STT APOLLOS
1. Pelayanan
merupakan bagian hidup dari setiap anggota GIII, yang dengannya seluruh Tubuh
diikat menjadi satu, dan membangun diri dalam kasih. Karenanya setiap karunia
yang ada dalam kehidupan Jemaat wajib dikenali dan dikembangkan semaksimalnya,
dalam bimbingan Hamba-hamba Tuhan dan Majelis GIII, dan diarahkan kepada
kedewasaan rohani untuk pelayanan Tubuh Kristus baik ke dalam maupun ke luar.
2. Pelayanan
dilakukan oleh setiap bagian dalam Tubuh Kristus sesuai dengan karunianya
masing-masing.
Tugas Gereja KOINONIA
GIII melaksanakan tugas gereja KOINONIA sbb:
1. Kegiatan, yaitu kegiatan pelayanan ibadah berupa:
a. Ibadah
Umum Jemaat:
- Ibadah
Minggu Umum
- Ibadah
Sakramen Gereja: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
- Ibadah
Perayaan Tahun Kristen: Ibadah Tutup Tahun / Tahun Baru, Ibadah Jumat Agung, Ibadah Paskah, Ibadah Kenaikan, Ibadah Pentakosta, Ibadah Natal.
- Ibadah
Kebaktian Kebangunan / Penyegaran Rohani
b. Ibadah
Kategorial
- Ibadah
Keluarga
- Ibadah
Kaum Bapak/Ibu
- Ibadah
Pemuda
- Ibadah
Remaja
- Ibadah
Sekolah Minggu / Anak-anak
c. Ibadah
Insidental
- Ibadah
Pengucapan Syukur
- Ibadah
Pertunangan
- Ibadah
Pernikahan
- Ibadah
Penghiburan
- Ibadah
Pemakaman
- Ibadah
Pentahbisan Pejabat gereja dan Majelis Jemaat.
d.Doa
dan Pujian
- Persekutuan Pendoa Syafaat.
- Kebaktian Pujian dan Doa
e.Tatacara Pelaksanaan Ibadah-Ibadah ditetapkan dan diatur dalam Tata-Ibadah Gereja yang disahkan oleh Dewan Gereja Pusat.
2. Pelayanan Sakramen
Yang dimaksud dengan Sakramen dalam
pengakuan GIII adalah Sakramen Baptisan Kudus dan Sakramen Perjamuan Kudus.
a.
Pelaksanaan Pelayanan Sakramen
Pelayanan
Sakramen dilaksanakan oleh Gembala Jemaat. Dalam situasi khusus, dapat
dilaksanakan oleh Pejabat Gereja, yang ditunjuk oleh Majelis Inti/Harian GIII.
b.
Sakramen Baptisan Kudus
b.1. GIII
melaksanakan Baptisan Kudus dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dengan
menggunakan air.
b.2. GIII
menerima dan melaksanakan Baptisan dengan teknis Selam dan Percik.
b.3. GIII
menerima dan melaksanakan Baptisan, baik kepada anak-anak maupun kepada orang
dewasa.
b.4. Mereka
yang menerima Baptisan pada masa Anak-anak, selanjutnya berada dibawah
bimbingan orang tuanya.
b.5.Mereka yang
telah mendapat Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus, diberikan Surat yang
membuktikan bahwa yang bersangkutan telah dibaptis di GIII, yang dikeluarkan
oleh Majelis GIII.
b.6.Bagi Jemaat yang memilih untuk melaksanakan Penyerahan Anak sebagai pengganti Sakramen Baptisan anak, akan diberikan Surat Tanda Penyerahan Anak. Selanjutnya
anak tersebut berada dibawah bimbingan orangtuanya. Jika anak yang bersangkutan, suatu saat, secara pribadi menyadari kebutuhannya akan uluran tangan Tuhan, serta mau bertobat dan menerima Yesus secara pribadi, maka Gereja akan melayani dengan Sakramen Baptisan Kudus.
c.
Sakramen Perjamuan Kudus
c.1. GIII
melaksanakan Perjamuan Kudus berlandaskan Firman Tuhan, dengan menggunakan Roti
dan Anggur sebagai peringatan akan Kristus.
c.2. Yang dapat
menerima Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus adalah anggota GIII dan anggota
tamu yang telah mengalami Pembaharuan hidup, dan yang tidak sedang menjalani
Disiplin Gereja.
c.3. Perjamuan
Kudus dilaksanakan satu kali dalam sebulan.
c.4.
Bagi mereka yang karena hal tertentu tidak memungkinkan untuk hadir secara pribadi dalam Ibadah Perjamuan Kudus di Gereja, maka sesuai dengan permintaannya, Gereja akan melayani dengan mengutus Hamba Tuhan untuk melayani yang bersangkutan.
3. Sidi
dan Peneguhan Sidi
a.
Sebelum diakui sebagai jemaat dewasa (konfirmasi), diwajibkan mengikuti pelayanan Katekisasi minimal enam bulan dan dievaluasi.
b.
Evaluasi mendasarkan diri pada ujian serta kesiapan untuk Pengakuan Iman.
c.
Bagi yang akan melaksanakan pernikahan diwajibkan membuktikan diri telah mengikuti Sidi.
d.
Jika di 3b di atas ternyata belum disidi agar mengikuti sidi dan evaluasi sebelum Peneguhan Sidi.
Pasal
3
Tugas Gereja Marturia
GIII dalam
memenuhi panggilannya sebagai bagian dari Tubuh Kristus yang diutus ke dalam
dunia, melaksanakan Pelayanan Misi dan Pekabaran Injil.
1. Pelayanan Misi:
Merupakan pelayanan Integral Gereja Tuhan di dalam dan kepada dunia ini. Gereja
sebagai Duta Kristus memberikan sentuhan kepada seluruh aspek hidup manusia,
memberikan makna hidup sesungguhnya dan cara hidup yang berkenan kepada
Penciptanya. Untuk itu, GIII mewujudkan Pelayanan Misinya dengan cara:
a.
Menjalin
kerjasama dengan lembaga-lembaga Misi yang ada
b.
Mendukung Pelayanan di ladang Misi tertentu yang telah disepakati bersama untuk diadopsi dalam jangka waktu tertentu.
c.
Mengumpulkan Persembahan Misi dari Jemaat, yang kemudian disalurkan ke ladang Misi yang membutuhkannya sesuai dengan kesepakatan bersama, yang ditetapkan oleh Rapat Majelis GIII.
d.
Mengadakan
Seminar Misi untuk meningkatkan dan memperluas wawasan misi jemaat.
e.
Mengadakan
Kelompok Doa Misi untuk mendukung Pelayanan Misi.
f.
Sebagai salah
satu lembaga yang dipakai oleh Tuhan untuk mengutus Misionaris ke ladang misi
lintas budaya.
2. Pelayanan
Pekabaran Injil: Merupakan bagian dari Misi Gereja / Tubuh Kristus di dalam
dunia ini.
a.
Dilakukan secara:
- Pribadi. Jemaat GIII, sesuai dengan taraf pertumbuhan dan perkembangannya diwajibkan untuk mengabarkan Injil kepada sesama /orang-orang di sekitar mereka yang belum mengenal Kristus, dengan tetap memperhatikan kebebasan pribadi orang lain untuk menentukan keputusannya.
- Kelompok. Jemaat dapat membentuk kelompok-kelompok Pekabar Injil, yang terlibat aktif dalam Pekabaran Injil bersama dengan tetap memperhatikan kebebasan orang lain untuk memilih dan mengambil keputusannya.
b.
Sarana Penginjilan
- Media Tulis : buku-buku kesaksian, Traktat-traktat,
- Media Elektronik
: rekaman khotbah, Internet, Radio, TV.
- Kegiatan
lainnya yang tidak bertentangan dengan Alkitab.
Pasal 3
Tugas Gereja Diakonia
dan Pelayanan Sosial
1. Di dalam
memenuhi panggilan Gereja dalam pelayanan meja (diakonia) maka GIII terpanggil
untuk melakukan pelayanan diakonia sebagai bukti perhatian yang nyata.
2. Pelayanan
dikhususkan bagi setiap anggota GIII yang mengalami sakit, bencana alam, dan
yang tidak mampu mencukupkan kebutuhan pokok hidup sebagai wujud kemurahan
Allah.
3. GIII terpanggil
untuk melakukan pelayanan sosial tidak hanya di dalam GIII tetapi juga ke luar
gereja dalam rangka menyatakan kasih Tuhan kepada setiap orang yang menderita
sakit, bencana alam, dan yang tidak mampu mencukupkan kebutuhan pokok hidup
sebagai wujud kemurahan Allah.
4. Teknis
pelaksanaan Diakonia dan Pelayanan sosial dengan menyalurkan pemberian sukarela
jemaat, dan atau dengan menggunakan alokasi dana Diakonia dari kas GIII.
5. Adapun sasaran
Pelayanan Diakonia dan Sosial beserta jumlah dana bantuan ditetapkan dalam
rapat Dewan Gereja.
Gereja sebagai Koinonia adalah tubuh Kristus. Di dalam tubuh Kristus, semua orang menjadi satu, dan satu di dalam semua oleh Kristus (1 Kor.12:26). Persekutuan koinonia itu dialaskan atas dasar Firman Allah, Baptisan dan Perjamuan Kudus. Dengan dasar itu pulalah anggota gereja saling memperdulikan dan dikumpulkan bersama dalam Perjamuan Kudus sebagai komunitas yang kudus secara nyata. Persekutuan koinonia itu bukan hanya merupakan perkumpulan begitu saja, melainkan persekutuan yang bersifat soteriologis (keselamatan). Oleh Roh Kudus, gereja bergerak dinamis menuju akhir, yaitu penggenapan Hari Tuhan (parusia).
Di dalam persekutuan Koinonia ibadah (workship) berperan merefleksikan kekudusan persekutuan. Ibadah menjadi pusat penyampaian syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah atas seluruh bekat yang melimpah dalam seluruh sisi kehidupan komunitas gereja, misalnya perkawinan, pekerjaan, kesehatan, peningkatan ekonomi, keberhasilan, keselamatan dari mara bahaya, dsb. Semua berkat ini tentunya meneguhkan iman yang patut kita syukuri. Oleh sebab itu, ibadah juga harus merefleksikan komitmen hidup melayani Tuhan dengan perkataan dan tindakan setiap hari.
Mutu persekutuan haruslah senantiasa dipelihara dan ditingkatkan seiring tantangan dan kecenderungan jaman (nurturing). Iman itu bukanlah sekali dan untuk seterusnya, nmun merupakan proses dalam kehidupan seluruh warga gereja sesuai kebutuhan kategori usia masing-masing; anak-anak, remaja/pemuda, dewasa dan lansia (Ef.4). Bentuk-bentuk diskusi, Penelaahan Alkitab (PA), retreat dan lain-lain, haruslah dikembangkan secara kreatif. Semua kegiatan harus bertujuan membantu warga memahami Alkitab demi pertumbuhan iman yang sehat sehingga mampu menyingkapi tantangan jaman ditengah realita kehidupan; politik, ekonomi, kekerasan, hak azasi, gender, ekologi, globalisasi dan sebagainya.
Dengan pemahaman Firman Tuhan dan penghayatan iman yang benar setiap warga sadar akan dirinya sebagai bagian integral gereja yang memiliki panggilan untuk mendukung misi gereja melalui talenta dan charisma yang dimilikinya (imamat am orang-orang percaya). Perlu kita sadari tanpa mendalami pendidikan Kristen tersebut, persekutuan gereja sebagai tubuh Kristus (koinonia) akan beralih menjadi komunitas politis (political community).
Marturia (Bersaksi)
Ibadah koinonia yang berpusat atas dasar Baptisan, Firman Tuhan dan Perjamuan Kudus bukan bertujuan hanya untuk persekutuan itu secara eksklusif tetapi harus melahirkan komitmen untuk memberitakan dan menyaksikan berita keselamatan kepada semua mahluk. Pemberitaan dan kesaksian itu harus dilakukan oleh orang percaya baik secara individu maupun sebagai persekutuan.
Kita dipanggil oleh Tuhan Yesus secara individu maupun persekutuan untuk melaksanakan misi Tuhandi bumi ini. Yesus Kristus mati di kayu salib – kita percaya Tuhan Allah dating ke dunia ini di dalam AnakNya Yesus Kristus yang telah mati untuk menyelamatkan kita dan dunia ini. Oleh sebab itu tugas pemberitaan (marturia) itu harus dilakukan oleh persekutuan gereja baik individu maupun persekutuan masing-masing. Setiap orang sadar akan kemuridannya (discipleship) dalam perjalanan hidupnya. Sekali kita menyadari hal itu maka kita harus memiliki komitmen dan kesetiaan sebagai murid Yesus Kristus. Dengan kesadaran sedemikian persekutuan menjadi alat yang kuat untuk mengkominikasikan berita keselamatan Kristus.
Diakonia (Melayani)
Pemberitaan dan kesaksian itu tidaklah selalu dilaksanakan dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan atau pelayanan diakonia. Perlu kita ingat, ada kalanya suara perbuatan lebih nyaring gaungnya dari pada perkataan. Dengan tindakan maka Injil juga dapat diberitakan dan di dengar oleh orang-orang tuli.
Barangkali di suatu konteks tertentu gereja sulit melakukan pemberitaan firman Tuhan (khotbah) karena peraturan-peraturan Negara terkait, dengan tujuan membungkam gereja akan berita keselamatan itu. Akan tetapi dengan pelayanan diakonia gereja tidak dapat dibungkam sebab persekutuan koinonia memiliki seluruh berkat dalam kehidupannya yang dapat dibagi kepada orang lain dalam nam Yesus Kristus.
Perkataan, kehidupan dan tindakan diakonia yang kita berikan kepada orang lain atas nama Tuhan Yesus Kristus adalah juga marturia. Maka dari itu, diakonia adalah bagian integral dari misi Gereja. Marturia dan diakonia adalah dua sisi dari mata uang yang sama dan merupakan misi gereja yang mendasar.
Pelayanan diakonia sering dipahami hanya sebatas konsep caritas, membantu para janda, yatim piatu, fakit miskin demi kesejahteraannya. Sebenarnya, gereja dalam pelayan diakonia harus mencakup : pelayanan diakonia mencakup upaya pemahaman akar penyebab keprihatinan social sekaligus mengembangkan prakarsa pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
Hanya dengan pemahaman pelayanan diakonia sedemikian gereja dapat berfungsi sebagai agen transformasi ditengah masyarakat sebagai pewujudan karya keselamatan Yesus Kristus. Gereja menjadi garam dan terang dunia.Amin.
VISI DAN PANGGILAN GEREJA
Gereja sebagaimana kita kenal apakah dalam situasi nasional atau di persekutuan Kristen setempat terkadang sulit untuk kita dapat melihat persamaannya dengan citra Kristus, tetapi kendatipun banyak kelemahan gereja dipersiapkan untuk menjadi agung dan indah dalam setiap kesaksian dan palayanannya. Itu berarti ada komitmen orang percaya untuk sungguh-sungguh kepada persekutuan dan ada kesediaan untuk ikut menanggung penderitaan demi Injil dan demi pertumbuhan gereja itu sendiri. Visi itu akan menguatkan tekad kita untuk memberikan waktu dan milik kita, untuk mengarahkan daya dan doa, dan untuk berkarya sepanjang waktu yang Tuhan berikan. Untuk itu kita pun harus memahami ketika hendak mencapai visi itu gereja pun harus nampak dalam panggilannya. Ada 3 tugas panggilan gereja yang disebut dengan tri tugas gereja.Untuk memahami tri tugas gereja maka akan kita mulai dengan makna dari pemahaman gereja.
A. Latar Belakang dan pengertian
Kata gereja berasal dari bahasa
Portugis “Igreya” dan dalam bahasa Yunani “Ekklesia” yang berarti jemaat yang
dipanggil keluar dari dunia dan menjadi milik Tuhan. Pegertian gereja secara
thelogis Alkitabiah ialah bahwa gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Ef
1:22-23) dimana Kristus adalah kepala. Gereja bukanlah kelompok manusia yang
berdiri atas inisiatif sendiri,
tetapi Kristuslah yang dengan
perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagiNya jemaat itu. Gereja adalah
persekutuan orang percaya yang di kumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta
ketika Roh Kudus di curahkan menjadi hari lahirnya gereja (Kis 2).
B. Tugas dan Panggilan gereja
Gereja yang hidup adalah gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia ini (band Kis 1: 8). Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus (Mat 28:16-20; Markus 16:15).
Menjadi saksi Kristus adalah tugas gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (Marturia), tapi juga bersekutu (Koinonia) dan melayani (Diakonia). Inilah yang disebut tri tugas gereja. Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan. Gereja harus terbuka, dinamis,dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap positif,kristis,kreatif dan realistis. Gereja kelihatan sebagai gereja apabila gereja tersebut nampak sebagai satu segitiga sama sisi yang terdiri dari segi persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang ketiganya tidak dapat dipisahkan.
1. Koinonia (bersekutu)
Gereja yang hidup adalah gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia ini (band Kis 1: 8). Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus (Mat 28:16-20; Markus 16:15).
Menjadi saksi Kristus adalah tugas gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (Marturia), tapi juga bersekutu (Koinonia) dan melayani (Diakonia). Inilah yang disebut tri tugas gereja. Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan. Gereja harus terbuka, dinamis,dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap positif,kristis,kreatif dan realistis. Gereja kelihatan sebagai gereja apabila gereja tersebut nampak sebagai satu segitiga sama sisi yang terdiri dari segi persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang ketiganya tidak dapat dipisahkan.
1. Koinonia (bersekutu)
Koinonia berasal dari bahasa Yunani “Koinon” yaitu :
Koinonein artinya bersekutu
Koinonos artinya teman,sekutu
Koinonia artinya persekutuan.
Koinonein artinya bersekutu
Koinonos artinya teman,sekutu
Koinonia artinya persekutuan.
Kata :koinonia’ baik dalam Alkitab,
maupun dalam masyarakat Yunani pada waktu itu tidak terbatas pada salah satu
pengertian saja, melainkan mempunyai arti yang luas sesuai dengan keadaan yang
berlaku pada waktu itu dan situasi tertentu. Dalam masyarakat Yunani kata
koinonia seringkali dipakai untuk mengambarkan hubungan manusia dengan
ilah-ilah. Hubungan itu dibayangkan sebagai hubungan antar teman (koinonos).
Koinonein berarti bergaul secara akrab dengan ilah-ilah, supaya mencapai hubungan
mistik yang membawa kepada kebahagiaan yang hebat. Itulah sebabnya dalam
Septuaginta (Perjanjian Lama yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke dalam
bahasa Yuniani) kata koinonia tidak pernah mengambarkan hubungan antara Allah
dengan manusia. Didalam PL kata hamba (Ibr :ebed) dipakai,bukan teman untuk
menggambarkan hubungan Allah dengan manusia. Manusia adalah hamba Allah. Allah
sebagai khalik dan manusia sebagai mahluk. Namun dalam Perjanjian Baru ada
perubahan : karena melalui Yesus Kristus manusia dapat dipersatukan kembali
dengan Allah. Dalam Kristus, Allah
datang dan menemui manusia.
Dalam PB kata “Koinonia” ,mempunyai beberapa pengertian :
1. Mengambil bagian bersama-sama dengan orang lain dalam sesuatu.
Lukas 5 :10 : waktu Tuhan Yesus menyuruh murid-murid menjala ikan, maka mereka melaksanakan perintah Tuhan. Mereka mendapat banyak ikan. Karena bayaknya mereka semua harus mengambil bagian dalam hal menarik jala. Disini koinonia sebagai persekutuan para pekerja. Dalam I Kor 10:16 – arti persekutuan (koinonia) adalah mengambil bagian dalam penderitaan dan kematian Yesus Kristus didalam persekutuan Perjamuan Kudus.
2. Memberi bagian kepada seseorang
Sebagai contoh untuk memahami kononia dalam lingkup ini, Filipi 4:15 (baca) kata “mengadakan perhitungan” adalah terjemahan dari kata koinonein dalam arti memberi bagian. Paulus memberi jemaat filipi bagian dalam mengabarkan Injil,sedangkan jemaat Filipi tanpa diminta memberi Paulus bagian untuk penghidupannya. Itulah salah satu segi dari persektuan yaitu Saling memberi bagian kepada orang lain.
3. Koinonia sebagai Persekutuan penuh (absolut)
Dalam Galatia 2:9, digambarkan bahwa paulus dan Bernabas dengan berjabatan tangan sebagai tanda persekutuan diterima secara penuh dalam persekutuan yang dijadikan oleh iman bersama kepada Kristus. Tanda hubungan erat antara kedua belah pihak, bahwa mereka bersekutu dalam Kristus.
Jadi koinonia (persekutuan) mempunyai dasar dan tujuan yang berasal dari Yesus Kristus. Dasar dan tujuan ini tidak dapat diganti dengan dasar dan tujuan yang lain.jikalau persekutuan ini menganti dasar, yang sudah diletakkan oleh dan di dalam Yesus Kristus maka persekutuan ini kehilangan hakekatnya dan secara azasi bukan persekutuan (koinonia) lagi. Koinonia adalah persekutuan jemaat di dalam Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh Kristus. Di dalam Koinonia ini kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi kita mengambarkan Injil Kerajaan Allah melalui perkataan / kesaksian (Marturia) maupun perbuatan /pelayanan (Diakonia) dimana saja kita berada.
Koinonia sebagai Persekutuan Etis
1. Mengambil bagian bersama-sama dengan orang lain dalam sesuatu.
Lukas 5 :10 : waktu Tuhan Yesus menyuruh murid-murid menjala ikan, maka mereka melaksanakan perintah Tuhan. Mereka mendapat banyak ikan. Karena bayaknya mereka semua harus mengambil bagian dalam hal menarik jala. Disini koinonia sebagai persekutuan para pekerja. Dalam I Kor 10:16 – arti persekutuan (koinonia) adalah mengambil bagian dalam penderitaan dan kematian Yesus Kristus didalam persekutuan Perjamuan Kudus.
2. Memberi bagian kepada seseorang
Sebagai contoh untuk memahami kononia dalam lingkup ini, Filipi 4:15 (baca) kata “mengadakan perhitungan” adalah terjemahan dari kata koinonein dalam arti memberi bagian. Paulus memberi jemaat filipi bagian dalam mengabarkan Injil,sedangkan jemaat Filipi tanpa diminta memberi Paulus bagian untuk penghidupannya. Itulah salah satu segi dari persektuan yaitu Saling memberi bagian kepada orang lain.
3. Koinonia sebagai Persekutuan penuh (absolut)
Dalam Galatia 2:9, digambarkan bahwa paulus dan Bernabas dengan berjabatan tangan sebagai tanda persekutuan diterima secara penuh dalam persekutuan yang dijadikan oleh iman bersama kepada Kristus. Tanda hubungan erat antara kedua belah pihak, bahwa mereka bersekutu dalam Kristus.
Jadi koinonia (persekutuan) mempunyai dasar dan tujuan yang berasal dari Yesus Kristus. Dasar dan tujuan ini tidak dapat diganti dengan dasar dan tujuan yang lain.jikalau persekutuan ini menganti dasar, yang sudah diletakkan oleh dan di dalam Yesus Kristus maka persekutuan ini kehilangan hakekatnya dan secara azasi bukan persekutuan (koinonia) lagi. Koinonia adalah persekutuan jemaat di dalam Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh Kristus. Di dalam Koinonia ini kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi kita mengambarkan Injil Kerajaan Allah melalui perkataan / kesaksian (Marturia) maupun perbuatan /pelayanan (Diakonia) dimana saja kita berada.
Koinonia sebagai Persekutuan Etis
Ada tiga tugas panggilan gereja di
dalam kehadirannya di bumi ini, yakni Marturia, Koinonia dan Diakonia.
Ketiganya saling berhubungan satu sama lain di dalam penjelasan praksisnya.
Tugas yang satu menjadi sempurna tatkala berada di dalam keterkaitan dengan
tugas yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Koinonia sebagai persekutuan yang
hidup harus menjalankan peran marturia dan diakonianya. Tidak kaku sebatas pada
komunitas itu sendiri, dan tidak puas akan kuantitas itu sendiri. Peran penting
dalam koinonia yang menyangkut pada 2 hal, yakni kuantitas dan kualitas harus
berada dalam kesinergisan. Menurut Harvey Cox, peran koinonia adalah peran di
dalam membangun City of Man. Gambaran Harvey Cox ini menuju kepada sebuah
cita-cita yang tidak lagi sekedar persekutuan, melainkan peradaban manusia.
Semuanya harus bermula dari membangun komunitas kecil di dalam persaudaraan
kasih, sehingga cita-cita ke arah membangun peradaban manusia yang lebih baik
dapat terwujud (this world). Inilah impian Harvey Cox tentang
koinoniannya.Untuk membangun koinonia maka berarti kita harus membangun etika
Kristen di dalam persekutuan tersebut. Di dalam Alkitab, etika Kristen memang
selalu menyorot kepada bentuk etika komunitas atau persekutuan. Alasannya,
pertama, etika Kristen selalu diberikan kepada pribadi-pribadi manusia di dalam
menyesuaikan diri dengan komunitasnya, kedua etika Kristen diberikan untuk
komunitas secara keseluruhan, dan ketiga etika Kristen diberikan untuk membangun
komunitas tersebut. Ketika etika Kristen sudah terbangun menjadi pondasi dari
persekutuan maka persaudaraan kasih yang menjadi pesan di dalam Alkitab dapat
terwujud. Intinya, etika Kristen tidak hanya terpaku kepada etika personal,
tapi di dalamnya ada nilai-nilai moralitas yang membangun untuk menciptakan
koinonia yang ideal, bahkan dunia atau peradaban yang lebih baik sesuai impian
Harvey Cox, karena nilai-nilai etis bagi Kristiani adalah nilai-nilai yang
universal di dalam diri manusia sebagai mahluk sosial.
2. Marturia
Berasal dari bahasa Yunani : Marturia = kesaksian
Marturein = bersaksi
Marturein dalam Perjanjian Baru memberi arti antara lain:
1.memberi kesaksian tentang fakta atau kebenaran (Lukas 24:48 : Matius 23:31)
2. memberi kesaksian baik tentang seseorang (Lukas 4:22; Ibr 2:4)
3. membawakan khotbah untuk pekabaran Injil (Kis 23:11) disini bersaksi sebagai istilah pengutusan/pekabaran Injil.
Kita yang hidup sekarang ini memang bukanlah saksi mata dari karya penyelamatan Yesus Kristus, tetapi kitalah saksi keyakinan, sehingga kehidupan kitapun harus diwarnai dengan keyakinan itu. Dalam bentuk khotbah kita bisa memberi kesaksian tetapi lebih dari itu kehidupan kita adalah khotbah yang hidup. Allah mengutus anakNya Yesus Kristus, Kristus pun mengutus murid-muridNya kedalam dunia (Yoh 20:21), supaya kabar keselamatan (Injil) diproklamirkan. Tugas ini diberikan Allah kepada setiap orang yang percaya dengan karunia masing-masing, agar dapat diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan.
3. Diakonia (Pelayanan)
Berasal dari bahasa Yunani : Kata kerja Diakonein = melayani
Kata benda Diakonia = pelayanan
Kata benda Diakonos = pelayan
1. Diakonein (melayani) dalam Perjanjian Baru
Pandangan Yesus terhadap pelayanan berasal dari titah di dalam PL tentang kasih terhadap sesama manusia.
Diakonein artinya : melayani di meja (selewir)
Dalam PB diakonein mempunyai arti sebenarnya melayani di meja (Lukas 17:8; Yoh 12:2). Disekitar meja sangat terasa perbedaan tingkat antara mereka yang sementara makan yaitu “orang besar” dan mereka yang menanggalkan jubahnya atau orang yang melayani meja. Yesus merubah secara total arti melayani, karena Dia membalikkan hubungan antara melayani dan dilayani (Lukas 22:26-30). Diantara murid-muridNya yang memimpin adalah Yesus yang juga adalah diakonos (pelayan).
Arti kata diakonein sebagai melayani meja diperluas juga dengan pemahaman mengumpulkan bahan makanan, menyiapkan makanan (Kis 6:2).
Diakonein artinya :memperhambakan diri/ mengabdi
Disini artinya diperluas, Yesus menyebut dalam Matius 25:42-44 pelbagai perbuatan seperti memberi makan, minum,memberi penginapan,memberi pakaian, mengunjungi orang sakit dan orang yang berada di penjara, itu diakonein. Diakonein =pelayanan ini adalah maksud dan tujuan orang Kristen terhadap sesama manusia, sekaligus juga menggambarkan bagaimana caranya mengikut Kristus. Dari pandangan yang dasariah ini Yesus menyimpulkan sehubungan dengan sifatNya sendiri menurut Markus 19:43-45 dan matius 20:26-28, bahwa Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberi nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Diakonein sebagai cara hidup jemaat Kristus.
Dengan apa yang kita pahami dari bahasan diatas menjadi jelas maksud dari melayani di dalam jemaat. Setiap karunia atau kharisma menurut I Petrus 4:10 merupakan pemberian yang dipercayakan kepada setiap orang dengan maksud supaya mereka yang mendapat karunia itu memanfaatkannya dan mengunakan karunia yang Tuhan berikan untuk melayani.
Diakonein sebagai mengumpulkan persembahan/ kolekte
Pelayanan khusus yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan Paulus adalah pengumpulan dan penyerahan kolekte bagi orang kudus di Yeruselem.
(2 Kor 8:19). Pelayanan kasih ini adalah teladan sebagaimana orang Kristen saling memperhatikan dan saling membantu berdasarkan kasih Kristus.
Diakonein sebagai nama untuk pelayanan jabatan khusus.
Dalam I Tim 3:10,13 kata kerja Diakonein dipakai untuk nama jabatan seorang
Berasal dari bahasa Yunani : Marturia = kesaksian
Marturein = bersaksi
Marturein dalam Perjanjian Baru memberi arti antara lain:
1.memberi kesaksian tentang fakta atau kebenaran (Lukas 24:48 : Matius 23:31)
2. memberi kesaksian baik tentang seseorang (Lukas 4:22; Ibr 2:4)
3. membawakan khotbah untuk pekabaran Injil (Kis 23:11) disini bersaksi sebagai istilah pengutusan/pekabaran Injil.
Kita yang hidup sekarang ini memang bukanlah saksi mata dari karya penyelamatan Yesus Kristus, tetapi kitalah saksi keyakinan, sehingga kehidupan kitapun harus diwarnai dengan keyakinan itu. Dalam bentuk khotbah kita bisa memberi kesaksian tetapi lebih dari itu kehidupan kita adalah khotbah yang hidup. Allah mengutus anakNya Yesus Kristus, Kristus pun mengutus murid-muridNya kedalam dunia (Yoh 20:21), supaya kabar keselamatan (Injil) diproklamirkan. Tugas ini diberikan Allah kepada setiap orang yang percaya dengan karunia masing-masing, agar dapat diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan.
3. Diakonia (Pelayanan)
Berasal dari bahasa Yunani : Kata kerja Diakonein = melayani
Kata benda Diakonia = pelayanan
Kata benda Diakonos = pelayan
1. Diakonein (melayani) dalam Perjanjian Baru
Pandangan Yesus terhadap pelayanan berasal dari titah di dalam PL tentang kasih terhadap sesama manusia.
Diakonein artinya : melayani di meja (selewir)
Dalam PB diakonein mempunyai arti sebenarnya melayani di meja (Lukas 17:8; Yoh 12:2). Disekitar meja sangat terasa perbedaan tingkat antara mereka yang sementara makan yaitu “orang besar” dan mereka yang menanggalkan jubahnya atau orang yang melayani meja. Yesus merubah secara total arti melayani, karena Dia membalikkan hubungan antara melayani dan dilayani (Lukas 22:26-30). Diantara murid-muridNya yang memimpin adalah Yesus yang juga adalah diakonos (pelayan).
Arti kata diakonein sebagai melayani meja diperluas juga dengan pemahaman mengumpulkan bahan makanan, menyiapkan makanan (Kis 6:2).
Diakonein artinya :memperhambakan diri/ mengabdi
Disini artinya diperluas, Yesus menyebut dalam Matius 25:42-44 pelbagai perbuatan seperti memberi makan, minum,memberi penginapan,memberi pakaian, mengunjungi orang sakit dan orang yang berada di penjara, itu diakonein. Diakonein =pelayanan ini adalah maksud dan tujuan orang Kristen terhadap sesama manusia, sekaligus juga menggambarkan bagaimana caranya mengikut Kristus. Dari pandangan yang dasariah ini Yesus menyimpulkan sehubungan dengan sifatNya sendiri menurut Markus 19:43-45 dan matius 20:26-28, bahwa Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberi nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Diakonein sebagai cara hidup jemaat Kristus.
Dengan apa yang kita pahami dari bahasan diatas menjadi jelas maksud dari melayani di dalam jemaat. Setiap karunia atau kharisma menurut I Petrus 4:10 merupakan pemberian yang dipercayakan kepada setiap orang dengan maksud supaya mereka yang mendapat karunia itu memanfaatkannya dan mengunakan karunia yang Tuhan berikan untuk melayani.
Diakonein sebagai mengumpulkan persembahan/ kolekte
Pelayanan khusus yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan Paulus adalah pengumpulan dan penyerahan kolekte bagi orang kudus di Yeruselem.
(2 Kor 8:19). Pelayanan kasih ini adalah teladan sebagaimana orang Kristen saling memperhatikan dan saling membantu berdasarkan kasih Kristus.
Diakonein sebagai nama untuk pelayanan jabatan khusus.
Dalam I Tim 3:10,13 kata kerja Diakonein dipakai untuk nama jabatan seorang
syamas/syamaset/diaken.
2. Cara Berdiakonia antara lain :
a. Diakonia sebagai pertolongan secangkir air atas nama Yesus
Ada berbagai cara orang Kristen atau badan-badan gereja atau lembaga Kristen didalam pelayanan pada sesama. Pelayanan ini merupakaan pengaktaan kasih Kristus. (contoh bagi bahan makanan, pakaian, obat dll). Prinsip motivasinya adalah mendemonstrasikan kasih Kristus dalam perbuatan nyata. Pertolongan ini disebut dengan diakonia kharitatif. Teologia secangkir air itu penting dalam rangka diakonia jemaat tetapi itu hanya salah satu unsur saja dalam berdiakonia. Karena pemahaman diakonia itu punya pengertian yang luas. Ketaatan dan kerendahan hati gereja yang terdiri dari persekutuan orang percaya hendaknya terwujud dalam pola penatalayanan dan bukan pola tuan melainkan pola hamba, pola melayani. Yesus menghendaki pelayanan kepadaNya terwujud dalam pelayanan kepada orang-orang yang paling hina, terhadap merekalah gereja melayani.
b. Diakonia dan Pembangunan
Sisi lain diakonia adalah diakonia social yang berupa upaya untuk membangun masyarakat yang bertanggung jawab. Itu berarti menuntut keterlibatan jemaat dalam pembangunan, jadi diakonia adalah pembangunan. Diakonia berarti sikap kritis kenabian gereja untuk memulihkan dan meluruskan arah pembangunan yang keliru dan mengangkat mereka yang tersisihkan dan terlupakan dalam pembangunan. Jadi diakonia bukanlah jalan untuk mencapai sukses.Diakonia adalah pelayanan yang berjalan,berbicara, dan berbuat bersama-sama dengan mereka yang hina. Diakonia adalah belajar sambil berbuat di tengah-tengah kehinaan. Dengan ulasan diatas, kita pun harus mampu untuk memahami tugas panggilan gereja di dalam kehadirannya di dunia ini yakni Koinonia, Marturia dan Diakonia. Ketiganya saling behubungan satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Tugas yang satu akan menjadi sempurna ketika berada di dalam keterkaitannya dengan tugas yang lain, begitu juga sebaliknya. Kononia sebagai persekutuan yang hidup harus menjalankan peran marturia dan diakonianya. Tugas dan panggilan gereja meliputi Koinonia (persekutuan), Marturia (Kesaksian), dan Dikonia (Pelayanan)
2. Cara Berdiakonia antara lain :
a. Diakonia sebagai pertolongan secangkir air atas nama Yesus
Ada berbagai cara orang Kristen atau badan-badan gereja atau lembaga Kristen didalam pelayanan pada sesama. Pelayanan ini merupakaan pengaktaan kasih Kristus. (contoh bagi bahan makanan, pakaian, obat dll). Prinsip motivasinya adalah mendemonstrasikan kasih Kristus dalam perbuatan nyata. Pertolongan ini disebut dengan diakonia kharitatif. Teologia secangkir air itu penting dalam rangka diakonia jemaat tetapi itu hanya salah satu unsur saja dalam berdiakonia. Karena pemahaman diakonia itu punya pengertian yang luas. Ketaatan dan kerendahan hati gereja yang terdiri dari persekutuan orang percaya hendaknya terwujud dalam pola penatalayanan dan bukan pola tuan melainkan pola hamba, pola melayani. Yesus menghendaki pelayanan kepadaNya terwujud dalam pelayanan kepada orang-orang yang paling hina, terhadap merekalah gereja melayani.
b. Diakonia dan Pembangunan
Sisi lain diakonia adalah diakonia social yang berupa upaya untuk membangun masyarakat yang bertanggung jawab. Itu berarti menuntut keterlibatan jemaat dalam pembangunan, jadi diakonia adalah pembangunan. Diakonia berarti sikap kritis kenabian gereja untuk memulihkan dan meluruskan arah pembangunan yang keliru dan mengangkat mereka yang tersisihkan dan terlupakan dalam pembangunan. Jadi diakonia bukanlah jalan untuk mencapai sukses.Diakonia adalah pelayanan yang berjalan,berbicara, dan berbuat bersama-sama dengan mereka yang hina. Diakonia adalah belajar sambil berbuat di tengah-tengah kehinaan. Dengan ulasan diatas, kita pun harus mampu untuk memahami tugas panggilan gereja di dalam kehadirannya di dunia ini yakni Koinonia, Marturia dan Diakonia. Ketiganya saling behubungan satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Tugas yang satu akan menjadi sempurna ketika berada di dalam keterkaitannya dengan tugas yang lain, begitu juga sebaliknya. Kononia sebagai persekutuan yang hidup harus menjalankan peran marturia dan diakonianya. Tugas dan panggilan gereja meliputi Koinonia (persekutuan), Marturia (Kesaksian), dan Dikonia (Pelayanan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar