Selasa, 25 Maret 2014

MAKALAH SEJARAH PEKABARN INJIL YANG EFEKTIF

sekolah tinggi STT Apollos
ELIYONA BAENE
MAHASISWA APOLLOS - JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pekabaran Injil (PI) adalah sesungguhnya sudah merupakan salah satu pokok Agenda dunia dewasa ini. Setiap orang sesungguhnya sedang berlomba untuk memikat setiap orang lain supaya mau menerima sesuatu yang di tawarkan.[1]
Pekabaran Injil  pada dasarnya merupakan suatu bagian yang menjadi tanggung jawab seluruh orang Kristen, sebab Kristus sendiri hadir di tengah dunia dalam rangka memberitakan Injil kepada dunia. Kehadiran-Nya di dalam dunia di hayati sebagai usaha untuk memberitakan Injil sebagaimana yang ditulis dalam (Markus 1:38: Aku memberitakan injil karena untuk itu Aku datang..’yang dimaksud Injil dalam kata ini adalah kata “Injil” di artikan “sebagai kabar baik[2] hal tersirat dalam perkataan-Nya yang di tulis oleh Lukas 4:18-19, yang menyattakan bahwa “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang dan Ia mengutus Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang Tawanan dan pengelihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Jadi dengan demikian, sebenarnya dapat penulis simpulkan bahwa dalam pandangan Yesus Kristus Pekabaran Injil adalah upaya untuk memberitakan kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah dengan segala tanda-tandanya kepada dunia.[3]
Pekabaran Injil yang semacam Inilah yang oleh Yesus Kristus dinubuatkan dan akan dilanjutkan sebagai keharusan sejarah untuk di beritakan sebelum akhir zaman tiba, (Markus 13:10) “tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa” sebab itu dalam rangka mengisi masa antara kedatangan Yesus Kristus sampai akhir zaman, Dia memberikan Perintah pemberitaan Injil yang dituliskan dalam Injil Matius 28:19-20: “pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu”
Perintah Tuhan Yesus Kristus pada Hakekatnya adalah perintah Untuk memuridkan (mengajar untuk melakukan Perintah Yesus Kritus), dan membaptiskan (sebagaimana yang dilakukan Yesus Kristus sejak awal kegiatan pelayanan-Nya), sehingga orang dapat mengenal dan merasakan tanda-tanda kedatangan Kerajaan Allah dalam hidunya.[4]
Menurut Michael Chua, salah seorang peserta Conference dari Makati Gospel Church di Manila, Filipina, bahwa Gereja yang Mengabarkan Injil Gereja mula-mula lahir pada Hari Pentakosta atau Hari Pencurahan Roh Kudus melalui Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Petrus. Setelah ia berkotbah tercatat ada 3000 orang yang percaya, bertobat, diselamatkan


dan dibaptis (Kisah Para Rasul 2:41). Tugas ini sering disebut sebagai KERYGMA atau memproklamirkan Injil atau EUANGELION yaitu Kabar Baik tentang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk penebusan kita dan yang dibangkitkan untuk membenarkan kita, itulah keselamatan bagi setiap yang percaya dan mengaku serta menerima Dia sebagai Juruselamat.[5]
Berita itulah yang diproklamirkan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang Kitab Kisah Para Rasul, berita itu adalah berita penuh kasih karunia dan kuasa Allah. Sehingga setiap orang yang mendengarnya, percaya serta mengaku dan menerima dalam hati dan hidupnya akan diselamatkan: "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10). Berita itulah yang dibutuhkan oleh umat manusia sepanjang sejarah, umat manusia yang dikuasai dosa dan akan menuju kebinasaan kekal serta yang tidak sanggup dengan usaha baik apapun untuk menyelamatkan dirinya. Berita itulah yang harus terus meneruskan diberitakan oleh Gereja-gereja Tuhan sepanjang zaman; juga oleh gereja kita sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya.
Menurut Pastor Rick Warren "Pekabaran Injil adalah bagaikan peredaran aliran darah dalam tubuh manusia. Jikalau peredaran aliran darah dalam tubuh kita baik dan lancar maka kita memiliki tubuh yang sehat. Sebaliknya jika peredaran aliran darah tidak lancar dan terganggu maka kita menjadi orang yang sakit. Demikian juga dengan gereja, jika gereja tidak mengabarkan Injil maka gereja akan sakit dan lama-kelamaan kalau tidak disehatkan kembali maka gereja akan mati. Jikalau kita ingin gereja kita tetap hidup dan bertumbuh maka kita harus terlibat dan mendukung semua usaha pekabaran Injil yang dilakukan dengan berbagai karunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Gereja yang tidak mengabarkan Injil adalah gereja yang siap untuk mati. Rasul Paulus berkata: "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1Korintus 9:16). Semoga kita semua mempunyai tekad seperti Rasul Paulus, jadikanlah gereja kita Gereja yang Mengabarkan Injil.
 Berorientasi pada Peranan Jemaat dalam Kisah Para Rasul 2:47 akan sangat menarik jika kita perhatikan dengan teliti: "Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap- tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Di situ jelas dikatakan bahwa "mereka" disukai semua orang. Yang disukai semua orang bukan Petrus, Yohanes atau rasul yang lain, melainkan seluruh anggota jemaat gereja tersebut, yang tentunya termasuk para rasul.[6] Berarti yang berperan dalam pertumbuhan gereja bukan hanya para rasul tetapi seluruh anggota jemaat. Demikian juga dengan pertumbuhan gereja kita tidak boleh berorientasi atau berpusat pada pendeta, penginjil, majelis atau aktivis lainnya. Seharusnya seluruh anggota jemaat turut berperan.
Menurut Bapak Reformasi Martin Luther (1483-1546) dengan menunjuk pada Surat 1Petrus 2:9. "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib." Semua orang percaya, segenap anggota jemaat harus berperan bahkan berfungsi sebagai imam yang memanjatkan doa syafaat untuk sesama.
Hal yang dilakukan oleh Anggota Jemaat juga dengan harus berperan mereka dalam mengabarkan Injil bagi pertumbuhan gereja, anggota jemaat harus melakukan pekabaran Injil. Alkitab mencatat bahwa "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kisah Para Rasul 2:42). Pertama-tama mereka 'bertekun dalam pengajaran', berarti bersungguh-sungguh dan tidak jenuh mau belajar dan bertumbuh dalam pengajaran atau doktrin. Pengajaran atau doktrin adalah bagaikan tulang dalam tubuh kita. Jika kita bertumbuh dan teguh dalam doktrin maka kita tidak akan mudah disesatkan oleh guru-guru atau pengkotbah-pengkotbah, penginjil-penginjil palsu.
Seorang yang Mengabarkan Injil Harus Bertekun dalam persekutuan' atau KOINONIA, dengan saling mengenal dengan akrab. Bukan hanya sekedar tahu nama dan alamat, tetapi juga suka duka sebagai sesama anggota jemaat. Persekutuan itu lakukan di saat beribadah dan doa bersama. Ibadah dan doa adalah bagaikan nafas bagi tubuh kita. Itulah hubungan vertikal yang harus ada dalam gereja dan dengan adanya hubungan vertikal tersebut maka dengan sendirinya haruslah terbentuk hubungan horisontal sesama anggota jemaat. Persekutuan vertikal dan horizontal yang dinamis tersebut kemudian menghasilkan "banyak mujizat dan tanda" (Kis 2:43).
Tugas pemberitaan Injil bukanlah sekedar suatu pelengkap dari tugas gereja. Sebab gereja pada dirinya bersifat missioner. Di IKor. 9:16, rasul Paulus berkata: “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”. Jadi pemberitaan Injil merupakan bagian yang hakiki dari kehidupan dan eksistensi gereja. Karena selain melalui pemberitaan Injil, gereja menyampaikan berita keselamatan Allah di dalam Tuhan Yesus, juga melalui pemberitaan Injil gereja mengalami proses pertumbuhan.
 Dengan demikian, pertumbuhan gereja sangat ditentukan oleh Pemberitaan Injil. Ini berarti gereja-gereja yang secara faktual mengalami proses pertumbuhan, tetapi tidak memberitakan Injil dapat dipertanyakan, apakah pertumbuhannya disebabkan karena aspek lokasi strategis, ikatan kekeluargaan, kesukuan, iming-iming materi, daya tarik pemimpin/key-person, dan sebagainya. Namun yang jelas tugas Pemberitaan Injil tidaklah ditentukan oleh faktor-faktor tersebut.
Pemberitaan Injil pada hakikatnya memiliki misi dan visi yang khusus, yaitu menyampaikan tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah yang mentransformasi kehidupan agar umat manusia memperoleh pengampunan, penebusan, pemulihan dan rekonsiliasi yang menyeluruh secara vertikal dan horisontal. Itu sebabnya pemberitaan Injil dalam konteks ini bukan untuk mengubah orang lain untuk memeluk agama Kristen. Tetapi mengubah pola pikir dan nilai-nilai yang ada di dunia ini agar sesuai dengan pola pikir dari kehendak Allah, dan hidup sesuai nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.
Dengan pemahaman yang demikian, tugas pemberitaan Injil berjuang untuk mentransformasi kehidupan ini dengan pendekatan sosial-budaya, sastra, musik, pendidikan, dan politik.
Namun tidaklah cukup bagi kita tugas pemberitaan Injil hanya berada dalam lingkup mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini. Karena usaha mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir ini akan efektif dan mencapai tujuannya, apabila gereja mengalami proses pertumbuhan. Dengan kata lain, gereja yang tidak bertumbuh tidak akan pernah menjadi gereja yang mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini. Jadi tugas pemberitaan Injil yang memiliki misi dan visi untuk mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini perlu dilakukan seiring dengan proses pertumbuhan gereja. Ini berarti usaha mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia agar sesuai dengan iman Kristen sangat ditentukan oleh keadaan faktual sejauh mana gereja kita telah bertumbuh. Dengan demikian, pertumbuhan gereja pada hakikatnya menentukan arah dan dinamika misi/visi untuk mentransformasi nilai-nilai dan pola pikir dunia ini agar seluruh umat manusia hidup dalam karya penebusan Kristus.
Menurut George Barna, dalam bukunya yang berjudul: “Marketing the Church” menyampaikan gagasannya, bahwa pertumbuhan gereja akan terjadi jikalau gereja secara tepat mampu memasarkan, sehingga gereja tersebut menjadi berkembang secara pesat.
Kerapkali kita berpikir, bahwa yang kita utamakan dalam kehidupan gereja kita hanya kualitas. Tentu tujuan tersebut sangatlah benar, agar dalam kehidupan gereja kita tercipta suatu kehidupan yang bermutu. Kita merindukan agar para anggota jemaat kita bermutu dalam iman, kasih, spiritualitas dan pelayanan gerejawi. Tetapi apa artinya suatu kualitas yang seringkali tidak terukur, apabila jemaat yang kita anggap telah berkualitas tersebut ternyata tidak mengalami proses pertumbuhan yang kuantitatif.
 Gereja setempat bersaing dengan organisasi-organisasi lain untuk merebut waktu, perhatian, uang, kesetiaan singkatnya menarik hati orang banyak. Persaingan itu sesungguhnya bukanlah dengan gereja lain melainkan dengan organisasi, kesempatan, dan filsafat lain yang dapat menjadi alternatif untuk kehidupan Kristen”.
 Dengan kata lain gereja tidak dapat bersandar pada asumsi-asumi teologis belaka, atau pada perasaan dan nalurinya saja. Suatu gereja akan berkembang apabila gereja itu mendasarkan segala rencana dan taktiknya pada informasi yang cermat dan mutakhir. Karena itu pengelolaan data yang diperoleh dari survey yang cermat dan mutakhir dari para anggota jemaat sangat diperlukan agar dapat “memasarkan gereja” secara efektif, sehingga seluruh kebijakan dan strategi pertumbuhan gereja didasarkan pada data-data yang faktual dan valid. Dalam nasihat Tuhan Yesus di Luk. 14:28-30 tentang makna dan manfaat dari suatu perencanaan.  Perencanaan dalam tugas pemberitaan Injil agar dapat mencapai tujuan perlu memperhatikan keadaan/alamat si penerima (latar-belakang), yaitu kontekstualisasi. Lihat I Kor. 9:19-23, yang mana rasul Paulus untuk memenangkan banyak orang menempuh cara dengan memahami dan mengidentifikasi orang-orang yang ditujunya. Di sinilah Pekabaran Injil sering gagal, karena kita kurang memperhatikan keadaan faktual dan latar-belakang orang-orang yang sedang kita tuju. Itu sebabnya program pembekalan agar para anggota jemaat dapat melaksanakan pemberitaan Injil secara benar wajib diberlakukan, seperti pengetahuan budaya, adat-istiadat, pemahaman teologis yang dia miliki dari agama yang dianutnya, dan keadaan kepribadian/karakter yang bersangkutan.
Jadi usaha pemberitaan Injil dengan memperhatikan kontekstualisasi, akhirnya sangat ditentukan oleh sejauh mana gereja tersebut mampu memberdayakan para anggota jemaat untuk ambil peran dalam seluruh tugas gerejawi yang pada saat yang sama mereka diperlengkapi sesuai dengan karunia yang mereka miliki (Ef. 4:11-12). Itu sebabnya tugas pemberitaan Injil senantiasa diikuti dengan berbagai usaha pembinaan diri, pelatihan, pembekalan, pendampingan, bimbingan, dan kaderisasi dalam berbagai bidang sesuai dengan minat dan panggilannya masing-masing. Di sini faktor komunikasi, relasi atau hubungan personal sangat menentukan keberhasilan tugas pemberitaan Injil dan pertumbuhan gereja. Keinginan seorang pekabaran Injil adalah memenangkan orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jemaat harus di ajarkan arti pekabaran injil jika jemaat mengetahui arti pekabaran Injil itu maka jemaat juga mengetahui arti pertumbuhan gereja sehingga pertumbuhan jemaat bertumbuh dalam hasil pekabaran Injil.[7]  Jadi penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memberi pemahaman arti sebuah penjelasan Pekabaran Injil yang efektif bagi pertumbuhan gereja, maka penulisan mengangkat judul: PERANAN PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN.
1.2.Identifikasi Masalah
Penulis menemukan beberapa identifikasi masalah dalam judul yang penulis angkat dari judul tentang PERANAN PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN.
Apa itu peranan pekabaran Injil?
1.      Apa yang di maksud Injin dan pertumbuhan Gereja?
2.      Bagaimana proses pekabaran Injil di jemaat BNKP Hoya Ewo?
3.      Apakah Hubungan Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
4.      Bagaimana Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
5.      Bagaimana Sejarah Pekabaran Injil dalam Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
6.      Bagaimana dampak Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
7.      Bagaimana  Pekabaran Injil yang Efektif bagi Pertumbuhan Jemaat gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
1.3.Batasan Masalah
Batasan masalah yang di angkat dari judul skripsi ini sangat terlalu luas jika diteliti secara menyeluruh maka dari itu agar masalah tidak terlalu meluas dan melebar maka penulis skripsi memiliki data yaitu peranan pekabaran Injil yang efektif bagi pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo agar penulis sangat terfokus dalam satu konteks sehingga pemaparannya lebih efisien.
1.4.Rumusan Masalah
Pada judul yang telah penulis angkat di atas bahwa, Skripsi ini dapat membahas tentang   PERANAN PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN. Dengan berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah serta rumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas maka penulis dapat mengangkat beberapa rumusan masalah dalam judul skripsi ini, Rumusan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut.
1.      Apakah Hubungan Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
2.      Bagaimana Sejarah Pekabaran Injil dalam Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
3.      Bagaimana  Pekabaran Injil yang Efektif bagi Pertumbuhan Jemaat gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
1.5.Tujuan Penulisan 
Dalam judul skripsi ini penulis mempunyai tujuan dengan berdasarkan atas rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisn tersebut untuk dapat mengetahui apa yang paparkan penulis pada rumusan masalah yaitu:
1.      Untuk mengetahui Apakah Pekabaran Injil dan Hubungannya dengan Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Pekabaran Injil dalam Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
3.      Untuk mengetahui Bagaimana Dampak Pekabaran Injil bagi Pertumbuhan Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Hoya Ewo?
1.6.Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian dengan teknik deskriptif, analisa. Deskriptif  penulis berusaha untuk menjelaskan fakta yang aktual sedangkan menganalisi penulis berusaha menganalisi dari hasil deskriptif yang berupa pernyataan  yang berkaitan dengan permasalahan, baik melalui wawancara atau pun data-data lain. Selain data-data yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini penulis mencari data lewat wawancara, buku-buku yang ada sebagai pendukung, browsing internet.
1.7.           Kegunaan Penelitian.
1.      Kegunaan akademis, penelitian ini bermanfaat untuk membantu penulis menyelesaikan perkuliahan Stratum Satu Theologia serta untuk meraih Gelar Sarjana SI Theologia.
2.      Secara Teoritis, penelitian  bermanfaat untuk menambah pemahaman penulis dan orang Kristen tentang injil dan gereja.
3.      Secara Praktis, penelitian diharapkan  untuk memberikan teladan terhadap pelayanan di gereja.
1.8.           Hipotesa
Penulis memiliki pandangan dari hipotesa ini berdasarkan bab I dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, serta tujuan penulisan, maka hipotesa dari penulis adalah jika Pekabaran injil dilakukan secara efektif maka injil itu akan memiliki dampak yang positif.
1.9.           Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan  skripsi ini, penulisan menguraikan daftar isi yang penulis paparkan mulai dari bab 1 sampai bab 5.
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1.           Latar belakang
1.2.           Identifikasi masalah
1.3.           Batasan masalah
1.4.           Rumusan masalah
1.5.           Tujuan penulisan
1.6.           Metode penelitian dan penulisan
1.7.           Kegunaan penulisan
1.8.           Hipotesa
1.9.           Sistem penulisan
BAB II
HUBUNGAN PEKABARAN INJIL DAN PERTUMBUHAN GEREJA
II.1.  Pengertian Pekabaran Injil
2.1.1.      Tokoh-tokoh Pekabaran Injil
2.1.2.      Pekabaran Injil dalam Perjanjian Lama
2.1.3.      Pekabaran Injil dalam Perjanjian Baru
2.1.4.      Tugas dan Panggilan Pekabar Injil
II.2. Pengertian Pertumbuhan Gereja
2.2.1.      Tokoh-Pertumbuhan Gereja
2.2.2.      Pertumbuhan Gereja dalam Perjanjian Lama
2.2.3.      Pertumbuhan Gereja dalam Perjanjian Baru
2.2.4.      Tugas dan Panggilan Gereja
II.3. Upaya Gereja dalam Pandangan Pekabaran Injil
2.3.1.      Upaya Pekabaran Injil bagian yang Hakiki dalam Kehidupan Gereja
2.3.2.      Upaya Pekabaran Injil Bagi Pertumbuhan Gereja
2.3.3.      Upaya Pekabaran Injil Dalam Pandangan Yesus Kristus
2.3.4.      Upaya Realita Pekabaran Injil dalam pandangan Gereja Masa Kini
II.4. Konsep Gereja tentag Pekabaran Injil Dalam Alkitab.
2.1.1.      Konsep Alkitab Perjanjian Lama
2.1.2.      Konsep Alkitab Perjanjian Baru
BAB III
SEJARAH PEKABARAN INJIL BAGI PERTUMBUHAN GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) HOYA EWO NIAS SELATAN
3.1.       Selayang Pandang Pulau Nias
3.1.1.      Sejarah Pulau Nias
3.1.2.      Visi dan Misi Pulau Nias
3.2.      Apa yang terjadi sebelum Misionaris atau Pekabaran Inji Datang Ke Nias
3.3.      Bagaimana Sejarah Tibanya Misionaris (Pekabaran Injil) Datang Ke Nias
3.4.      Bagaimana Perkembangan Berita Injil di Nias
3.4.1.      Masa Permulaan Pekabaran Injil yang sulit
3.4.2.      Masa Perluasan/penyebaran Injil
3.4.3.      Masa pertobatan masal (Fangesa dodo)
3.4.4.      Masuknya Injil Di Nias Tengah dan bagian Barat
3.4.5.      Masuknya Injil Di Nias Bagian Timur dan Bagian Nias Selatan
3.5.      Sejarah terbentuknya Gereja BNKP  NIAS
3.5.1.      Visi Misi Gereja BNKP
3.5.2.      Pertama Nias Utara
3.5.3.      Kedua Nias Barat
3.5.4.      Ketiga Nias Selatan
3.6.      Statistik Gereja BNKP
BAB IV
ANALISA TENTANG PEKABARAN INJIL YANG EFEKTIF BAGI PERTUMBUHAN GEREJA  (BNKP ) HOYA EWO NIAS SELATAN
4.1.Analisa Pekabaran Injil di Gereja BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.2. Analisa Metode Pekabaran Injil yang Efektif  di Gereja BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.3.Analisa Pertumbuhan Gereja Di BNKP Hoya Ewo Nias Selatan
4.4. Refleksi Teologi
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………


[1] John F. Havlik, Gereja Yang Injili, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1991), Hlm. 9
[2] Disampaikan dalamsesi Sharing Pengalaman dengan Acara: Konsultansi Nasional Pekabaran Injil, (Semarang: Hotel Gracia, 2011) tanggal 8-11 November  2011.
[3] BPMS GKI , Visi dan Misi Gereja Kristen Indonesia 2002-2010, (Jakarta:BPMS GKI, 2004), hlm. 16
[4] Ibid, hlm. 18
[5] Michael Chua, Gereja yang Mengabarkan Injil, (Malang:Gandum Mas, 1997) hlm, 35-36
[6] Ibid, hlm. 39
[7] Billy Graham, Beritakan Injil, (LLB: Yayasan Andi, 1992), hlm, 22-25


Nama :  Eliyona BAene 
Asal : Nias Selatan
Studi: STT APOLLOS JAKARTA
BLOGGER WEB. PERSONAL.

2 komentar:

  1. CARANYA DOWLOAD PAK GMN...................SAYA DHA CB TAPI GK BSA

    BalasHapus
    Balasan
    1. tdk perlu di download, blok aj baru kopi.

      Hapus