. Kecenderungan vital; lahap,
rakus sedang atau ‘matig’
kecenderungan minum-
minuman keras dan lain-lain.
b. Kecenderungan egoistis;
kikir, cinta diri,
individualistis, brutal,
menyendiri, narsistis atau
merasa paling ‘super’ dan
lainnya.
c. Kecenderungan social;
kecenderuangan berkumpul
dengan orang lain
(persahabatan), kerukunan,
gotong royong, dan
sebagainya.
d. Kecenderuangan abstrak;
jujur, adil, sadar akan
kewajiban, tanggungjwab,
munafik, menipu, mengecoh
dan lain sebagainya.
Kecenderungan disebut juga
kesiapan reaktif yang habitual.
Kecenderungan merupakan sifat/
watak kita yang disposisional
yaitu bukan merupakan
tingkahlaku itu sendiri. Akan
tetapi meruapak sesuatu yang
memungkinkan timbulnya
tingkahlaku dan mengarahkan
pada objek tertentu.
Kecenderungan sifatnya bukan
herediter yakni tidak dibawa
sejak lahir, juga tidak mekanistis
kaku seperti reflex dan
kebiasaan. Sifatnya bisa
sementara namun kadangkala
juga bisa bersifat menetap.
5. Hawa Nafsu
Hawa nafsu adalah hasrat yang
benar dan kuat yang dapat
menguasai seluruh fungsi jiwa
kita. Dan hawa nafsu itu bergerak
dan berkuasa didalam kesadaran.
Dalam pengertian ini nafsu
meruapakan Kecenderungan yang
kuat, hebat sekali sehingga bisa
mengganggu keseimbangan fisik.
Nafsu ini bisa menyingkirkan
pertimbangan akal. Dan
pengertian ahti
nurani, ,emyingkirkan pula segala
hasrat yang lainnya. Sebagai
contohnya adalah nafsu bermain
judi, nafsu meminum minuman
keras, nafsu membunuh dan nafsu
lainnya yang dapat menimbulkan
kepedihan dan kesengsaraan
hidup serta merusak lahir bathin.
Macam-macam pengekang
hawa nafsu adalah :
a. Mengekang nafsu dan
amarah; hal ini berarti jika
kita mudah terbawa amarah
dan selalu marah terhadap
sesuatu hal yang kecil dan
sepele dikatakan sebagai hal
yang buruk.
b. Mengekang nafsu dari susah
da marah, karena hal yang
demikian ini membawa
keseluruhan didalam
kemurnian hidup. Adapun
agar kita selamat di dunia ini
adalah dengan cara :
1) Dengan hidup akal
yang murni.
2) Dengan menguasai
diri dengan cinta
hidup, bukan bunih
diri dengan zuhud
dan menekan
syahwat tubuh.
c. Mengekang nafsu terhadap
keseimbangan dalam
syakhwat tubuh terutama
minuman keras dan
perempuan.
6. Kemauan
Kemauan adalah dorongan dari
dalam yang sadar, berdasarkan
pertimbangan pikiran dan
perasaan, serta seluruh pribadi
seseorang yang menimbulkan
kegiatanyang terarah pada
tercapainya tujuan tertentu yang
berhubungan dengan kebutuhan
hidup pribadinya.
Adapun yang menjadi cirri-ciri
kemauan adalah :
a. Gejala kemauan merupakan
dorongan dari dalam yang
dimiliki oleh manusia, karena
dorongan meruapakan sesuatu
yang disadari dan
dipertimbangkan.
b. Gejala kemauan erat dengan
satu tujuan. Kemauan
mendorong timbulnya
perhatian atau minat-minat,
mendorong gerak aktivitas
kea rah tercapainya suatu
tujuan. Maka gejala kemauan
menghendaki adanya aktivitas
pelaksanaan.
c. Gejala kemauan sebagai
pendorong timbulnya
perbuatan kemauan
didasarkan atas berbagai
pertimbangan, baik
pertimbangan akal atau
pikiran yang menentukan
benar salahnya perbuatan.
Kemauan ataupun
pertimbangan perasaan yang
menentukan baik buruknya,
halus tidaknya suatu
perbuatan.
d. Pada gejala kemauan tidak
hanya terdapat pertimbangan
piker dan perasaan saja,
tetapi seluruh pribadi
memberikan pertimbangan,
memberikan pengaruh, dan
memberikan corak pada
kehidupan manusia.
e. Didalam gejala kemauan
terdapat sikap aktif dan giat,
karena timbulnya dorongan
kemauan tertentu sekaligus
timbul tujuan apa yang akan
dicapai dengan dorongan itu.
Gejala kemauan akan diikuti
aktivitas yang disebut perbuatan
kemauan. Perbuatan kemauan
bukanlah aktivitas yang
kebetulan, tetapi merupakan
tindakan yang disengaja dan
terarah pada tercapainya suatu
tujuan.
E. Aliran dalam Kehendak
Kemauan itu bukanlah keinginan,
orang yang ingin belum tentu
mau, dan sebaliknya orang yang
mau belum tentu ingin. Menurut
Augustine, kemauan merupakan
pengendalian dari keinginan.
Kemauan tidak selamanya bebas.
Kemauan dapat bekerja, baik
secara paksaan ataupun dalam
bentuk pilihan sendiri. Kemauan
yang bebas adalah kemauan yang
sesuai dengan keinginan sendiri,
sedangkan kemauan yang terikat
adalah kemauan yang ditimbulkan
oleh kondisi kebutuhan yang
terbatas oleh norma social
ataupun kondisi lingkungan.
Kekuatan kemauan beraksi
apabila dipancing oleh adanya
usaha memenuhi kebutuhan. Bila
ditekankan pada kepentingan
pribadi, maka kemauan
mengaktualisasika diri sebagai
kekuatan mendorong untuk
mencapai tujuan. Bila ditekankan
pada segi lainnya, maka kemauan
mengaktualiasasikan diri sebagai
kekuatan yang menarik perbuatan
mencapai tujuan.
Dalam kehendak, terdapat 2 (dua)
aliran, yaitu :
a. Determinisme
Aliran ini menyatakan bahwa
manusia tidak mempunyai daya
pilih, jadi ia tidak memiliki
kehendak yang bebas. Semua
tindakan tertentukan tindakan
manusia, bagaimanapun
kompleksnya, semua dapat
diperhitungkan sebelumnya, kalau
orang mengingat dan tahu apa
saja yang dapat mempengaruhi
manusia. Jika sekarang belum
dapat menentukan dan
mengetahui sebelumnya apa yang
dapat dilakukan oleh manusia,
kebiasaannya, sikapnya dalam
menghadapi hal tertentu, itu
semuanya belum melengkapi kita
terhadap unsure yang
menentukan manusia itu.
Macam determinisme itu amat
banyak, dan tidak semua
mengajukan alasan yang sama.
Dalam hal ini, mereka sama :
dalam tindakannya, manusia tidak
dapat memilih, ia ditentukan.
b. Indeterminisme
Aliran ini merupakan kebalikan
dari aliran determinisme. Disebut
demikian karena menyatakan
bahwa manusia dalam
tindakannya tidak semata-mata
ditentukan. Bahwa tentu ada
sebab musabab dalam tindakan
manusia, sehingga tindakan itu
menjurus pada suatu arah, sama
sekali tidak disangkal. Tetapi
bagaimanapun juga banyaknya
pengaruh yang mendorong
tindakannya itu manusia lain tak
mungkin dapat memperhitungkan
seluruhnya secara pasti dan
positif.
Menurut aliran indeterminisme
bahwa manusia mungkin
mengubah jalan kejadian dalam
rangka situasi yang membatasi
dirinya dan mengubahnya tak
dapat diramalkan secara pasti.
Jadi, indeterminisme mengakui
adanya kehendak, yaitu daya
pilih.
Dalam penyelidikannya N. Ach
(1872) dan aliran Wurburg
mengajukan suatu momen yang
dinamakan sebagai momen
objektif. Disitu apa yang
diinginkan manusia itu ada, jadi
objek kehendak itu ada. Objek itu
hanya mungkin ada pada pikiran
atau cita-cita saja, mungkin juga
ada sesuangguhnya. Dalam
momen ini manusia lebih sadar
akan tindakannya yang akan
dilakukan, sedangkan ia belum
bertindak benar-benar. Disanalah
kekuatan kehendak yang amat
disadari, artinya mungkin terjadi
tindakan (kehendak itu).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konasi (kehendak) dan
motivasi saling memiliki
keterkaitan satu dengan yang
lainnya, akan tetapi memiliki
perbedaan yang tidak jauh
beda, karena konasi lebih
condong berasal dari apa yang
ada dalam diri manusia itu
sendiri, baik secara individu
maupun sosial, sedangkan
motivasi dapat berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri
ataupun berasal dari luar
yaitu orang lain atau faktor
lingkungan, yang
menimbulkan motif seseorang
untuk melakukan suatu
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh, 1998.
Psikologi Industri.
Yogyakarta:
Liberty.
Winardi, 1992.
Manajemen Prilaku
Organisasi.
Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Soemanto, Wasty,
1987. Psikologi
Pendidikan.
Jakarta: PT Bina
Aksara.
Abdul Mun’im
Qandil, Figur
Wanita Sufi :
Perjalanan Hidup
Rabi’ah Al
Adawiyah,
Surabaya, 1933.
Dewan Redaksi
Ensiklopedi Islam,
Ensiklopedi Islam
Jilid 4 , Cet. 4,
Ichtiar Baru,
Jakarta, 1997.
http://www.emzeth.com
Journey of life di 23.49
Jumat, 25 April 2014
Pandangan Budaya Timor Tentang Yesus
Pandangan Budaya Timor tentang Yesus
Doktrin Kristiani mengajarkan bhwa Kristus adalah Tuhan, dan tidak ada keselamatan di luar Kristus. Jadi keselamatan dan hidup yang kekal adalah semata-mata anugerah dari Allah dan jalan menuju ke sana hanya ada di dalam Kristus (Yoh 14:6). Kemudian, muncullah pertanyaan; bagaimana dengan mereka yang belum pernah sama sekali mengenal Allah dalam Yesus Kristus? Apakah pada akhirnya mereka tidak bisa menikmati keselamatan, walaupun mereka juga adalah ciptaan-Nya?
Sesungguhnya Allah sengat mengasihi manusia ciptaanNya, dan Allah ingin manusia yang berdosa sejak kejatuhan di Taman Eden bisa memiliki kembali kemuliaan yang Allah sediakan (Yoh. 3:16). Allah melihat manusia semakin jauh dari jalan keselamatan itu, sehingga ia harus datang sendiri ke dunia untuk membawa umat-Nya kembali kepadaNya. Oleh karena itu, percaya kepada Allah merupakan jalan keselamatan bagi orang-orang yang hidup sebelum Allah menjelma ke dunia di dalam Yesus Kristus, yaitu orang-orang yang belum mengenal Yesus. Predikat “orang yang belum mengenal Yesus“ juga bisa disematkan kepada orang yang hidup sesudah Yesus, tapi belum pernah sama sekali tahu segala sesuatu tentang Dia.
Yohanes 1:10 menyatakan kepada kita, bahwa Allah Sang Pencipta telah ada dan eksis di dalam dunia, di kalangan orang orang yang tidak mengenalNya. Ia telah ada dan berkarya untuk ciptaanNya lewat berbagai cara. Salah satu karya Allah untuk kebaikan manusia dinyatakan di dalam kerangaka berpikir, adat istiadat dan pola kepercayaan di dalam suatu budaya. Budaya merupakan wahana komplek yang mencakup semua peradaban manusia, hubungan manusia, baik dengan alam, sesama maupun Sang Pencipta.
Allah dan sang Firman (ibr 1;2) sudah lebih dulu ada di dalam semua budaya, tidak ada budaya yg berdiri di luar jangkauan pemeliharaan dan pemerintahannya, sejahat dan seberdosa apapun budaya itu, pasti ada tersimpan jejak dan sidik jari Allah di dalamnya.
Hal ini juga berlaku bagi budaya2 yg ada di indonesia, Allah telah berada di dalam budaya2 di indonesia, sehingga nilai2 dan paradigm budaya2 tsb memiliki kandungan nilai2 religius yang tinggi, meskipun tak dapat dipungkiri bahwa Allah yang dikenalbudaya2 saat itu tidak seperti yang kita ilhami saat ini, walaupun sebenarnya Subyektifitas Allah tetap sama.
Untuk menyatakan keberadaan Allah dalam budaya mereka, masyarakat menempatkan figur Allah di dalam budaya mereka dengan membuat perangkat2 budaya tertentu sebagai representasi Allah dalam peradaban budaya tersebut.
Latar Belakang
Pulau Timor adalah salah satu pulau di Nusantara yang berada di gugusan Nusa Tenggara atau Sunda Kecil. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Republik kita, karena langsung berbatasan dengan laut maupun daratan yang merupakan wilayah negara lain, yaitu Australia dan Timor Leste. Pulau Timor membujur dari timur laut ke arah barat daya. Secara koordinat, Pulau Timor terletak pada 123°BT -127°BT dan 8°LU - 10°LU. Disebelah timur, Pulau Timor berbatasan dengan Kepulauan Selatan Daya ( Maluku), Samudera Indonesia dan wilayah Timor Leste, sebelah barat dengan Laut Sabu, Pulau Semau dan Pulau Rote, sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia dan sebelah Utara dengan Laut Sawu serta Pulau Alor, Pulau Atauro (RDTL) dan pulau Wetar (Maluku).
Di Pulau Timor secara keseluruhan terbagi menjadi 2 wilayah besar, yaitu Timor bagian Barat yang merupakan bagian dari Propinsi NTT - yang mencakup Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Belu -, dan Timor bagian Timur yakni sebuah negara merdeka yang terlepas dari Wilayah NKRI pada tahun 1999 dengan nama República Democràtiça de Timor-Leste (RDTL).
Terdapat tiga suku di Pulau Timor, yaitu Suku Tetun di Wilayah Timor Leste serta Belu, Suku Dawan di Kupang, TTS dan TTU, dan Suku Helong di bagian barat wilayah Kabupaten Kupang. Suku Helong merupakan suku yang budayanya banyak meresap dari masyarakan Pulau Semau yang telah lama datang dan menetap di wilayah Kupang Barat. Sedangkan Suku Tetun lebih kental dengan budaya Poertugis, karena sejak ratusan tahun yang lalu, wilayah tetun merupakan jajahan Portugal hingga tahun 1975, sebelum bergabung dengan RI dan akhirnya merdeka menjadi RDTL Suku dawan merupakan satu-satunya suku yang mencerminkan budaya Timor yang sesungguhnya, oleh karena itu, sebutan “Orang Timor” atau “masyarakat Timor” dan lebih cenderung berkiblat pada Suku Dawan yang merupakan Suku terbesar di Pulau Timor. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Budaya Timor adalah budaya Suku Dawan. Dalam Budaya Timor, bahasa yang di gunakan adala bahasa Dawan atau bahasa Atoni Uab Meto. Adapun budaya dawan ini terbentuk dari beberapa sub-suku antara lain; sub-suku Amanuban, Amanatun dan Mollo di TTS, sub-suku Miomafo, Biboki dan Insana di TTU) ,sub-suku Kopas, Timaus, Amfoang, Fatuleu, Sonba'i dan Nairasi di Kabupaten Kupang. Sejak jaman dulu, sudah ada kerajaan-kerajaan di wilayah dawan, seperti Amarasi, Amfoang, Fatuleu, Sonbai, Amanatun, Amanuban, Mollo, Insana dan Biboki. Sebagian besar kerajaan di atas masih ada di dalam pemerintahan adat hingga kini.
Pandangan Umum Tentang Allah
Masyarakat dawan seperti masyarakat pada suku dan budaya lainnya, memiliki kepercayaan terhadap Tuhan. Mereka menyapa Allah dengan Uis Neno, yang mereka sebut sebagai Alulut atau Amo’et (Pencipta), Apinat Aklahat (yang bersinar dan membakar), Manikin na Oetene (yang memberikan air dan kesejukan), Afatis Apakaet (yang memelihara), Afaot (yang menumbuhkan), danAfinit Amnanut (yang bersemayam di tempat yang maha tinggi). Ini tercermin di dalam sistem kepercayaan agama suku dawan yang diaplikasikan ke dalam norma adat istiadat, hukum adat hingga berbagai ritual. Di kalangan orang Timor, ada hitungan dari 1 sampai 7, dimana yang ke-7 adalah Uis Neno. (bdg. Kej. 2:2-3, Kel 34:21).
Kepercayaan Orang Timor tentang Buaya
Buaya adalah salah satu Reptil yang telah dikenal luas di Indonesia. Mungkin masyarakat Indonesia pada umumnya lebih cenderung menempatkan buaya dalam arti negatif. Buaya sering menjadi representasi dari hal yang buruk, seperti rakus, angkuh, picik, dan sebagainya. Ini dapat kita lihat dalam istilah bahasa indonesia yaitu “buaya darat”, “buaya lapar”, dan lain sebainya.
Namun, bagi orang Timor, penilaian akan hal ini sangatlah bertolak belakang dengan sistem kepercayaan orang timor. Orang timor menempatkan buaya sebagai simbol yang sangat istimewa, suatu lambang yang sangat dikeramatkan dan disembah.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap buaya, orang timor menaruh simbol dari figur buaya ini ke dalam ornamen dan perangkat budaya orang timor. Simbol buaya terdapat pada anyaman daun lontar pada hiasan di dinding atau gerbang, tempat sirih-pinang (oko mama), tempat tembakau dan kapur (tiba’), pada motif tenunan, pada motif ukiran di kayu atau pahatan di batu, bahkan pada gambar tubuh atau tato.
Buaya sangatlah istimewa bagi orang timor, karena menurut mereka, buaya adalah representasi dari sosok yang menjadi penyelamat, pemberi dan penopang kehidupan, bagi orang timor. Buaya dianggap sebagai pengasa lautan, sungai, penyedia kesejukan, pemberi hujan untuk kesuburan dan kesejahteraan, singkatnya Buaya adlah penguasa air.
Karena topografi ulau timor yang kering dan gersang ( pah meto), air menjadi kebutuhan hayati yang sangat hakiki dan sangat diperlukan dan dihapakan. Air menentukan hidup atau mati, kemakmuran atau kemelaratan. Oleh sebab itu, penyembahan terhadap buaya adalah sebuah keharusan apabila orang timor menginginkan kemakmuran, kesejahteraan dan kekayaan.
Buaya dianggap sebagai pemberi kerbau, sapi, kambing, ayam dan tenak laiinya bagi orang timor, jadi dalam ritus agama suku dawan, buaya sering diberikan persembahan berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan binatang peliharaan lainnya sebagai bentuk ucapan syukur dan tanda penghormatan orang timor kepada sang penopang hidup.
Buaya tidak hanya menjadi penopang bagi orang timor. Ia bahkan memberi hidupnya sendiri untuk kelangsungan hidup orang timor. Keyakinan ini tercermin di dalam mitologi yang tertanam pada orang timor. Ada mitos orang timor yang menceritakan tentang asal-muasal terbentuknya pulau timor. Pulau timor dipercaya sebagai jelmaan dari seekor buaya. Diceritakan, ada seekor anak buaya sedang sekarat di suatu tempat yang jauh dari laut. Kemudian datanglah seorang anak manusia menghampiri anak buaya itu, anak kecil itu merasa kasihan kepada anak buaya itu, lalu dibawanya anak buaya itu ke pantai. Ketika anak buaya itu masuk ke laut, sekonyong-konyong naiklah air hingga menutupi daratan. Melihat hidup anak itu terancam, sang buaya kemudian menaikan anak itu ke punggungnya dan berjanji akan melindungi anak itu dari segala ancaman. Waktu berlalu, sang buaya menjadi semakin tua dan lelah karena terlalu banyak beban di pundaknya oleh anak manusia tang telah berkebang biak. Hingga saat hampir tiba ajalnya, sang buaya membiarkan anak itu dan keturunannya tetap hidup di atas punggungnya, karena tidak ada daratan bagi mereka. Pesan dari sang buaya, anak manusia dan keturunannya itu boleh menikmati segala sesuatu yang ada di atas punggungnya dan segala sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Buaya itu pun mati dan berubah menjadi daratan yang kemudian dinamakan Timor.
Karena mitos asal mula pulau timor dan praktek penyembahan orang timor terhadap sosok buaya ini, figur buaya muncul dengan sangat menonjol di kalangan orang timor dalam karya budaya orang timor sebagai bentuk ungkapan syukur orang timor.
Di dalam benak budayanya, orang timor memiliki cerita yang tersimpan indah tentang Sang Buaya. Mereka mengenal Sang Buaya lewat mitologi dan kepercayaan agama suku mereka sebagai penopang kehidupan, air hidup yang membawa kesejukkan, dan sosok yang merelakan hidupnya demi kelangsungan hidup orang timor. Sang buaya yang mau mati supaya orang timor yang seharusnya mati tetap hidup.
Yesus dalam Sosok Buaya
Seperti halnya figur buaya di kalangan orang timor, Yesus juga rela memberi hidupnya demi keselamatan manusia. Ia yang adalah Tuhan, mau datang ke dunia, merasakan kesengsaraan hidup manusia yang berdosa, bahkan rela memberi hidupnya supaya manusia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Bentuk kepercayaan terhadap Sang Buaya ini merupakan salah satu bentuk penyataan diri dari Allah sendiri kepada orang timor dalam budaya timor. Yesus yang di kitab suci di lambangkan dengan Anak domba Allah, di alihwujudkan oleh Allah kepada orang timor dalam sosok Sang Buaya.
Memang agak janggal untuk menyebut Kristus sebagai “ Buaya Kehidupan”, namun apakah kita tidak boleh memberitakan tentang Kristus lewat budaya lokal setempat? Injil akan lebih mudah masuk ke dalam budaya bila Injil itu memperkenalkan diri sebagai budaya itu sendiri, bukan sebagai representasi dari budaya tempat lahirnya injil itu. Karena, di dalam budaya lokal, Allah telah menempatkan penyataan diriNya, meskipun dalam figur yang lain dan tidak lazim. Kita tentu percaya, bahwa Allah bekerja dengan caraNya sendiri, dengan cara yang misterius. Jadi tidak ada cara yang mustahil bagi Allah, dan kita tidak bisa menyangkali itu. Pada akhirnya iman kita jugalah yang akan menjawab semua pertanyaan tentang pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah dalam Kristus Yesus.
Kamis, 24 April 2014
Peranan Keluarga Kristen
Pertanyaan: Apa peranan suami dan istri dalam keluarga?
Jawaban: Meskipun laki-laki dan perempuan setara dalam hubungan dengan Kristus, Alkitab memberi peran yang khusus kepada masing-masing dalam pernikahan. Suami harus mengepalai keluarga (1 Korintus 11:3; Efesus 5:23). Kepemimpinan ini tidak boleh bersifat diktator, merendahkan atau menghina istri, namun harus sesuai dengan teladan Kristus dalam memimpin gereja.
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman” (Ef 5:25-26). Kristus mengasihi gereja (umat-Nya) dengan belas kasihan, kemurahan, pengampunan, hormat dan tidak mementingkan diri.
Demikian pula suami harus mencintai istri.
Istri harus tunduk pada otoritas suami mereka.
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Ef 5:22-24). Meskipun perempuan harus tunduk kepada suami mereka, Alkitab juga berkali-kali memberitahu laki-laki bagaimana seharusnya memperlakukan istri mereka. Suami tidak boleh berlaku sebagai diktator, namun harus menghormati istri dan pendapatnya. Kenyataannya, Efesus 5:28-29 menasihati laki-laki untuk mencintai istri mereka sama seperti mereka mencintai tubuh sendiri, memberi makan dan merawatnya. Cinta seorang laki-laki terhadap istri harus sama seperti kasih Kristus terhadap tubuh-Nya, gereja.
“Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Kol 3:18-19). “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (1Pet 3:7). Dari ayat-ayat ini kita melihat bahwa kasih dan rasa hormat mewarnai peranan suami dan istri. Kalau itu ada, maka otoritas, kepala, kasih dan ketaatan tidak akan menjadi masalah untuk pasangan manapun.
Dalam kaitan dengan pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga, Alkitab memerintahkan suami untuk menyediakan nafkah bagi keluarganya. Ini berarti dia bekerja dan mencari nafkah yang cukup untuk mencukupi semua kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya. Tidak melakukan ini memiliki konsekuensi rohani yang pasti.
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (1 Tim 5:8).
Tidak berarti istri tidak bisa membantu menghidupi keluarga – Amsal 31 menunjukkan bahwa istri yang rohani jelas melakukan itu – namun mencukupi kebutuhan keluarga bukanlah tanggung jawabnya yang utama; itu adalah tanggung jawab suaminya. Sekalipun suami sepatutnya membantu mengurusi anak-anak dan pekerjaan rumah tangga (sehingga memenuhi kewajibannya untuk mencintai istrinya), Amsal 31 juga menyatakan dengan jelas bahwa rumah tangga adalah wilayah pengaruh dan tanggung jawab utama dari perempuan. Sekalipun dia harus tidur pada larut malam dan bangun pagi-pagi, keluarganya tidak kekurangan. Ini bukanlah gaya hidup yang mudah bagi banyak perempuan – khususnya di negara Barat yang maju. Namun demikian, terlalu banyak perempuan yang begitu stress dan hanmpir tidak tertahankan. Untuk mencegah stress semacam itu, baik suami maupun istri harus dengan berdoa mengatur kembali prioritas mereka dan mengikuti petunjuk-petunjuk Alkitab untuk peranan mereka.
Konflik mengenai pembagian tugas dalam pernikahan pasti akan terjadi, namun jika kedua pihak tunduk kepada Kristus, konflik ini akan minim. Kalau suatu pasangan sering ribut dan panas dalam soal ini, atau kalau perselisihan kelihatan mewarnai pernikahan, masalahnya bersifat rohani. Dalam keadaan begini, pasangan harus terlebih dahulu berdoa dan menundukkan diri kepada Kristus terlebih dahulu, baru kemudian kepada satu dengan lainnya dalam sikap kasih dan hormat.
PERANAN SUAMI - ISTRI DALAM KELUARGA
PERANAN SUAMI - ISTRI DALAM KELUARGA
Pendahuluan
Fenomena tentang keluarga berikut peran suami - istri dalam keluarga semakin sering diangkat dalam seminar-seminar keluarga dan media masa. Kita dapat jumpai bahwa para suami-istri saring menganut pandangan yang memisahkan peranan maskulin dan feminim. Bukan hanya suami, para istri juga masih melihat bahwa laki-laki dan perempuan memeliki peranan yang khas.
Dewasa ini kita sering jumpai suami-istri yang semakin sibuk bekerja untuk mencari uang, maka diperlukan konsep atau sistem sehingga suami-istri dapat berperan maksimal dalam membina keluarga bahagia, sehingga tidak ada alasan keluarga menjadi korban karena suami-istri yang sibuk.
Alkitab adalah sebuah kitab sempurna, yang telah membuat persamaan, sentuhan dan pemisahan-pemisahan yang sangat jelas tentang peran suami-istri.
Peranan Istri dalam keluarga
“Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari permata”
Amsal 31:10
Bila kita perhatikan ayat di atas menjelaskan begitu penting peran istri dalam keluarga bahagia, baik peranannya terhadap suami, anak, pengembagan gereja dan juga masyarakat. Maka tepat sekali Firman Tuhan mengataka bahwa istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Amsal 19:14). Tetapi istri perongrong dan suka mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan tulang (Amsal 12:4).
A. Peranan Istri terhadap suami
1. Sebagai penolong bagi suami.
“Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong baginya”
Kej 2:18
Istri adalah penolong dan bukan perongrong suami. Istri merupakan asisten, mengisi kekurangan, mengantikan dan mewakili bila diperlukan. Gelar penolong diberikan oleh Allah sendiri. Kata penolong dalam bahasa Ibrani “Ezer”, dan kita jumpai kata itu dalam ungkapan “Ebenhaezer” sampai disini Tuhan telah menolong kita.
Istri sebagai penolong berarti:
* Berharga/Bermutu
Istri yang cakap lebih berharga dari permata (Ams 31:10). Pikiran, perasaan dan perbuatannya bermutu, sehingga istri merupakan harta kekayaan yang tak ternilai harganya.
* Dapat dipercaya
Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a), dalam hal:
Kesetiaan
Istri berkewajiban setia kepada suami, anak dan keluarga sebagaimana janji pernikahan yang diucapkan dihadapan pendeta, jemaat dan Tuhan. istri harus tetap bertekat untuk hidup bersama, karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (Mat 9:5-6).
Menjaga Rahasia.
Siapa menjaga mulutya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan (Ams 18:21). Istri harus dapat dipercayai suami, menjaga rahasia pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Hati-hati dalam berkata-kata. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diceritakan agar gosip tidak berkembang. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan dan mulutnya berseru meminta pukulan orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya (Ams 18:6,7).
Mengatur keuangan
Ia membeli ladang yang diingininya (Ams 31:16a). dari zaman dulu sampai sekarang, ladang (tanah) dapat merupakan tabungan dan juga sumber penghasilan. Alkitab mengajarkan bahwa siapa yang mewahkan pintunya, mencari kehancuran (Ams 17:19b). taruhlah pisau pada lehermu bila besar nafsumu (Ams 23:2) karena sipeminum dan pelahap menjadi miskin (Ams 23:21). Istri yang baik akan dipercaya oleh suami karena mampu mengatur keuangan dengan penuh tanggung jawab. Istri yang bijak membangun rumahnya, tetapi istri yang bodoh meruntuhkan dengan tangannya (Ams 15:13).
Mengatur Rumah Tangga
Dari jauh ia mendatangkan makanan (Ams 31:14b). pada zaman dahulu, makanan dari jauh adalah makanan yang berkualitas. Dengan demikian istri memiliki peranan untuk mengatur makanan yang berkualitas dalam keluarga. Bangun kala pagi, lalu menyediakan makanan bagi seisi rumahnya (Ams 31:15a). Tugas mengatur rumah tangga bukanlah tugas yang sepele (Titus 2:5). Termasuk wanita karir seharusnya tahu mengatur rumah tangga dengan baik dan tidak boleh menelantarkan rumah tangga.
* Rajin dan kreatif
Bangun kala masih malam (Ams 31:15a) pada malam hari pelitanya tidak padam (Ams 31:18b) ia sedang bekerja dengan tangannya (Ams 31:13b). prinsipnya disini adalah seorang istri hendaknya rajin dan kreatif, mempunyai kesediaan dan kemampun bekerja keras. Seorang istri, ibu rumah tangga yang malas, boros dan hanya bermalas-malasan akan mengakibatkan rumah tangga yang berantakan.
* Penolong yang berhikmat
Hikmat diproleh dari sumber hikmat yaitu Tuhan (Ams 1:7), oleh sebab itu salomo tidak memint kekayaan atau umur panjang, tetapi ia minta hikmat (@ Taw 1:10). Hikmat adalah kemampuan dari Tuhan untuk mengetahui, mengerti dan memecahkan berbagai maslah secara tepat.
Ia membuka mulutnya dngan hikmat (Ams 31:26) istri tahu kapan harus berkata-kata sesuai dengan waktu, tempat dan situasi. Ia tahu kapan harus memberikan pujian atau koreksi kepada suaminya. Perkataan yang diucapkan pada waktunya, seperti buah apel emas dalam pinggan perak (Ams 25:11).
* penolong yang mantap dlam penampilannya.
dalam Perjanjian Baru, kita dapat temukan bahwa keserasian lahiriah dan batin terungkap dalam: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah “(1 Pet 3:3).
Dengan demikian, dalam penampilan yang terutama adalah perhiasan rohani (batin), namun jangan mengabaikan perhiasan lahiriah. Sangat menyedihkan jika istri menyambut suami dengan rambut kusut dan daster yang kotor, istri yangmelalikan diri tidak menjadi penolong yang baik. Jangan mengeluh jika suami mulai melihat wanita lain yang tahu merawat diri. Istri yang baik juga tahu mnghias diri sesuai dengn profesi suaminya shingga membeikan rasa hormat dan wibawa.
* Penolong yang mendoakan suami
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” (Ams 16:3) Doa yang benar besar kuasanya” (Yak 5:16b) “pergumulan yang berat sekalipun, dapat twrselesaikan melalui doa” (2 Raj-raja 19) dan doa seorang istri bagi suami sangat penting, karna melalui doa istri, suami akan diberkti. Dikuatkan, dilindungi, dimenangkan dan dapat dipakai oleh Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Begitu juga anak-anak membutuhkan ibu yang berdoa bagi kemajuan dan pertumbuhan hidup mereka.
2. Tunduk dan menghormati Suami
“Istri hendaklah menghormati suami” (Ef 5:33b)
“Hai Istri tunduklah kepada suamimu sepei kepda Tuhan” (Ef 5:22)
istilah tunduk dan hormat mungkin merupakan istilah yang menjengkelkan bagi istri yang dominan terhadap suami, terlebih bagi istri yang memiliki alasan rasional untuk dominan dalam keluarga. Namun agar keluarga menjadi bahagia, prinsip-prinsip keluarga dalam Alkitab perlu digali dan ditaati. Kemungkinan kehancuran keluarga karena diabaikannya prinsip tersebut dalam kehidupan keluarga Kristen. Allah telah mengajarkan bagaimana istri berlaku kepada suami, yaitu tunduk dan hormat.
Prinsip istri tunduk terhadap suami memang sudah sewajarnya, baik dilihat secara kronologis penciptaan, terlebih lagi merupakan perintah Allah agar istri tunduk terhadap suami, termasuk tunduk kepada suami yang tidak beriman (Ef 5:21; 1 Pet 3:27).
Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, merka juga tanpa perkataan dimenengkan oleh kelakuan istri, jika mereka meliht, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka. (1 Pet 3:1-2)
3. Mengasihi Suami
Pernikahan Kristen diikat oleh kasih Kristus, karennya suami istri harus saling mengasihi. Kasih kan menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Kualitas kasih dalam keluarga Kristen addlah sepeti kasih Tuhan Yesus kepada jemaat. Yang perama harus dikasihi seorang istri adalah suaminya. Bahkan setelah mereka memiliki anak sekalupun, istri harus mengasihi suaminya terlebih dagulu. Di dalam beberapa rumah tangga mungkin saja istri melupakan perskutuan dengan suaminya, istri lebih banyak mencurahkan kasihnya untuk anak-anak. Sikap ini tidak baik. Ayah dan ibu harus bersam-sama mengasihi dan memelihara anak-anak mereka. akan tetapi kehadiran anak-anak tidak boleh mengurangi kasih suami istri (Joyce Coon, 1984:15)
B. Peranan Istri / ibu bagi Anak.
Istri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami, tetapi juga menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat tercermin dari kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan ketidak bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Di bawah ini akan diuraikn peran ibu terhadap anaknya antara lain:
· Memelihara dan mengasuh anak.
* Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a)
* Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a)
· Imam bagi anak-anaknya
Doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan mendengarkan doa orang yang jujur dan Tuhan berjanji untuk menjawab doa (Mat 7:7). Sebagai imam berari menyampaikan keluhan, masalah dan sukacita anak kepada Tuhan. ibu juga berperan menjadi penyambung lidah Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah kepada anak.
· Teladan bagi anaknya
Perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak, baik hal positif maupun hal yang negatif. Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua akan diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20).
· Sebagai guru
Sebagai guru seorang ibu harus dapat mendidik anak-anaknya. Hai anak-anakku dengarlah didikan ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 1:8b)
Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 6:20)
Kedua ayat tersebut menyatakan peran ibu sebagai guru, pendidik, pengajar, terutama untuk mengajar dan mengenalkan anak takut akan Tuhan. berarti ibu (orang tua) harus berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak.
C. Peranan istri bagi pekerjaan Tuhan
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah (I Pet 2:5).
Ayat diatas mewakili banyak ayat pararel dalam Alkitab yang menekankan peran istri dalam pekerjaan Tuhan. tidak berlebihan jika dikatakan bahwa istri yang dipakai Yesus untuk mewujudkan kasih-Nya kepada dunia ini: Dia datang menjadi manusia.
Karunia-karunia khusus sebagai partisipasi dalam pekerjaan Tuhan antara lain:
¨ Mengajar anak-anak (Ul 6:6-7, Ams 6:20)
¨ Menggembalakan (Ams 10:21a: Tit 2:4)
¨ Mengabarkan Injil (Ams 25:25; Mat 28:19-20)
¨ Memimpin ( Hak 20:20-21).
¨ Memberi (2 Raja-raja 4:8-10; Kis 9:36-41)
¨ Melayani jemaat (Rom 16:1-2).
Perann Suami (Bapak) dalam keluarga
Pada bagian ini akan dibahas peranan suami Kristen dalam usaha menciptakan keluarga bahagia, dimana suami berperan dalam tanggung jawab yang diembannya dan anak istri memberi kesempatan dan dukungan.
A. Ayah/Bapak berati:
¨ Pengakuaan dan sebutan dari anak-anak kepada laki-lki yang memiliki ikatan batin dan realisasi biologis.
¨ Laki-laki yang memiliki anak yang bertanggung jawab menentukan, melindungi, membina dan menasehati.
¨ Sebutan ayah memiliki aspek penghormatan: menekankan relasi ganda yakni relasi sosiologis-biologis, arti secara sosiologis; Ayah/Bapak menerima penghormatan dari luar karena faktor usia atau status sosial yang dimiliki. Sedangkan secara biologis, ayah menerima peghormatan dari dalam, yakni anak kandungnya karena faktor pemilihan, sehingga aspek ini bersifat umum dan khusus.
B. Kedudukan Ayah
Untuk dapat berfungsi secara efektif, persepsi Alkitab bagi kedudukan ayah dalam keluarga harus ditelusuri. Prinsipnya adalah sebagai berikut:
¨ Ayah sebagai wakil Allah
Alkitab menyatakan: Tetapi aku mau, supaya kamu megetahui hal ini, yaitu kepala dari setiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari setiap perempuan ialah laki-laki dan kepala dari Kristus ialah Allah (Kol 3:18; Ef 5:23)
Ini berarti Allah telah menetapkan ayah sebagai kepala dan wakil Allah dalam keluarga. Dengan kedudukan sebagai wakil Allah sekaligus memiliki amanat untuk memimpin keluarga sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah dalam keluarga. Kedudukan tersebut sebagai lanjutan wewenang yang telah Allah berikan di taman Firdaus (Kej 1:26-28; 2:15). Kedudukan Ayah sebagai wakil Allah juga mengingatkan kepada faktor ketebatasan dan ketergantungan ayah kepada Kristus dalam mengatur rumah tangga.
Roy Lessin mengatakan:
Apabila suami menemukan tempat atau kedudukan di bawah Kristus, ia akan mengalami kedamaian, keyakinan dan kebenaran untuk memimpin, bahkan dalam saat-saat yang sukar. Kalau ia tunduk kepada Kristus, ia akan mendapatkan bahwa Kristus, yang memberikan kesanggupan kepadanya sebagai pemimpin. (1978:41).
Ayah harus merefleksikan sinar kasih, kekudusan, kemuliaan dan kehendak Allah dalam keluarga Kristen.
¨ Ayah adalah kepala
Ayah bertugas sebagai kepala dalam membawa bahtera rumah tangga melewati tiap tantangan dan godaan. Karena suami adalah kepala istri, sama sepeti Kristus adalah kepala jemaat (Ef 5:23; 1Kor 11:3).
Pengertian ayah sebagai kepala dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu:
1. Hubungan,
2. Kekuasaan
3. Posisi
4. Fungsi
Dimensi kekuasaan, Kristus menguasai jemaat, begitu juga suami berkuasa atas istri dan keluarganya. Dimensi posisi, kepala adalah pemimpin.Dimensi fungsi, memperlihatkan kepala bertugas menghidupkan, melindungi, menggerakkan dan mengatur. Tapi hendaknya diperhatikan bahwa hakekat sebagai kepala seperti Kristus menjadi kepala jemaat. Dengan demikian tolak ukur adalah kepemimpinan Kristus. Kepala menyelamatkan, melindungi, mengasihi, melayani tubuh. Menjadi kepala berarti suami harus mengasihi istri anak dan keluarga.
Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suami” Ef 5:23.
C. Peranan Ayah
Peran ayah dalam keluarga sangat luas, dan untuk membatasinya akan dibahas peran ayah sebagai pemimpin.
· Pemimpin rohani terhadap Istri
Pemimpin rohani terhadap istri berarti suami harus mendoakan, mengasihi dan memimpim istri sesuai dengan peraturan Allah. Kepemimpinan rohani terhadap istri memberikan wibawa terhadap istri dan anak:
¨ Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah.
¨ Memimpin berarti memimpin dan mengasihi dan melayani, bukan memuntut atau berlaku sebagai boss, sebab Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani ( Mat 20:28; Ef 5:25; Kol 3:9)
¨ Memimpin berarti bergaul dan memberi waktu (Yoh 1:39, 43; Mark 1:17, 3:14)
¨ Memimpin berarti menjadi teladan (1 Kor 4: 16; Fil 3:17; 1 Tim 4:12)
¨ Memimpin berarti rela berkorban (Ef 5:28:30)
¨ Tidak memukul atau berlaku kasar, sebab istri adalah milik Kristus dan tubuh istri adalah bait Roh Kudus ( 1 Kor 6:19-20; Kej 2:18-24), memukul istri berarti memukul milik Allah.
¨
Peran wanita kristen Amsal 31
PERANAN WANITA KRISTEN (Menurut Amsal 31 : 10 – 31)
Peranan wanita Kristen selalu menjadi pertanyaan yang menimbulkan pro dan kontra dihubungkan dengan peranan wanita dalam keluarga, gereja maupun masyarakat apalagi jika dihubungkan dengan apa yang dikatakan Alkitab tentang peranan wanita dan budaya yang menjadi latar belakang wanita tersebut maupun budaya di mana wanita tersebut tinggal dan bermasyarakat.
Alkitab menjelaskan bahwa wanita seperti juga pria diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupaNya (Kej. 1:27), sehingga “Alkitab harus menjadi pedoman bagi setiap wanita yang sedang mencari makna dan eksistensinya di dunia ini. Di dalam Alkitab kita dapat membaca bahwa Allah menciptakan wanita itu menurut gambar dan rupa Allah.” Dalam Perjanjian Lama, Alkitab mengungkapkan peranan wanita :
“Kaum wanita dianggap bagian integral dari umat perjanjian itu sehingga ‘laki-laki, perempuan dan anak-anak’ berkumpul untuk bersama-sama mendengar pembacaan Taurat di hadapan umum dan mengambil bagian dalam ibadah (mis. Ul. 31:12). Wanita-wanita yang setia kepada Tuhan dan pemberani seperti Hana, Abigail, Naomi, Rut dan Ester dikagumi, dan secara terus menerus dititikberatkan bahwa para janda harus diayomi.”
Dalam Perjanjian Baru, Alkitab juga menceritakan bahwa Allah memakai kaum wanita dalam sejarah dan rencana keselamatan yang Dia berikan melalui Yesus :
“Yesus datang dengan kegenapan waktu, lahir dari seorang perempuan (Gal. 4:4). Dalam perjalanan keliling Yesus dari kota ke kota, di samping para murid yang semuanya adalah pria, Ia ditemani juga oleh sekelompok wanita yang telah disembuhkanNya dan melayani Dia dari kekayaan mereka (Luk. 8:1). Sikap Yesus memulihkan martabat kaum wanita, Ia mengijinkan seorang pelacur mendatangiNya dari belakang sewaktu hendak duduk makan, membasahi kakiNya dengan air matanya…mungkin Yesus orang pertama yang berlaku hormat terhadap wanita ini (Luk. 7:36 dst)…rasul Paulus dalam maklumat akbarnya tentang kebebasan Kristiani…tidak ada laki-laki atau perempuan semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (Gal. 3:28).”
Dalam Alkitab sendiri pernyataan Paulus agar wanita berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan ibadah (I Kor. 14:34) menimbulkan pro dan kontra pula, apalagi jika diteliti lebih lanjut dalam prakteknya Paulus memiliki beberapa rekan sekerja wanita dalam usahanya memberitakan Injil Kristus. Dalam Perjanjian Lama bangsa Israel pernah memiliki pemimpin wanita seperti Debora sebagai hakim, dan dalam kitab Amsal ditulis puisi tentang pujian terhadap wanita yang memiliki “kekayaan karakter” sehingga mampu berperan sebagai “wanita yang cakap”. Kekayaan karakter inilah yang menjadi dasar sikap ingin melakukan yang terbaik yang perlu dimiliki wanita Kristen masa kini sehingga dapat berperan dalam keluarga, gereja maupun masyarakat.
WANITA DALAM AMSAL 31:10-31
Amsal 31:10-31adalah perikop yang ditulis dalam bentuk puisi, setiap baitnya berisi gambaran mengenai istri yang cakap yang memiliki kekayaan karakter dan peranan yang dapat memberikan teladan bagi kaum wanita pada umumnya. Amsal sendiri adalah “perumpamaan orang pandai dengan menggunakan kata-kata singkat terpilih, dengan maksud untuk merumuskan suatu hikmat dalam kalimat pendek guna membantu ingatan dan mendorong mempelajarinya ..untuk kehidupan sehari-hari.”
A. Karakter Wanita Menurut Amsal 31:10-31
Wanita yang cakap “ lyIx; chayil {khah’-yil} hV’ai ‘ishshah {ish-shaw’} “ memiliki pengertian “wanita yang memiliki semua kebenaran, kehormatan dan kekuatan untuk melakukan semua hal-hal yang ada dalam Amsal ini.” Kata yang sama dipakai juga dalam Amsal 12:4 dan Rut 3:11. Wanita ini mempunyai nilai yang tinggi bahkan lebih dari permata, nilai yang sama diberikan kepada hikmat (Ams. 3:15, 8:11).
Ayat 10 “Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata”, ini merupakan pertanyaan retoris. Istri (wanita) yang cakap yang dimaksudkan disini adalah wanita yang memiliki karakter, ada sekitar 5 karakter yang dapat menjadi teladan yang perlu dimiliki seorang wanita Kristen untuk dapat berperan dalam kehidupan dan lingkungannya, yaitu:
1. Dapat Dipercaya
Dalam ayat 11“Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan”, digunakan kata” xj;B’ batach {baw-takh’} – safely trust”, untuk menunjukkan karakter “dapat dipercaya” sebagai “satu karakter dasar yang berhubungan dengan kejujuran dan integritas yang harus dimiliki wanita Kristen untuk dapat melakukan peranannya dengan baik” , sehingga memberikan “keuntungan” yaitu jaminan kecukupan dan inspirasi kepercayaan. Jadi karakter “dapat dipercaya” yang dimiliki wanita yang cakap memberkati wanita tersebut juga orang lain.
2. Rajin
Ayat 13-19, 21-22, 24 dan 27, menunjukkan beberapa kata kerja yang menyiratkan karakter “rajin” dari seorang wanita yang cakap, seperti :
a. Kata vrD darash {daw-rash’} “mencari”, berarti mau berusaha, bekerja keras.
b. Kata hf’[‘ `asah {aw-saw’} “senang bekerja dengan tangannya”, berarti melakukan pekerjaannya dengan hati yang senang karena dapat menyalurkan kreatifitas dan kemampuannya.
c. Kata aAB bow’ {bo} ~x,l, lechem {lekh’-em} “mendatangkan makanan”, kata ~Wq quwm {koom} “bangun kalau masih malam”, kata !t;n” nathan {naw-than’} “membagi-bagikan tugas”, berarti dalam kerajinannya sejak awal pagi ia dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada orang lain yang membantunya sehingga ia dapat melakukan tugas-tugas lain sesuai peranannya.
d. Kata ~m;z” zamam {zaw-mam’} [j;n” nata` {naw-tah’} to plant “membeli sebuah ladang…ditanami “, berarti dapat menggunakan waktu luangnya untuk mendapat pendapatan sendiri.
e. Kata rg:x’ chagar “mengikat pinggangnya..”, “..jarinya memegang pemintal..”, “..membuat pakaian..”, berarti memiliki kesiapan kerja, semangat dan kekuatan untuk menyelesaikan pekerjaannya, memiliki keteguhan hati dan keberanian juga kekuatan untuk melakukan aktifitas yang memerlukan ketekunan.
f. Kata hp’c’ (tsaphah) “…mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya”, berarti mempunyai prinsip yang kuat dalam kerajinannya dimana dia hanya mau makan hasil kerja kerasnya, bukan pemberian orang.
3. Murah Hati
Ayat 20 “ Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.” dimana “hati yang murah adalah hati yang suka memberi” , maka wanita Kristen yang “murah hati” dapat memakai perasaannya untuk membuat dia berbuat sesuatu yang baik untuk orang lain, menjadi berkat.
4. Berhikmat
Ayat 12 dan 25-26, kata “Ia berbuat baik..” berarti mempunyai cukup hikmat untuk mengetahui apa yang ia lakukan membawa kebaikkan, kata “…tertawa tentang hari depan…” berarti tidak kuatir akan masa depan karena sudah merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatunya, kata “membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran lemah lembut ada di lidahnya..” dapat dijabarkan wanita yang berhikmat ini dapat memakai pembicaraannya untuk mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Wanita berhikmat tahu kapan dia dapat mengucapkan sesuatu kapan tidak, karena setiap pembicaraannya mencerminkan hikmat yang dia miliki.
5. Takut akan Tuhan
Kata “takut akan Tuhan” dipakai dalam awal dari kitab Amsal (1:7) sebagai kata kunci dari memiliki hikmat. Perikop yang membahas wanita yang cakap menggunakan juga kata ini (31:30). Wanita yang bijaksana adalah wanita yang takut akan Tuhan, karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jadi wanita yang cakap perlu memiliki karakter yang paling mendasar yaitu “takut akan Tuhan” sehingga ia punya cukup hikmat, punya kemurahan hati, kerajinan yang bijaksana serta dapat dipercaya.
B. Problematika Peranan Wanita
Wanita memiliki peran ganda di dalam rumah tangganya dan di luar rumah. Peranan wanita dalam keluarga meliputi; perannya sebagai istri yang menjadi penolong yang sepadan bagi suaminya, sebagai seorang ibu yang memelihara dan mencukupi kebutuhan jasmani juga kebutuhan rohani anak-anaknya, juga peran sebagai mertua dan menantu yang dapat saling membangun dan memberkati keduanya.
Karier seorang wanita seringkali mempengaruhi peranannya dalam keluarga, sebab keduanya menuntut waktu dan perhatian penuh, namun seorang wanita yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan akan lebih peka dengan hikmat yang dimilikinya, kapan dia harus berperan dalam keluarganya dan bagaimana ia harus meniti kariernya.
Peranan wanita dalam gereja sering menimbulkan pro dan kontra, menanggapi pernyataan Paulus dalam 1Kor. 14:34 perlu dilihat konteksnya dimana “konteks luas pembicaraan dalam surat adalah soal karunia khusus jemaat. Karunia juga ada ‘cara mainnya’. Dalam konteks inilah perempuan harus berdiam diri dalam jemaat.” Jadi “sama seperti orang-orang yang berbahasa roh ‘hendaklah berdiam diri dalam pertemuan jemaat’ jika tidak ada yang dapat memberikan penafsirannya (I Kor. 14:28), dan seorang nabi harus berdiam diri jika seorang lain mendapat penyataan (ay. 30), maka demikian pula wanita-wanita yang suka berbicara ‘harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan jemaat’ jika ada yang hendak mereka tanyakan, mereka wajib menanyakan itu kepada suami mereka sesampainya di rumah (I Kor. 14:34). Sebab (dan inilah prinsip yang agaknya mengatur semua perilaku orang di gereja) Allah tidak menghendaki kekacauan tapi damai sejahtera (ay.33).” Dalam kenyataannya kaum wanita ikut berperan juga dalam gereja karena “harus diakui bahwa wanita telah membuktikan dedikasi mereka yang tidak kepalang tanggung dalam pelayanan gerejawi, sebagai diakones atau sebagai ujung tombak dalam pekabaran Injil.”
Wanita yang mengerti panggilannya sebagai bagian dari Imamat rajani (1 Ptr. 2:9) menjadikan panggilannya sebagai dasar dari peranannya dalam berjemaat, juga karunia rohani yang dianugrahkan Allah memampukan seorang wanita Kristen dibawah otoritas Allah untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan yang sesuai dengan karunia rohani yang dimilikinya.
Peranan wanita dalam masyarakat memerlukan sikap melayani seperti yang diajarkan Yesus “Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.” (Mark. 10:43 dan 45).
Alkitab juga memberi teladan seperti Ester sebagai permaisuri yang memiliki sikap rela berkorban sehingga menjadi pahlawan yang menyelamatkan bangsanya. Teladan lain adalah Debora seorang nabiah yang menjadi hakim bangsa Israel memiliki kerendahan hati untuk bekerja sama dengan pria (Barak) sebagai satu tim dalam kepemimpinannya.
KESIMPULAN
Amsal yang ditulis untuk menjadi penuntun dalam kehidupan sehari-hari diharapkan pula dapat menuntun wanita Kristen masa kini dalam kehidupannya sehari-hari untuk dapat memiliki karakter-karakter kristiani seperti yang dimiliki wanita yang cakap dalam Amsal 31:10-31seperti dapat dipercaya, rajin, murah hati, berhikmat dan takut akan Tuhan, sehingga memampukan seorang wanita Kristen untuk dapat berperan dalam keluarga, gereja dan masyarakat, dan memberkati orang lain melalui peranannya itu.
Pembentukan karakter wanita Kristen dimulai ketika benih-benih iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan, mulai tumbuh dan melahirkan kehidupan yang takut akan Tuhan yang menjadi dasar dari karakter kristiani yang dimiliki wanita Kristen. Iman yang tumbuh menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23) dan hidup yang takut akan Tuhan menghasilkan karakter-karakter kristiani dewasa, sehingga memampukan seorang wanita Kristen untuk melakukan peranannya sesuai kehendak Allah.
Peran ganda seorang wanita sebaiknya mendorong kaum wanita untuk melakukan peranannya di rumah tangga maupun di luar rumah dengan lebih baik, kerajinan dan pendelegasian menjadi kuncinya, dimana prioritas dan keseimbangan diperlukan agar dapat melakukan peran ganda seorang wanita.
Peranan wanita Kristen meliputi hubungan wanita tersebut dengan Tuhan yang menciptakannya, menjaga hubungan yang baik dan teratur melalui doa dan saat teduh. Juga penerimaan akan diri sendiri yang sudah diampuni Allah walaupun pernah membuat kesalahan atau keputusan salah di masa lalu, karena Allah adalah setia dan adil (1Yoh. 1:9). Juga hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat, dapat menjadi dorongan bagi seorang wanita Kristen untuk melakukan peranannya secara maksimal.
Sikap rela berkorban, kerendahan hati dan hati yang melayani sebaiknya menjadi ciri dari seorang wanita Kristen dalam melakukan peranannya sehingga dapat menjadi berkat bagi keluarga dan saudara seiman, dan kesaksian yang hidup bagi masyarakat sekitar.
Seperti buku resep untuk masakan atau buku manual untuk barang elektronik, wanita Kristen masa kini dapat menjadikan Amsal 31:10-31 sebagai tuntunan dalam kehidupan sehari-hari untuk bertumbuh dalam hidup yang takut akan Tuhan, yang menghasilkan karakter-karakter kristiani seperti yang dimiliki wanita yang cakap, yang memampukan seorang wanita Kristen dapat melakukan peranannya baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi Alkitab 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1983.
Bly, Stephen dan Janet, Ibu Yang Penuh Perhatian, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup), 1988.
Darmawijaya, St, Perempuan Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius), 1991.
Karssen,Gien, Ia Dinamai Perempuan 2, (Bandung: Penerbit Kalam Hidup), 1995.
Stott, John, Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih), 1984.
Subekti, Timotius, Pembentukkan Karakter Ilahi, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset), 1999.