sekolah tinggi STT Apollos
ELIYONA BAENE
MAHASISWA APOLLOS - JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pekabaran Injil (PI) adalah sesungguhnya sudah
merupakan salah satu pokok Agenda dunia dewasa ini. Setiap orang sesungguhnya
sedang berlomba untuk memikat setiap orang lain supaya mau menerima sesuatu
yang di tawarkan.[1]
Pekabaran Injil pada dasarnya merupakan suatu bagian yang
menjadi tanggung jawab seluruh orang Kristen, sebab Kristus sendiri hadir di
tengah dunia dalam rangka memberitakan Injil kepada dunia. Kehadiran-Nya di
dalam dunia di hayati sebagai usaha untuk memberitakan Injil sebagaimana yang
ditulis dalam (Markus 1:38: Aku memberitakan injil karena untuk itu Aku
datang..’yang dimaksud Injil dalam kata ini adalah kata “Injil” di artikan “sebagai kabar baik” [2]
hal tersirat dalam perkataan-Nya yang di tulis oleh Lukas 4:18-19, yang
menyattakan bahwa “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang dan Ia mengutus Aku untuk
memberitakan kabar baik kepada orang-orang Tawanan dan pengelihatan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Jadi dengan demikian, sebenarnya
dapat penulis simpulkan bahwa dalam pandangan Yesus Kristus Pekabaran Injil
adalah upaya untuk memberitakan kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah
dengan segala tanda-tandanya kepada dunia.[3]
Pekabaran Injil yang semacam Inilah yang oleh Yesus
Kristus dinubuatkan dan akan dilanjutkan sebagai keharusan sejarah untuk di
beritakan sebelum akhir zaman tiba, (Markus 13:10) “tetapi Injil harus
diberitakan dahulu kepada semua bangsa” sebab itu dalam rangka mengisi masa
antara kedatangan Yesus Kristus sampai akhir zaman, Dia memberikan Perintah
pemberitaan Injil yang dituliskan dalam Injil Matius 28:19-20: “pergilah
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
kuperintahkan kepadamu”
Perintah Tuhan Yesus Kristus pada Hakekatnya adalah
perintah Untuk memuridkan (mengajar untuk melakukan Perintah Yesus Kritus), dan
membaptiskan (sebagaimana yang dilakukan Yesus Kristus sejak awal kegiatan
pelayanan-Nya), sehingga orang dapat mengenal dan merasakan tanda-tanda
kedatangan Kerajaan Allah dalam hidunya.[4]
Menurut Michael Chua, salah seorang peserta
Conference dari Makati Gospel Church di Manila, Filipina, bahwa Gereja yang
Mengabarkan Injil Gereja mula-mula lahir pada Hari Pentakosta atau Hari
Pencurahan Roh Kudus melalui Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Petrus.
Setelah ia berkotbah tercatat ada 3000 orang yang percaya, bertobat,
diselamatkan
dan dibaptis (Kisah Para Rasul 2:41). Tugas ini
sering disebut sebagai KERYGMA atau memproklamirkan Injil atau EUANGELION yaitu
Kabar Baik tentang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk penebusan kita dan
yang dibangkitkan untuk membenarkan kita, itulah keselamatan bagi setiap yang
percaya dan mengaku serta menerima Dia sebagai Juruselamat.[5]
Berita itulah yang diproklamirkan oleh Gereja-gereja
Tuhan sepanjang Kitab Kisah Para Rasul, berita itu adalah berita penuh kasih
karunia dan kuasa Allah. Sehingga setiap orang yang mendengarnya, percaya serta
mengaku dan menerima dalam hati dan hidupnya akan diselamatkan: "Karena
dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."
(Roma 10:10). Berita itulah yang dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang
sejarah, umat manusia yang dikuasai dosa dan akan menuju kebinasaan kekal serta
yang tidak sanggup dengan usaha baik apapun untuk menyelamatkan dirinya. Berita
itulah yang harus terus meneruskan diberitakan oleh Gereja-gereja Tuhan
sepanjang zaman; juga oleh gereja kita sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya.
Menurut Pastor Rick Warren "Pekabaran Injil
adalah bagaikan peredaran aliran darah dalam tubuh manusia. Jikalau peredaran
aliran darah dalam tubuh kita baik dan lancar maka kita memiliki tubuh yang
sehat. Sebaliknya jika peredaran aliran darah tidak lancar dan terganggu maka
kita menjadi orang yang sakit. Demikian juga dengan gereja, jika gereja tidak
mengabarkan Injil maka gereja akan sakit dan lama-kelamaan kalau tidak
disehatkan kembali maka gereja akan mati. Jikalau kita ingin gereja kita tetap
hidup dan bertumbuh maka kita harus terlibat dan mendukung semua usaha
pekabaran Injil yang dilakukan dengan berbagai karunia yang Tuhan berikan
kepada kita.
Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja
yang siap untuk mati. Rasul Paulus berkata: "Karena jika aku memberitakan
Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah
keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."
(1Korintus 9:16). Semoga kita semua mempunyai tekad seperti Rasul Paulus,
jadikanlah gereja kita Gereja yang Mengabarkan Injil.
Berorientasi
pada Peranan Jemaat dalam Kisah Para Rasul 2:47 akan sangat menarik jika kita
perhatikan dengan teliti: "Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap- tiap
hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Di situ
jelas dikatakan bahwa "mereka" disukai semua orang. Yang disukai
semua orang bukan Petrus, Yohanes atau rasul yang lain, melainkan seluruh
anggota jemaat gereja tersebut, yang tentunya termasuk para rasul.[6] Berarti
yang berperan dalam pertumbuhan gereja bukan hanya para rasul tetapi seluruh
anggota jemaat. Demikian juga dengan pertumbuhan gereja kita tidak boleh
berorientasi atau berpusat pada pendeta, penginjil, majelis atau aktivis
lainnya. Seharusnya seluruh anggota jemaat turut berperan.
Menurut Bapak Reformasi Martin Luther (1483-1546) dengan menunjuk pada Surat 1Petrus 2:9.
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
kepada terang-Nya yang ajaib." Semua orang percaya, segenap anggota jemaat
harus berperan bahkan berfungsi sebagai imam yang memanjatkan doa syafaat untuk
sesama.
Hal yang dilakukan oleh Anggota Jemaat juga dengan
harus berperan mereka dalam mengabarkan Injil bagi pertumbuhan gereja, anggota
jemaat harus melakukan pekabaran Injil. Alkitab mencatat bahwa "Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kisah Para Rasul 2:42).
Pertama-tama mereka 'bertekun dalam pengajaran', berarti bersungguh-sungguh dan
tidak jenuh mau belajar dan bertumbuh dalam pengajaran atau doktrin. Pengajaran
atau doktrin adalah bagaikan tulang dalam tubuh kita. Jika kita bertumbuh dan
teguh dalam doktrin maka kita tidak akan mudah disesatkan oleh guru-guru atau
pengkotbah-pengkotbah, penginjil-penginjil palsu.
Seorang yang Mengabarkan Injil Harus Bertekun dalam
persekutuan' atau KOINONIA, dengan saling mengenal dengan akrab. Bukan hanya
sekedar tahu nama dan alamat, tetapi juga suka duka sebagai sesama anggota
jemaat. Persekutuan itu lakukan di saat beribadah dan doa bersama. Ibadah dan
doa adalah bagaikan nafas bagi tubuh kita. Itulah hubungan vertikal yang harus
ada dalam gereja dan dengan adanya hubungan vertikal tersebut maka dengan
sendirinya haruslah terbentuk hubungan horisontal sesama anggota jemaat.
Persekutuan vertikal dan horizontal yang dinamis tersebut kemudian menghasilkan
"banyak mujizat dan tanda" (Kis 2:43).
Tugas
pemberitaan Injil bukanlah sekedar suatu pelengkap dari tugas gereja. Sebab
gereja pada dirinya bersifat missioner. Di IKor. 9:16, rasul Paulus berkata:
“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku
tidak memberitakan Injil”. Jadi pemberitaan Injil merupakan bagian yang hakiki
dari kehidupan dan eksistensi gereja. Karena selain melalui pemberitaan Injil,
gereja menyampaikan berita keselamatan Allah di dalam Tuhan Yesus, juga melalui
pemberitaan Injil gereja mengalami proses pertumbuhan.
Dengan demikian, pertumbuhan gereja sangat
ditentukan oleh Pemberitaan Injil. Ini berarti gereja-gereja yang secara
faktual mengalami proses pertumbuhan, tetapi tidak memberitakan Injil dapat
dipertanyakan, apakah pertumbuhannya disebabkan karena aspek lokasi strategis,
ikatan kekeluargaan, kesukuan, iming-iming materi, daya tarik pemimpin/key-person,
dan sebagainya. Namun yang jelas tugas Pemberitaan Injil tidaklah ditentukan
oleh faktor-faktor tersebut.
Pemberitaan
Injil pada hakikatnya memiliki misi dan visi yang khusus, yaitu menyampaikan
tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah yang mentransformasi kehidupan agar umat
manusia memperoleh pengampunan, penebusan, pemulihan dan rekonsiliasi yang
menyeluruh secara vertikal dan horisontal. Itu sebabnya pemberitaan Injil dalam
konteks ini bukan untuk mengubah orang lain untuk memeluk agama Kristen. Tetapi
mengubah pola pikir dan nilai-nilai yang ada di dunia ini agar sesuai dengan
pola pikir dari kehendak Allah, dan hidup sesuai nilai-nilai yang diajarkan
oleh Tuhan Yesus.
Dengan
pemahaman yang demikian, tugas pemberitaan Injil berjuang untuk mentransformasi
kehidupan ini dengan pendekatan sosial-budaya, sastra, musik, pendidikan, dan
politik.
Namun
tidaklah cukup bagi kita tugas pemberitaan Injil hanya berada dalam lingkup
mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini. Karena usaha
mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir ini akan efektif dan mencapai
tujuannya, apabila gereja mengalami proses pertumbuhan. Dengan kata lain,
gereja yang tidak bertumbuh tidak akan pernah menjadi gereja yang
mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini. Jadi tugas pemberitaan
Injil yang memiliki misi dan visi untuk mentransformasi nilai-nilai dan pola
pikir dunia ini perlu dilakukan seiring dengan proses pertumbuhan gereja. Ini
berarti usaha mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia agar sesuai
dengan iman Kristen sangat ditentukan oleh keadaan faktual sejauh mana gereja
kita telah bertumbuh. Dengan demikian, pertumbuhan gereja pada hakikatnya
menentukan arah dan dinamika misi/visi untuk mentransformasi nilai-nilai dan
pola pikir dunia ini agar seluruh umat manusia hidup dalam karya penebusan
Kristus.
Menurut George Barna, dalam bukunya yang berjudul:
“Marketing the Church” menyampaikan gagasannya, bahwa pertumbuhan gereja akan
terjadi jikalau gereja secara tepat mampu memasarkan, sehingga gereja tersebut
menjadi berkembang secara pesat.
Kerapkali
kita berpikir, bahwa yang kita utamakan dalam kehidupan gereja kita hanya
kualitas. Tentu tujuan tersebut sangatlah benar, agar dalam kehidupan gereja
kita tercipta suatu kehidupan yang bermutu. Kita merindukan agar para anggota
jemaat kita bermutu dalam iman, kasih, spiritualitas dan pelayanan gerejawi.
Tetapi apa artinya suatu kualitas yang seringkali tidak terukur, apabila jemaat
yang kita anggap telah berkualitas tersebut ternyata tidak mengalami proses
pertumbuhan yang kuantitatif.
Gereja setempat bersaing dengan
organisasi-organisasi lain untuk merebut waktu, perhatian, uang, kesetiaan
singkatnya menarik hati orang banyak. Persaingan itu sesungguhnya bukanlah
dengan gereja lain melainkan dengan organisasi, kesempatan, dan filsafat lain
yang dapat menjadi alternatif untuk kehidupan Kristen”.
Dengan kata lain gereja tidak dapat bersandar
pada asumsi-asumi teologis belaka, atau pada perasaan dan nalurinya saja. Suatu
gereja akan berkembang apabila gereja itu mendasarkan segala rencana dan
taktiknya pada informasi yang cermat dan mutakhir. Karena itu pengelolaan data
yang diperoleh dari survey yang cermat dan mutakhir dari para anggota jemaat
sangat diperlukan agar dapat “memasarkan gereja” secara efektif, sehingga
seluruh kebijakan dan strategi pertumbuhan gereja didasarkan pada data-data
yang faktual dan valid. Dalam nasihat Tuhan Yesus di Luk. 14:28-30 tentang makna
dan manfaat dari suatu perencanaan. Perencanaan
dalam tugas pemberitaan Injil agar dapat mencapai tujuan perlu memperhatikan
keadaan/alamat si penerima (latar-belakang), yaitu kontekstualisasi. Lihat I
Kor. 9:19-23, yang mana rasul Paulus untuk memenangkan banyak orang menempuh
cara dengan memahami dan mengidentifikasi orang-orang yang ditujunya. Di
sinilah Pekabaran Injil sering gagal, karena kita kurang memperhatikan keadaan
faktual dan latar-belakang orang-orang yang sedang kita tuju. Itu sebabnya program
pembekalan agar para anggota jemaat dapat melaksanakan pemberitaan Injil secara
benar wajib diberlakukan, seperti pengetahuan budaya, adat-istiadat, pemahaman
teologis yang dia miliki dari agama yang dianutnya, dan keadaan
kepribadian/karakter yang bersangkutan.
Jadi usaha
pemberitaan Injil dengan memperhatikan kontekstualisasi, akhirnya sangat
ditentukan oleh sejauh mana gereja tersebut mampu memberdayakan para anggota
jemaat untuk ambil peran dalam seluruh tugas gerejawi yang pada saat yang sama
mereka diperlengkapi sesuai dengan karunia yang mereka miliki (Ef. 4:11-12).
Itu sebabnya tugas pemberitaan Injil senantiasa diikuti dengan berbagai usaha
pembinaan diri, pelatihan, pembekalan, pendampingan, bimbingan, dan kaderisasi
dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan panggilannya masing-masing. Di
sini faktor komunikasi, relasi atau hubungan personal sangat menentukan
keberhasilan tugas pemberitaan Injil dan pertumbuhan gereja. Keinginan seorang
pekabaran Injil adalah memenangkan orang yang belum percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jemaat harus di ajarkan arti pekabaran
injil jika jemaat mengetahui arti pekabaran Injil itu maka jemaat juga
mengetahui arti pertumbuhan gereja sehingga pertumbuhan jemaat bertumbuh dalam
hasil pekabaran Injil.[7] Jadi penulisan Skripsi ini bertujuan untuk
memberi pemahaman arti sebuah penjelasan Pekabaran Injil yang efektif bagi
pertumbuhan gereja, maka penulisan mengangkat judul: PERANAN PEKABARAN INJIL YANG
EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO
NIAS SELATAN.
1.2.Identifikasi
Masalah
Penulis
menemukan beberapa identifikasi masalah dalam judul yang penulis angkat dari
judul tentang PERANAN
PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO
PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN.
Apa
itu peranan pekabaran Injil?
1.
Apa yang di maksud Injin dan pertumbuhan
Gereja?
2.
Bagaimana proses pekabaran Injil di
jemaat BNKP Hoya Ewo?
3. Apakah
Hubungan Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan
(BNKP) Hoya Ewo?
4.
Bagaimana Pekabaran Injil bagi
Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
5. Bagaimana
Sejarah Pekabaran Injil dalam Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya
Ewo?
6.
Bagaimana dampak Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan
Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
7. Bagaimana Pekabaran Injil yang Efektif bagi Pertumbuhan
Jemaat gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
1.3.Batasan Masalah
Batasan
masalah yang di angkat dari judul skripsi ini sangat terlalu luas jika diteliti
secara menyeluruh maka dari itu agar masalah tidak terlalu meluas dan melebar
maka penulis skripsi memiliki data yaitu peranan pekabaran Injil yang efektif
bagi pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo agar
penulis sangat terfokus dalam satu konteks sehingga pemaparannya lebih efisien.
1.4.Rumusan Masalah
Pada judul
yang telah penulis angkat di atas bahwa, Skripsi ini dapat membahas
tentang PERANAN
PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO
PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN. Dengan berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah serta rumusan masalah yang telah
penulis paparkan di atas maka penulis dapat mengangkat beberapa rumusan masalah
dalam judul skripsi ini, Rumusan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut.
1.
Apakah Hubungan Pekabaran Injil bagi
Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
2.
Bagaimana Sejarah Pekabaran Injil dalam
Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
3.
Bagaimana Pekabaran Injil yang Efektif bagi Pertumbuhan
Jemaat gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
1.5.Tujuan Penulisan
Dalam
judul skripsi ini penulis mempunyai tujuan dengan berdasarkan atas rumusan
masalah diatas, maka tujuan penulisn tersebut untuk dapat mengetahui apa yang
paparkan penulis pada rumusan masalah yaitu:
1.
Untuk mengetahui Apakah Pekabaran Injil
dan Hubungannya dengan Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP)
Hoya Ewo?
2.
Untuk mengetahui Bagaimana Pekabaran
Injil dalam Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
3.
Untuk mengetahui Bagaimana Dampak
Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya
Ewo?
1.6.Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian dengan teknik
deskriptif, analisa. Deskriptif penulis
berusaha untuk menjelaskan fakta yang aktual sedangkan menganalisi penulis
berusaha menganalisi dari hasil deskriptif yang berupa pernyataan yang berkaitan dengan permasalahan, baik
melalui wawancara atau pun data-data lain. Selain data-data yang akan digunakan
dalam penulisan skripsi ini penulis mencari data lewat wawancara, buku-buku
yang ada sebagai pendukung, browsing internet.
1.7.
Kegunaan
Penelitian.
1.
Kegunaan
akademis, penelitian ini bermanfaat untuk membantu penulis menyelesaikan
perkuliahan Stratum Satu Theologia serta untuk meraih Gelar Sarjana SI
Theologia.
2.
Secara Teoritis,
penelitian bermanfaat untuk menambah
pemahaman penulis dan orang Kristen tentang injil dan gereja.
3.
Secara Praktis,
penelitian diharapkan untuk memberikan
teladan terhadap pelayanan di gereja.
1.8.
Hipotesa
Penulis memiliki pandangan dari hipotesa ini
berdasarkan bab I dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, serta tujuan penulisan, maka hipotesa dari penulis adalah
jika Pekabaran injil dilakukan secara efektif maka injil itu akan memiliki
dampak yang positif.
1.9.
Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan skripsi ini, penulisan
menguraikan daftar isi yang penulis paparkan mulai dari bab 1 sampai bab 5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
1.2.
Identifikasi
masalah
1.3.
Batasan masalah
1.4.
Rumusan masalah
1.5.
Tujuan penulisan
1.6.
Metode
penelitian dan penulisan
1.7.
Kegunaan
penulisan
1.8.
Hipotesa
1.9.
Sistem penulisan
BAB II
HUBUNGAN PEKABARAN INJIL DAN
PERTUMBUHAN GEREJA
II.1. Pengertian Pekabaran Injil
2.1.1. Tokoh-tokoh
Pekabaran Injil
2.1.2. Pekabaran
Injil dalam Perjanjian Lama
2.1.3. Pekabaran
Injil dalam Perjanjian Baru
2.1.4. Tugas
dan Panggilan Pekabar Injil
II.2. Pengertian Pertumbuhan Gereja
2.2.1. Tokoh-Pertumbuhan
Gereja
2.2.2. Pertumbuhan
Gereja dalam Perjanjian Lama
2.2.3. Pertumbuhan
Gereja dalam Perjanjian Baru
2.2.4. Tugas
dan Panggilan Gereja
II.3. Upaya Gereja dalam Pandangan
Pekabaran Injil
2.3.1. Upaya
Pekabaran Injil bagian yang Hakiki dalam Kehidupan Gereja
2.3.2. Upaya
Pekabaran Injil Bagi Pertumbuhan Gereja
2.3.3. Upaya
Pekabaran Injil Dalam Pandangan Yesus Kristus
2.3.4. Upaya
Realita Pekabaran Injil dalam pandangan Gereja Masa Kini
II.4. Konsep Gereja tentag
Pekabaran Injil Dalam Alkitab.
2.1.1. Konsep
Alkitab Perjanjian Lama
2.1.2. Konsep
Alkitab Perjanjian Baru
BAB III
SEJARAH PEKABARAN INJIL BAGI
PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN
3.1.
Selayang Pandang Pulau Nias
3.1.1. Sejarah
Pulau Nias
3.1.2. Visi
dan Misi Pulau Nias
3.2.
Apa
yang terjadi sebelum Misionaris atau Pekabaran Inji Datang Ke Nias
3.3.
Bagaimana
Sejarah Tibanya Misionaris (Pekabaran Injil) Datang Ke Nias
3.4.
Bagaimana
Perkembangan Berita Injil di Nias
3.4.1. Masa
Permulaan Pekabaran Injil yang sulit
3.4.2. Masa
Perluasan/penyebaran Injil
3.4.3. Masa
pertobatan masal (Fangesa dodo)
3.4.4. Masuknya
Injil Di Nias Tengah dan bagian Barat
3.4.5. Masuknya
Injil Di Nias Bagian Timur dan Bagian Nias Selatan
3.5.
Sejarah
terbentuknya Gereja BNKP NIAS
3.5.1. Visi
Misi Gereja BNKP
3.5.2. Pertama
Nias Utara
3.5.3. Kedua
Nias Barat
3.5.4. Ketiga
Nias Selatan
3.6.
Statistik
Gereja BNKP
BAB IV
ANALISA TENTANG PEKABARAN INJIL
YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA
(BNKP ) HOYA EWO NIAS SELATAN
4.1.Analisa
Pekabaran Injil di Gereja BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.2.
Analisa Metode Pekabaran Injil yang Efektif
di Gereja BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.3.Analisa
Pertumbuhan Gereja Di BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.4.
Refleksi Teologi
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………
[1] John F. Havlik, Gereja Yang
Injili, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1991), Hlm. 9
[2] Disampaikan dalamsesi Sharing
Pengalaman dengan Acara: Konsultansi Nasional Pekabaran Injil, (Semarang: Hotel
Gracia, 2011) tanggal 8-11 November
2011.
[3] BPMS GKI , Visi dan Misi Gereja
Kristen Indonesia 2002-2010, (Jakarta:BPMS GKI, 2004), hlm. 16
[4] Ibid, hlm. 18
[5] Michael Chua, Gereja yang
Mengabarkan Injil, (Malang:Gandum Mas, 1997) hlm, 35-36
[6] Ibid, hlm. 39
[7] Billy Graham, Beritakan Injil,
(LLB: Yayasan Andi, 1992), hlm, 22-25
Nama : Eliyona BAene
Asal : Nias Selatan
Studi: STT APOLLOS JAKARTA
BLOGGER WEB. PERSONAL.
CARANYA DOWLOAD PAK GMN...................SAYA DHA CB TAPI GK BSA
BalasHapustdk perlu di download, blok aj baru kopi.
Hapus